metalbeeAvatar border
TS
metalbee
Mau Berseragam Atau Alamamter, Kalo Udah Norak Ngga Ada Bedanya

Dokumentasi Seruni.id



Quote:



Sebulan terakhir saya tergelitik dengan sekelompok orang atas perangainya menempatkan posisinya sejajar dengan Ilahi hanya karena apresiasi diri berlebihan yang bukan hanya melukai orang lain--baik secara verbal, nonverbal, atau aksi fisik--tapi juga dirinya sendiri dan instansi sebagai tempat ia berpijak.

Beberapa orang yang saya temui mulai bercerita perihal pengalaman heroik mereka disertai narasi-narasi berlebihan mengenai statusnya. Sialnya hal ini terjadi berulang kali. Tapi yang unik adalah, tidak semua peristiwa yang menimpa saya dilakukan oleh orang yang mempunyai profesi yang sama. Tak jarang ada mahasiswa melakukan narasi hyperbola juga, dengan tujuan yang menurut saya tidak jauh beda dibandingkan oknum berseragam akhir-akhir ini.


Sebelum itu pastinya kita mengamini bahwa apresiasi merupakan sikap penilaian pada suatu wujud, baik itu subjek maupun objek. Maknanya juga meluas pada keberhasilan seseorang atas apa yang dia capai. Hal ini bagus untuk membentuk perilaku mencintai diri sendiri yang juga berguna untuk membangun rasa optimis pada setiap individu tersebut. Masalahnya adalah, apresiasi ini cenderung berlebihan hingga berujung fanatik akan kedudukannya dan tidak jarang narsistik. Lambat laun terbentuk stereotip yang membangun superioritas atas suatu profesi hingga merendahkan kelompok sosial di bawahnya. Hadeuh.


Quote:



Selama ini kenyang perut kita disuapi konten menggelikan dari oknum berseragam dengan segala atraksi mereka di sosial media. Jargon andalan se-galaksi Bima Sakti dari sang Menantu Idaman. Rupanya, penampilan seru juga turut dibawakan oleh anak-anak Universitas. Bagi mereka yang masuk perguruan tinggi favorit, tak jarang berlagak seolah-olah nasib mereka sudah dijamin oleh Tuhan dan Malaikat-malaikat di Surga. Beberapa kali saya mendapati teman dengan lancarnya mengultuskan jurusan dia dibanding jurusan lain. Atau yang paling parah memandang rendah mereka yang tidak berkesempatan untuk menjajaki dunia perkuliahan.


Saya yakin pembaca tulisan ini juga pernah merasakan apa yang saya rasakan. Kala untuk pertama kalinya menginjakan kaki di lingkungan kampus, lalu, bertemu ratusan orang dengan latar belakang yang berbeda-beda pula, kita pasti terkagum sekaligus merasa bodoh karena perkuliahan ini tak suci yang dibayangkan saat masih SMP dulu. Ternyata, banyak juga fanatisme buta di kalangan anak-anak Universitas. Sesampainya kita berada di titik paling absur, yaitu, bertemu golongan orang-orang norak ini.


Quote:


Ya, hanya saja kelakuan mereka tertutup rapi oleh tingkah ceroboh anak berseragam dan teman-teman mereka yang berada di jalan yang "lurus".

Lambat laun saya menyadari sikap seperti ini memang bukan untuk satu kelompok saja. Siapa pun bisa mengalaminya. Namun tidak banyak yang konsisten dengan waktu yang lama tentunya. Walau begitu kita patut bersyukur karenanya hiburan tercerai berai di sosial media.

Tegas saya dalam hati menginginkan perilaku ini haruslah berhenti ketika kita mengetahui posisi kita dan timbal balik serta kontribusi orang lain bagi profesi kita. Tak terkecuali mahasiswa yang saya temui mendapuk jurusan mereka lebih "agung" dari jurusan lain. Ini lucu. Labeling atau pelabelan ini akan berdampak sangat buruk bagi mereka sendiri. Berpotensi menciptakan berbagai masalah baru kedepan. Entah sampai kapan praktek menjijikan ini akan terus dilakukan oleh manusia-manusia ini. 


Tapi pada akhirnya kita mengakui rupa-rupanya anak Universitas juga memiliki koleksi manusia dengan gaya serupa.


Swararuri
tamadate6
scorpiolama
scorpiolama dan 14 lainnya memberi reputasi
15
4K
50
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan