Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Ingat Gan, Apa Pun yang Terjadi, Bunuh Diri Bukanlah Solusi


Belum lama ini, seseorang yang saya kenal (yang rumahnya di dekat rumah saya) meninggal dunia. Penyebab kematian, bunuh diri. Mendengar kata bunuh diri ingatan saya kembali ke tiga bulan lalu, saat itu ada juga kenalan saya yang melakukan bunuh diri. Dan tiga bulan sebelum itu, ada adik kelas saya yang melakukan bunuh diri. Dan tiga bulan sebelum itu lagi, seseorang yang masih satu kompleks perumahan dengan saya juga melakukan bunuh diri.

Entah mengapa ini seolah menjadi siklus tiga bulan yang mengerikan. Setiap harinya ada ratusan ribu orang yang meninggal di dunia ini, tetapi yang meninggal dengan cara bunuh diri mendapat perhatian khusus yang membuat semua orang bertanya-tanya, mengapa?



Saya sering menganggap hidup seperti menulis novel. Pertama kita mulai dengan membuka buku, lalu menulis di halaman pertama. Terkadang kita menulis dengan cepat, terkadang lambat. Terkadang kita menulis dengan rapi, terkadang berantakan. Terkadang kita ingin berhenti menulis dan menikmati bagian yang menyenangkan. Terkadang kita berhenti menulis karena tidak tahu ceritanya harus dibawa ke mana.

Hidup itu memang seperti buku. Ada yang tebal, ada yang tipis. Ada yang bagus, ada yang buruk. Ada yang genrenya slice of life, ada yang genrenya superpower. Semua orang memiliki bukunya masing-masing dan ke mana cerita itu pergi, kitalah yang memutuskan. Apakah ingin lanjut ke bab berikutnya atau berhenti sejenak, kitalah yang memutuskan. Namun, pada akhirnya, kita akan terus menulis dan menulis. Tak akan berhenti sampai tiba di halaman terakhir.

Namun, dalam kasus-kasus tertentu, beberapa orang langsung membalik buku ke halaman terakhir, menuliskan kata 'TAMAT' tanpa menyelesaikan konflik yang sudah kita tulis sendiri. Bagi siapa pun yang tengah membaca novel, konflik yang tidak selesai sama saja dengan ending yang buruk, tidak layak dibaca.



Dalam beberapa budaya, bunuh diri dianggap sebagai hal yang mulia, contohnya dalam kebudayaan samurai. Para samurai menganggap harakiri sebagai sikap jantan yang dilakukan oleh mereka yang hendak menebus kesalahan. Namun, bunuh diri sebenarnya tidak menyelesaikan apa pun. Sama seperti mengakhiri novel, bunuh diri tidak membuat masalah selesai, hanya membuatnya mengambang di udara.

Hidup ini memang lucu. Kita punya kekuatan untuk membentuk kehidupan apa pun yang kita inginkan, tetapi kita juga diberi kekuatan untuk mengakhirinya jika kita tidak suka. Apa yang tersisa hanyalah tekad, apakah kita ingin menulis ending yang baik, atau membiarkan novel tersebut dicap sebagai novel gagal.

Bunuh diri adalah pilihan, pilihan yang tidak menghasilkan apa pun selain cap kegagalan. Karenanya, tolong hargai hidup Anda lebih baik lagi. Ada jutaan kemungkinan dan pilihan dalam hidup, saya hanya berharap Anda bisa mendapatkan yang terbaik di antaranya.

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.
Diubah oleh ih.sul 08-03-2022 08:41
pakisal212
provocator3301
thecrawler
thecrawler dan 12 lainnya memberi reputasi
13
3.1K
60
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan