ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Jadi, Apakah Uang Bisa Membeli Kebahagiaan?


Sepertinya beberapa hari yang lalu ada kaskuser yang berdebat mengenai kebahagiaan yang mana pertanyaan utamanya adalah apakah uang bisa membeli kebahagiaan atau tidak? Hmm, sebenarnya topik mengenai kebahagiaan itu amatlah abstrak karna kebahagiaan sendiri adalah sebuah istilah, bukan benda yang bisa dilihat maupun disentuh.

Tapi okelah, daripada kita bengong di akhir pekan lebih baik bahas saja topik yang hangat dan memabukkan ini.

Jadi pertanyaan utamanya adalah, apakah uang bisa membeli kebahagiaan? Jawabannya sih sederhana aja, memangnya siapa yang menjual kebahagiaan? Berapa harganya? Sejauh saya mencari sih yang namanya 'kebahagiaan' itu tidak tersedia di tokopedia, shoope, alibaba dan bahkan amazon jadi bisa kita simpulkan bahwa yang namanya kebahagiaan tak bisa dibeli karna memang tak ada yang menjualnya. (kalo ada yang nemu silahkan komen)



Iya, saya tahu bahwa jawaban itu memang terdengar dangkal banget jadi marilah kita bahas lebih dalam. Pertama kita harus tahu dan mengerti apa itu kebahagiaan yang mana jelas akan sangat sulit.

Menurut KBBI yang disebut sebagai kebahagiaan adalah keadaan atau perasaan senang dan tentram (bebas dari segala yang menyusahkan). Kebahagiaan juga bisa berarti kesenangan dan ketentraman hidup (lahir batin), keberuntungan, kemujuran yang bersifat lahir batin.

Kebahagiaan biasanya datang disaat-saat tertentu, contohnya disaat Anda menikah, disaat Anda mendapat nilai 100 dalam ujian, disaat Anda melakukan seks dan lain sebagainya. Singkatnya, kebahagiaan adalah hasil dari tindakan-tindakan yang kita lakukan atau hasil dari sesuatu yang kita raih/dapatkan.

Lalu, apa hubungan antara uang dengan kebahagiaan?



Ini adalah pemikiran yang sedikit membingungkan. Warren Buffet (seorang investor terkenal) menyebutkan bahwa uang bukanlah tolak ukur dalam kebahagiaan sementara Immanuel Kant (seorang filsuf abad 18) menyebutkan bahwa uang merupakan sarana sementara kebahagiaan adalah tujuan. Menurut pendapat saya pribadi, teori Kant mengenai sarana dan tujuan adalah yang paling masuk akal (yang mana teori ini dikenal sebagai Formula Kemanusiaan). Ijinkan saya menjelaskannya dengan sederhana.

Seperti yang saya tuliskan diatas, kebahagiaan merupakan hasil dari tindakan yang kita lakukan atau sesuatu yang kita raih. Dengan logika ini maka wajar saja jika orang yang punya banyak uang memiliki lebih banyak kesempatan untuk melakukan sesuatu dan mendapatkan kebahagiaan.

Contohnya, kebahagiaan Anda adalah menaiki ferrari dan melaju sekencang-kencangnya. Nah, jika Anda tak punya uang bagaimana caranya Anda bisa naik ferrari? Kekayaan memungkinkan kita untuk mencoba banyak hal dan mendapatkan kebahagiaan baru dari pengalaman yang kita peroleh. Ini adalah sesuatu yang tak bisa didapatkan oleh orang yang untuk makan saja harus ngutang sama tetangga.



Dan dari situlah, uang bisa menjadi sumber (atau lebih tepatnya sarana) kebahagiaan.
Namun menganggap uang sebagai jaminan pasti untuk memperoleh kebahagiaan adalah hal yang keliru. Ada banyak kasus dimana orang kaya atau terkenal jatuh dalam penderitaan dan memilih lari menuju belaian narkotika. Mengapa itu bisa terjadi? itu karna kebahagiaan tidak hanya berada di satu titik. Orang kaya mungkin bisa bahagia secara ekonomi namun belum tentu bahagia secara… katakanlah romansa. Cerita dimana cewek-cewek mendekat hanya karna mengincar uang bukan lagi hal yang baru di telinga kita.

Namun ini juga bisa disebabkan oleh taraf kebahagiaan yang begitu tinggi.

