si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Anoa 6x6 Ikuti Tender Pengadaan Kendaraan Tempur di Malaysia, Akankah Bisa Menang ?
Akhir-akhir ini media Indonesia banyak memberitakan tentang keikutsertaan kendaraan pengangkut personel Anoa 6x6 buatan PT Pindad dalam tender alutsista yang sedang diadakan di Malaysia. Mengutip informasi dari indomiliter.com, dikabarkan bahwa lewat program yang diberi nama "NGWAV (Next Generation Wheeled Armoured Vehicle)",Malaysia akan mencari sekitar 400 unit kendaraan tempur baru untuk menggantikan Sibmas 6×6 buatan Belgia dan Condor 4×4 buatan Jerman. 

Mengutip laporan Angkasa Review, di lingkup TDM (Tentera Darat Malaysia) Condor 4×4 digunakan sebagai kendaraan angkut personel (APC). Sementara Sibmas 6×6 digunakan sebagai kendaraan pemberi dukungan tembakan (Fire Support Vehicle) dengan dibekali kanon Cockerill 90 mm. TDM memesan sebanyak 460 Condor 4×4 pada akhir 1981, sedangkan Sibmas 6×6 dipesan sebanyak 162 unit dan 24 unit versi SIBMAS ARV.


Quote:



Selain PT Pindad, peserta lain yang ikut dalam tender ini bukan perusahaan kaleng-kaleng. Ada nama General Dynamic Land Systems (GDLS) dari Kanada, Hyundai Rotem dari Korea Selatan, serta FNSS dari Turki ikut berpartisipasi. Bisa dibilang lawan kali ini cukup berat dibanding lawan yang dihadapi PT Pindad dalam tender alutsista di Filipina pada akhir tahun 2020.

FNSS diperkirakan menawarkan kendaraan PARS II 6×6, lalu PT Pindad dengan Anoa 6×6. Sedangkan GDLS Kanada dengan AVGP 6×6 varian upgrade, sementara itu Hyundai Rotem menawarkan K806 6×6. Salah satu persyaratan dari Pemerintah Malaysia dalam tender kali ini adalah adanya kerja sama ToT (Transfer of Technology), di mana mereka menginginkan produksi kendaraan secara lokal di dalam megeri sebagai sayarat untuk memenangkan tender NGWAV.Lalu bagaimana peluang Pindad dalam tender kali ini ?


Masih Mengandalkan Komponen Impor, Peluang Anoa 6x6 Sangat Kecil Untuk Terpilih


Jujur saja gan peluang Anoa 6x6 untuk menang sangat tipis, salah satu penyebabnya karena Anoa masih memakai komponen impor yang dipasok dari luar negeri. Hal itu tentu akan menghambat proses produksi lokal di Malaysia, seandainya Negeri Jiran memilih Anoa. Karena dalam proses ToT, sudah seharusnya komponen penting pada alutsista harus sudah dibuat secara mandiri, semisal mesin.

Mengutip informasi dari indomiliter.com, beberapa bagian Anoa yang masih harus di impor salah satunya adalah mesin. Anoa masih menggunakan tipe mesin yang sama dengan kendaran tempur VAB milik Prancis, yakni mesin diesel Renault MIDR 062045 inline 6 cylinder turbo-charged. Tentu mesin ini harus didatangkan dari Prancis. Begitu pula dengan suspensi yang menggunakan Independent suspension dan torsion bar yang masih diimpor.

FNSS dari Turki menjadi kandidat terkuat pemenang dalam tender kali ini, pasalnya pabrikan asal Turki ini sudah bekerja sama dengan Deftech untuk membuat ranpur AV8 Gempita 8×8. Yang oleh FNSS disebut sebagai PARS (Leopard Anatolia). AV8 Gempita sendiri dipesan dalam jumlah yang banyak, yakni mencapai 257 unit yang hadir dalam 12 varian. Nilai kontraknya mencapai US$ 559 juta, sementara itu 12 unit dikirim pada 6 Desember 2014. Produksi lanjutan kendaraan tersebut kemudian dilakukan oleh DRB-HICOM Defence Technologies Continues Sdn Bhd (Deftech) sebagai realisasi ToT (Transfer of Technology). Meski FNSS punya peluang besar, namun terkait masalah ToT, General Dynamics Land System (GDLS) dan Hyundai juga masih punya peluang untuk bisa menang.



Quote:



Komentar TS :

Berkaca pada kekalahan PT Pindad dalam tender alutsista di Filipina pada tahun 2020, sudah seharusnya PT Pindad mulai melisensi mesin Renault jika mereka memang mengincar pasar ekspor. Pasalnya pihak Filipina pun juga mensyaratkan proses ToT yang sama dengan Malaysia. Di mana mereka meminta untuk produksi lokal APC 6x6, di Filipina Anoa 6x6 dikalahkan oleh APC buatan Brazil yang bernama Guarani. Ranpur buatan Brazil ini memakai mesin Iveco yang sudah diproduksi secara lokal di bawah lisensi mulai tahun 2009, bicara soal pasokan suku cadang juga Brazil jauh lebih siap dibanding PT Pindad.

Melihat kualitas para pesaingnya di Malaysia kali ini, Anoa 6x6 bisa jadi akan jadi pelengkap saja (tim hore). Bukannya TS mau menjelek-jelekkan produk dalam negeri, tapi tulisan ini adalah sebuah kritik terhadap inudstri dalam negeri yang hanya jalan di tempat. Kualitas Anoa sebenarnya bagus, tapi untuk diekspor ke negara lain, Anoa 6x6 masih belum layak.

Bagaimana negara lain mau membeli produk kendaraan tempur buatan Indonesia, jika komponen penting seperti mesin saja masih "harus impor ?" Dan apakah pemerintah tidak berencana menyuntikkan dana segar guna memfasilitasi salah satu BUMN-nya untuk memproduksi mesin dan komponen lainnya secara mandiri di dalam negeri ?



--------



Demikian sedikit informasi yang bisa TS sampaikan pada kesempatan kali ini, tetap jaga kesehatan dan tetap semangat, sampai jumpa emoticon-Angkat Beer




Referensi Tulisan: 1.2.3.4
Ilustrasi Foto: pindad.com, FNSS, Google Image, Army Recognition
Diubah oleh si.matamalaikat 09-09-2021 14:19
dafiqi17
rinandya
winehsuka
winehsuka dan 31 lainnya memberi reputasi
32
8.2K
71
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan