Kaskus

Hobby

penacintaAvatar border
TS
penacinta
Aku Hanya Minta Semangkuk Mie Ayam, Mas!
Kisah ini terinspirasi dari kisah nyata, semoga pembaca bisa mengambil hikmah dari cerita ini. Semoga wanita-wanita lain yang punya nasib serupa dengn tokoh Arin, selalu diberikan kekuatan dan kesabaran. Jalan hidup setiap manusia berbeda-beda, dan ujian hidup kita juga berbeda. Kuatlah, karena setiap keputusan yang kalian ambil pasti dengan penuh pertimbangan.




Aku Hanya Minta Semangkuk Mie Ayam, Mas!

#Part 1

“Jangan mentang-mentang hamil muda kamu mau seenaknya saja minta apa-apa sama suamimu, Arin! Suami kamu itu kerjanya berat, panas-panasan, kamu seenaknya mau ngabisin duitnya!” ucap Ibu mertuaku panjang lebar. Aku mengusap perutku, aku hanya mengutarakan keinginanku untuk makan mie ayam di depan gang. Itu saja.

Sebelum seatap dengan mertua, kami pernah mengecap bahagia meski tinggal di kontrakan sederhana selepas kami menikah. Mas Wisnu – suamiku, selalu memberikan gajinya padaku untuk aku kelola. Semuanya tak ada masalah, sampai tiba-tiba saja rumah kontrakan di sebelah kami terbakar. Api merembet dengan cepat menghanguskan banyak bangunan di sekitarnya.

Aku dan Mas Wisnu beruntung tidak jadi korban keganasan api. Barang penting seperti sepeda motor, pakaian, dan dokumen penting masih sempat kami selamatkan. Tetapi perkakas lain harus kami relakan dilalap api. Kami terpaksa pindah ke pondok mertua indah. Maksudnya hanya menumpang sementara sampai kami bisa menemukan kontrakan yang baru dan harganya juga masih terjangkau.

Namun semua rencana mendadak berubah saat aku tahu kini ada janin di dalam rahimku. Mas Wisnu tentu saja bahagia, dan mengurungkan niat untuk pisah rumah dengan Ibu mertua. Namun keputusannya justru menjadi awal derita bagiku.

Hari itu, aku tahu Mas Wisnu baru saja gajian. Pekerjaannya sebagai mandor proyek tentu mendapatkan gaji yang lumayan. Aku mengutarakan keinginanku untuk dibelikan mie ayam, tetapi jawaban Mas Wisnu membuatku terhenyak.

“Kamu minta sama Ibu, ya! Uang gaji Mas sudah Mas titipkan pada Ibu, biar kamu gak pusing lagi ngelola uang. Kamu mau apa tinggal bilang sama Ibu, pasti dikasih.”

“Semua gaji kamu, Mas?” tanyaku tak percaya.

“Iya … pokoknya nanti kamu kalau mau beli apa-apa bilang saja sama Ibu. Mungkin kita bakalan tinggal di sini sampai kamu melahirkan. Mas sering pulang malam kalau lembur, kasihan kalau kamu di kontrakan sendirian gak ada yang nemenin. Di sini juga kan kamu gak terlalu capek ngurus kerjaan rumah, ada Ibu.”

“Mas … tapi kan aku juga punya kebutuhan pribadi, kalau semua uang dipegang Ibu, aku gak enak mintanya, Mas.”

“Mas capek, Mas mandi dulu, ya!” ucapnya tanpa memedulikan perasaanku.

Awalnya kupikir keputusan ini akan baik, tapi ternyata inilah aslinya ibu mertuaku. Setelah uang diberikan, sangat sulit bagiku untuk meminta darinya. Seringkali di masa ngidam ini aku terpaksa menahan keinginan makan sesuatu. Kata-kata mertuaku membuatku merasa takut meminta pada Mas Wisnu.

“Ngidam sih ngidam, tapi jangan kebiasaan! Jangan pernah minta apa-apa sama Wisnu, apalagi malam hari! Kamu mau suamimu celaka? Kecelakaan di jalan cuma gara-gara nurutin ngidammu itu? Kamu mau anakmu lahir tapi bapaknya mati gara-gara nurutin kemauannya ibunya? Ngidam itu gak ada! Kamunya aja yang manja!”
sbinhauto
rinandya
a.rizzky
a.rizzky dan 9 lainnya memberi reputasi
10
4.4K
27
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan