machinAvatar border
TS
machin
Opini Pribadi, Bukan Pakar : Kerja Ikut Orang VS Buka Usaha Sendiri
Selamat siang agan aganwati. Sehat dan bahagia selalu.emoticon-rose


sumber kiri& kanan


Kesan pertama lihat thumbnail  apa yang agan aganwati dapat ? Kiri kelihatan rapih, cantik, bersih, teredukasi, dan terlihat lebih keren. Kanan, meski tak terlihat wajahnya, kesan pertama adalah panas - panas, berdebu, hitam, kucel, dan jelas mukanya kusam. Dari dua kesan itu, jelas sudah menjadi sangat umum kalau sebelah kiri sering dipilih untuk dijadikan pekerjaan.

Quote:


Selalu dan pasti, aku akan memunculkan batasan pada thread  ini. Agar jelas opiniku ini yang dibahas ke arah mananya. Batasan yang aku buat sebagai dasar beropini pada thread  ini adalah penghasilan, waktu & tenaga. Aku  tidak lepas dari kesalahan dan kelalaian dalam menulis opini, jadi sangat mungkin ada kalimat dalam thread  ini yang kontradiksi. Sangat diharapkan untuk mengoreksi di kolom komentar.


Quote:

Jika aku mendengar kata wirausaha, dalam bayanganku selalu muncul beberapa hal berikut ini. Waktu sangat fleksibel, pemasukan juga fleksibel, modal juga fleksibel, skill juga fleksibel, banyak yang fleksibel dan itu semua bergantung pribadi orangnya. Maksudnya fleksibel bagaimana? Dari segi waktu, semua ditentukan oleh pelaku sendiri. Pemasukan juga demikian, semakin giat seseorang, semakin banyak pemasukannya. Modal sangat fleksibel, bergantung dari jenis usaha yang akan dibuka. Jelas dan pasti, tidak ada usaha yang dilakukan tanpa menggunakan modal. Kemampuan juga fleksibel, apa yang dibisa sekarang, itu yang dikembangkan untuk menjadi sumber pemasukan. Asalkan tidak merugikan orang lain.


Hal yang jadi momok dalam berwirausaha adalah modal dan pemasukan. Ketika seseorang akan memulai untuk berwirausaha, kebanyakan dari mereka selalu takut kalau-kalau modalnya akan habis sebelum untung. Sedangkan bagi mereka yang belum memiliki modal, sering kebingungan cari modal dari mana sampai lupa cari pekerjaan yang bisa dijadikan sebagai sumber pemasukan untuk ditabung jadi modal. Padahal jadi tukang parkirpun juga bisa jadi sumber pemasukan untuk dijadikan modal.
Quote:

Bagi seorang wirausaha, hal yang pertama yang paling sulit adalah memulai. Namun ada hal yang lebih sulit lagi, mempertahankandan berinovasi. Disaat sudah terlihat keberhasilan, kadang ada yang terlena sampai lupa berinovasi, akhirnya jatuh. Padahal usaha awal yang dibutuhkan sangatlah banyak dan gila-gilaan pengorbanannya. Baik waktu, pikiran, dan biaya. Semua harus totalitas.
Quote:





Quote:

Banyak sekali keindahan yang bisa dibayangkan saat bisa menjadi karyawan perusahaan yang bonafit. Gaji besar, tunjangan besar, dan terlihat sangat profesional. Jika perusahaannya sangat peduli terhadap karyawannya, mereka akan memberikan penghargaan yang proporsional kepada karyawan mereka. Jika perusahaan benar-benar mengayomi karyawannya, perusahaan pasti menuntu kinerja yang totalitas kepada perusahaan. Jika ada masalah yang harus diselesaikan hari itu, ya harus diselesaikan hari itu juga. Tidak ada tawar menawar waktu, "Bos, aku capek, tak lanjutkan besk ya?" Bisa-bisa dipecat saat itu juga.


Lalu, jika semua kebutuhan difasilitasi oleh perusahaan, jelas perusahaan menginginkan karyawannya juga mengerahkan semua tenaga dan pikirannya untuk mengembangkan perusahaan pimpinannya. Memang sih sekarang banyak yang bilang di sosial media, "Jangan tunjukkan semua hal yang kamu bisa di kantor, bisa-bisa kerjaanmu nambah." Masalahnya tidak sesimpel itu, lingkungan kantor tidak semua punya pikiran seperti itu. Perusahaan akan sangat tidak suka kan kalau ada karyawannya tidak punya inisiatif pada tanggungjawab yang dia pegang. Jika kondisi persaingan di kantor santai-santai saja, jelas tidak ada masalah. Jika antar karyawan ada persaingan, ya silahkan nikmati posisi biasa-biasa saja dengan gaji yang segitu-gitu saja. Naik paling dikit-dikit. Artinya, tenaga juga harus totalitas saat menjadi karyawan.
Belum lagi ketemu circle  racun yang bikin pusing kepala. Maunya menang sendiri saat di depan atasan atau di depan orang yang memang bisa diambil keuntungan. Saat ada kepentingan, jilat sana jilat sini. Duh!  Aku dua kali ketemu orang kayak gini dan kapok. Pertemuan pertama seperti gak percaya kalau orang seperti itu tidak hanya ada di sinetron indosiar saja. Di dunia nyata ternyata ada.
Quote:

Keduanya membutuhkan usaha yang keras. Karyawan pulang kerja capek, wirausahawan juga seharian banting tulang peras otak untuk membangun dan mengembangkan usahanya. Bedanya, kalau pemasukan dari karyawan jelas tiap bulan ada namun nominalnya nambah bertahap dan terbatas. Kalau wirausahawan, tidak ada pemasukan tetap, bahkan bisa-bisa buntung bukan untung. Namun, kalau berhasil, pemasukannya bisa tidak terbatas bergantung inovasi dan pengembangan usahanya. Kemudian, karyawan mungkin waktunya disita banyak oleh perusahaan. kerja sehari 8 jam atau bahkan bisa lembur. Namun, kalau lembur ada uang lembur, meskipun ada yang nggak dikasih. Jadi, waktunya banyak dibeli perusahaan. Sedangkan wirausahawan, waktunya adalah modal untuk dia mendapatkan uang. Semakin banyak waktu yang ia berikan, semakin besar peluang dia semakin berhasil membangun usahanya. Waktu sepenuhnya miliki dia pribadi.
Quote:

Jadi, itulah sedikit opiniku tentang menjadi karyawan atau menjadi wirausahawan. Banyak kekurangan, sangat jelas terlihat dari kosa kata yang aku gunakan. Masih belibet dan banyak kalimat yang kurang efektid. Terlepas dari kekurangan itu, semoga ada manfaatnya thread  siang ini.
--
Terimakasih sudah mampir dan membaca thread  receh ini.
As always, stay healthy & happy.emoticon-rose
Sumber terlampir & opini pribadi.



garpupatah
MasterSims
limdarmawan
limdarmawan dan 29 lainnya memberi reputasi
28
8.6K
179
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan