Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

muhammadgieAvatar border
TS
muhammadgie
Sebut AS Tinggalkan Emas dan Lithium Rp14.469 Triliun Afghanistan, CNN Diejek
CNN, media yang berbasis di Amerika Serikat (AS), menuai ejekan dari para aktivis anti-perang. Musababnya, media itu menerbitkan sebuah artikel yang menyoroti hengkangnya Amerika Serikat (AS) telah meninggalkan tambang besi tembaga, emas dan lithium senilai USD1 triliun (Rp14.469 triliun) di Afghanistan .

Para pejabat militer dan ahli geologi AS pada 2010 silam mengatakan ketika AS keluar dari Afghanistan setelah misi perang 20 tahun, ia akan meninggalkan deposit mineral berharga yang belum dimanfaatkan senilai USD1 triliun.

Baca juga: Biden Tak Sangka 300.000 Tentara Afghanistan Didikan AS Menyerah pada Taliban

Mineral seperti besi, tembaga, emas, dan lithium ditemukan dalam jumlah besar di sana, dan sebagian besar tetap tidak tersentuh karena keadaan negara yang tidak stabil, sesuatu yang tampaknya tidak akan berubah saat AS melanjutkan keluarnya yang kacau dari negara itu di tengah pengambilalihan Taliban.

“Afghanistan tentu saja merupakan salah satu daerah yang kaya akan logam mulia tradisional, tetapi juga logam [yang dibutuhkan] untuk ekonomi yang muncul di abad ke-21,” kata Rod Schoonover, seorang ilmuwan dan pakar keamanan yang mendirikan Ecological Futures Group, kepada CNN tentang deposit mineral.

Argumennya adalah sumber daya seperti lithium langka dan banyak digunakan dalam baterai terbarukan dan produksi mobil listrik.



Jurnalis CNN, Julia Horowitz, secara singkat melontarkan gagasan dalam sebuahartikelnya bertanggal 18 Agustusbahwa negara-negara seperti China kemungkinan menemukan cara untuk bernegosiasi dengan Taliban untuk sumber daya bernilai tinggi itu, tetapi mengakui ini sangat tidak mungkin mengingat berlanjutnya risiko keamanan dan stabilitas di negara tersebut.

Baca juga: Taliban Deklarasikan Negara Baru Bernama 'Imarah Islam Afghanistan'

Artikel itu dengan cepat menuai ledekan dari para aktivis anti-perang di media sosial. Para aktivis menganggap media itu pada dasarnya membuat argumen untuk kehadiran militer yang berkelanjutan–atau bahkan invasi ulang–dari sebuah negara yang telah diduduki AS selama dua dekade. Semua atas nama mengambil sumber daya, di mana media itu mengeklaim "kami sangat membutuhkan."
0
530
3
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan