Kabar duka sedang menyelimuti Jepang pasalnya F-15J milik Angkatan Udara Beladiri Jepang (JASDF) dilaporkan telah jatuh ke laut, mengutip artikel media lokal Jepang Kyodo News pesawat tersebut dilaporkan hilang pada tanggal 31 Januari 2022 pukul 17.30 waktu setempat. Pesawat hilang kontak setelah lepas landas dari Pangkalan Udara Komatsu di Prefektur Ishikawa. Bagian dari pesawat tempur dua kursi ini yang berupa peralatan penyelamat ditemukan di permukaan laut sekitar 5 kilometer barat laut pangkalan.

Sampai saat berita ini diturunkan pilot pesawat masih belum ditemukan, insiden ini merupakan yang kedua kalinya bagi JASDF. Sebelumnya pada April 2019 sebuah jet siluman F-35A Jepang juga jatuh di laut, insiden ini merenggut nyawa sang pilot. Kini JASDF telah mengerahkan empat pesawat, termasuk sebuah helikopter penyelamat untuk mencari pilot tersebut. Sementara
Itu bantuan juga datang dari Angkatan Laut Bela Diri Jepang (JMSDF) dan unit lokal Penjaga Pantai Jepang bergabung dalam misi penyelamatan.

Sementara pihak Kantor Penjaga Pantai Kanazawa mengatakan telah menerima telepon sekitar waktu yang sama, yang melaporkan cahaya merah di lepas pantai Kaga di dekat pangkalan JASDF. Menurut JASDF pesawat yang hilang adalah pesawat yang bertugas sebagai pesawat tempur di skadron aggressor, yang punya peran menjadi pesawat tempur musuh dalam pelatihan penerbangan taktis.





F-15J digunakan Jepang untuk misi pencegatan (interceptor), di mana pada tahun lalu F-15J telah melakukan pencegatan kepada sekitar 700 pesawat asing yang menyerobot wilayah teritori Jepang. Aksi pencegatan itu dilakukan setelah pesawat tempur dan drone China terus melakukan penerbangan menuju zona pertahanan udara Jepang.

Jepang sendiri menjadi operator F-15 terbesar di luar AS, guna membuat pesawatnya tetap melakukan misi di era modern, Boeing mendapat kontrak senilai US$ 4.5 miliar (Rp 63 triliun) untuk program upgrade 98 F-15J yang disebut sebagai F-15 Eagle 'Super Interceptor.' Kontrak tersebut mencakup desain dan pengembangan rangkaian sistem pesawat terintegrasi untuk membantu modifikasi pesawat F-15J Pasukan Udara Bela Diri Jepang. Termasuk pembuatan, pengujian, dan pengiriman empat Weapon System Trainer.

Jepang memulai upgrade F-15J pada awal tahun 2000-an dengan memasang rudal AAM-3 dan AAM-5, yang merupakan rudal berpemandu infrared. Selain itu F-15J juga menerima upgrade berupa kemampuan melepaskan rudal dipandu radar AAM-4B. Suite peperangan elektronik, radar AN/APG 63 versi 1 dan IRST juga ditambahkan untuk membuat F-15J tetap sesuai kebutuhan misi era modern.





Jepang sendiri mulai menerima F-15J pertama mereka pada tahun 1981, pesawat ini lalu dibuat secara lokal di bawah lisensi oleh Mitsubishi Heavy Industries. Total Jepang memiliki 223 pesawat tempur F-15J, dan 8 unit pesawat telah hilang dalam kecelakaan. Jumlah itu tidak termasuk pesawat yang hilang pada 31 Januari lalu.

F-15J versi Jepang ini hampir keseluruhan memiliki kemiripan dengan F-15 Eagle milik US Air Force, semuanya mirip kecuali suite peperangan elektronik dan radar, yang memang tidak diberikan oleh Amerika. Awalnya F-15J dilengkapi rudal udara ke udara AIM-9 Sidewinder dan rudal berpemnadu radar semi aktif AIM-7 Sparrow, kemudian rudal itu digantikan oleh AIM-120. Sebuah gatling gun M16 20 mm juga terpasang pada F-15 Jepang.

Entah sebuah kebetulan atau tidak, dalam 3 bulan terakhir pesawat tempur buatan AS banyak yang nyemplung ke laut. Dimulai dari F-35B Inggris yang jatuh ke laut Mediterania pada November 2021, F-35C US Navy yang jatuh ke Laut China Selatan pada Januari tahun ini, dan yang terakhir F-15J milik Jepang. Terlepas dari rentetan insiden yang menimpa produk buatan AS, tentunya kita berharap bahwa, pilot F-15J Jepang segera ditemukan.