Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

perjaka.abadiAvatar border
TS
perjaka.abadi
Antisipasi COVID Melonjak, Pemerintah Berencana Larang Pesta Tahun Baru
Antisipasi COVID Melonjak, Pemerintah Berencana Larang Pesta Tahun Baru


Pemerintah mewaspadai lonjakan kasus COVID-19 setelah Natal dan tahun baru. Pemerintah berencana melarang perayaan tahun baru yang bisa memicu kerumunan masyarakat dalam jumlah besar.

Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut B Pandjaitan mengatakan kesadaran masyarakat untuk patuh protokol kesehatan (prokes) semakin menurun. Dia menyayangkan karena hal itu berpotensi memicu kenaikan kasus konfirmasi COVID-19 di masa Natal dan tahun baru nanti.

"Oleh sebab itu, dalam menyambut Nataru yang akan datang sebentar lagi, pemerintah akan berkoordinasi untuk mengetatkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi dan protokol kesehatan utamanya di tempat kerumunan," kata Luhut dalam keterangannya, Seni (15/11/2021).

Selain itu pemerintah juga mempersiapkan berbagai skenario untuk mengantisipasi potensi kenaikan kasus usai Natal dan tahun baru. Menurutnya, kesiapan segala aspek baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi untuk diperhitungkan dari sekarang.

Kesuksesan dalam menahan kenaikan kasus COVID-19 pada periode Natal dan tahun baru 2021, lanjutnya, akan menentukan keberlanjutan pemulihan ekonomi Indonesia ke depan.

"Di kesempatan ini, di tengah angka peningkatan kasus di Eropa dan beberapa negara lain yang terus tinggi, saya kembali mengajak kita semuanya untuk tidak egois dan saling berbesar hati agar kita sama-sama bisa menaati kembali protokol kesehatan yang terus diimbau agar kita tidak kembali mengulang pengalaman buruk pada masa yang lalu akibat kelalaian kita," katanya.

"Apa yang telah kita perjuangkan bersama selama ini layak untuk terus dijaga dan tidak dilupakan hanya karena kejenuhan dan keegoisan kita semua," imbuh Luhut.

Peningkatan Kasus di Jawa Bali
Namun, Luhut meminta semua pihak waspada karena terdapat indikasi peningkatan Rt (angka reproduksi efektif) yang menunjukkan sinyal peningkatan kasus di Jawa Bali dalam sepekan terakhir ini. Hal ini juga dapat terlihat dari beberapa Kabupaten Kota di Jawa Bali yang mulai mengalami peningkatan kasus dan perawatan mingguan.

Khusus wilayah Jawa Bali terdapat 29% kabupaten/kota yang mengalami peningkatan kasus dibandingkan minggu lalu. Selain itu ada 34% kabupaten/kota yang mengalami peningkatan orang yang dirawat dibandingkan minggu lalu.

"Kehati-hatian harus dilakukan terutama untuk menghadapi Nataru (Natal dan Tahun Baru). Saat ini indikator Google Mobility yang memantau pergerakan masyarakat di Jawa Bali menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan di atas periode Nataru tahun lalu dan mendekati posisi Periode Idul Fitri pada Mei-Juni 2021," ujarnya.

Luhut juga meminta agar seluruh masyarakat tetap hati-hati mengingat masih ada 47% kabupaten/kota di Jawa Bali yang suntikan dosis pertama vaksinasi untuk lansianya masih di bawah 50%. Selain itu, 75% kabupaten/kota di Jawa Bali yang suntikan vaksinasi dosis keduanya masih di bawah 50%.


SUMBER



SKALIAN LARANG PERAYAAN NATAL JUGA

TUTUP KEDATANGAN TURIS INTERNASIONAL, PERJALANAN DARAT, LAUT DAN UDARA WAJIB PCR 1*24 JAM & WAJIB MEMILIKI SURAT IJIN KELUAR MASUK (SIKM)


MAU TEGAS, JANGAN SETENGAH-SETENGAH



emoticon-Wagelaseh emoticon-Wagelaseh emoticon-Wagelaseh
footballplayer
imaginaerum
pakisal212
pakisal212 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
1.4K
31
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan