Mohammad Jusuf Hamka, ada yang tidak tahu nama itu? Hampir rata-rata para pebisnis besar di Indonesia tahu dengan beliau, lebih dikenal dengan julukan bos jalan tol.

Jusuf Hamka salah seorang inspirator yang bisa kita jadikan panutan, ketika beliau sukses dengan bisnisnya. Walau jalan yang ia lalui tidaklah mulus dan lancar jaya, namun dengan ketekunan dan semangat tinggi dapat meraih mimpi yang ia inginkan.

Ada prinsip hidup yang ia tekankan untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pertama cita-cita atau keinginan yang dikerjakan dengan keras, tentunya dengan meminta restu kepada orang tua. Jusuf, tidak memperdulikan dirinya lulusan sekolah darimana dan tamatan apa, tapi penyayang kepada orang tua kunci sukses dalam kehidupan, lalu berbuat kebaikan sesering mungkin kepada semua orang.



Secara garis besar sebenarnya hal ini aneh, apa hubungannya orang tua dan kebaikan yang dilakukan dengan bisnis? Kedua perbuatan itu tidak bersinggungan secara langsung dengan bisnis.

Dalam kehidupan terkadang manusia harus mencari kebenaran dan juga pengetahuan untuk memahami dunia tempat manusia hidup, atau memahami diri sendiri. Biasanya mencari kebijaksanaan, untuk diri sendiri agar lebih baik.

Ini sebenarnya sebuah filsafat, dimana bisnis bukan membicarakan tentang untung, rugi, bahkan memerlukan ilmu akuntansi, administrasi, atau manajemen saja. Tapi filsafat dalam bisnis lebih jauh dari itu, dimana bisnis bisa menjadikan sarana orang untuk memperoleh hidup yang berkualitas.

Berkualitas disini berkaitan dengan karakter, dan juga kebahagiaan manusia. Jadi tidak hanya berkutat pada materi, namun juga hati.



Contoh kecil, Compassion dan happiness itu sebuah langkah awal ketika menerapkan filsafat. Bagaimana kita bisa merasakan haru, menderita, dan semangat pun bangkit untuk menolong. Sesudah dapat menolong kita merasa bahagia, lalu yang terakhir adalah profit akan mengiringi hal yang kita sudah lakukan.

Contoh kecil, disuatu daerah terpencil masyarakat susah untuk membeli bahan makanan karena akses jalan rusak, terisolir dan sebagainya, dan itu membuat kita haru. Lalu kita memperbaiki jalan tersebut, dan membuka usaha toko makanan dengan harga terjangkau untuk menolong masyarakat disana. Akan ada 2 keuntungan yang sudah kita lakukan berupa uang dan juga pahala.

Toko yang pertama ada di daerah tersebut, akan memberikan dampak bisnis kita kedepannya nanti. Sebagai pionner, sebagai pengusaha yang baik hati tentu memberikan efek timbal balik tersendiri. Mungkin dari hanya toko kelontong, bisa merambah bisnis sekolah, bisnis industri dan lainnya.



Namun ada yang perlu di ingat bisnis itu perlu modal, entah itu modal materi atau modal nekat dengan kerja keras hingga blusukan mencari investor. Bukan nekat tanpa modal, itu salah kaprah yang sering kita dengar.

Realistis dan logika ketika berdagang harus ada modal, entah punya siapa barang yang dijual baik itu dimodalin atau modal sendiri sebenarnya tak jadi soal.

Tentu kebaikan kita tak akan pernah ada tanpa campur tangan orang tua yang merawat dan mendidik kita semasa kecil. Maka itulah tujuan akhir hidup kita, baik, dermawan, kaya dan disenangi banyak orang karena kebaikannya, bukan keburukannya.



Itu semua yang kita cari dalam kehidupan bukan?

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2022
referensi : klik, klik, klik
Pic : google