Pernah dengar tentang Dave Mustaine? Dia adalah seorang gitaris band Megadeth yang mana albumnya terjual lebih dari 25 juta kopi dan menggelar tur di seluruh dunia. Dari sudut pandang orang miskin maka tak ada yang kurang dari hidup Dave namun Dave mengakui bahwa hidupnya penuh penderitaan. Usut punya usut, alasan mengapa Dave bekerja begitu keras untuk menjadi kaya dan terkenal adalah untuk membalas dendam pada band yang pernah membuangnya dulu.



Namun sayangnya, band yang membuangnya dulu adalah Metallica, band yang sudah menjual lebih dari 180 juta kopi dan merupakan salah satu band rock legendaris. Tolak ukur Dave mengenai kebahagiaan adalah menjadi lebih sukses dari Metallica dan tak peduli meski hidupnya bergelimang harta, dia tetap tak bisa mengalahkan Metallica dan itu membuatnya menderita, dia menganggap dirinya adalah sebuah kegagalan.

Jika Anda membandingkan Dave dengan orang yang tak punya uang untuk naik ferrari maka keduanya sama saja, sama-sama tidak bahagia dalam sudut pandang mereka. Namun jika Anda adalah orang luar yang merasa bahagia dengan hanya mendengar tangisan anak Anda di pagi hari maka Anda akan sangat heran mengapa Dave tidak bahagia.

Seperti itulah kebahagiaan, setiap orang punya taraf kebahagiaannya masing-masing dan uang tak ada hubungannya dengan taraf tersebut. Uang adalah sarana sedangkan kebahagiaan adalah hasil. Terkadang keduanya berhubungan erat namun tak jarang juga keduanya sama sekali tak berhubungan.



Dan ini membawa kita kembali ke pertanyaan paling dasar. Apakah uang bisa membeli kebahagiaan? Jawabannya bisa. Jika Anda merasa bahagia dengan mengendarai ferrari maka uang sudah mengantarkan Anda pada kebahagiaan.

Namun apakah uang bisa membeli seluruh jeniskebahagiaan? Jawabannya jelas tidak. Meskipun Dave tiba-tiba menjadi orang terkaya di seluruh dunia dia tetap tak akan bahagia karna sebagai seorang musisi, Metallica tetap lebih populer darinya. Penderitaannya itu menutupi kebahagiaan-kebahagiaan lain yang seharusnya bisa dia dapatkan. (Di tahun tahun belakangan ini, Dave akhirnya berhasil merasa bahagia dengan keluarga barunya)

Meski Anda tak punya uang Anda tetap bisa merasa bahagia. Disaat Anda amat sangat kelaparan, terlunta di pinggiran jalan dan tak tahu harus meminta tolong kepada siapa, tiba-tiba ada orang yang menghampiri Anda dan memberi Anda sebungkus nasi padang. Anda memakannya dengan lahap, tersenyum dan mungkin merasa bahagia. (saya memang tak pernah berada di kondisi se ekstrim itu namun jika ada yang memberi saya nasi padang saat lapar maka saya akan merasa bahagia)



Kebahagiaan lahir dari tindakan dan ada banyak tindakan yang tidak memerlukan uang. Tersenyum memberi sapa pada orang lewat dan dibalas dengan senyuman bisa saja memberikan kebahagiaan. Yang menjadi masalah adalah standar kebahagiaan kita dan tak jarang standar inilah yang malah menjadi sumber penderitaan.

Dan dengan ini kita pun sampai pada kesimpulan. Di dunia ini tak ada apapun yang bisa dipukul rata. Kita tak bisa beranggapan bahwa semua orang China itu pelit, kita tak bisa beranggapan bahwa semua anggota Nazi itu kejam, kita juga tak bisa beranggapan bahwa semua anggota DPR itu tikus. Jika kita menganggap bahwa uang benar-benar tak bisa membeli kebahagiaan maka pemikiran kitalah yang keliru. Jika kita menganggap bahwa orang miskin lebih bahagia daripada orang kaya maka artinya kita hanya melihat sekilas fakta saja.

Uang tidak bisa membeli kebahagiaan, itu benar karna ada orang yang merasa serupa namun itu juga salah karna ada orang yang berhasil bahagia berkat uang. Singkatnya, orang yang menciptakan kalimat tersebutlah yang patut disalahkan. Siapa sih orangnya? Keluar sini dan tanggung jawab!

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.
Okutet
milda50
provocator3301
provocator3301 dan 9 lainnya memberi reputasi
10
4.5K
82
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan