Beberapa hari yang lampau TS ingin membuka mata dan telinga banyak orang agar hati-hati dengan tindakan PPKM, corona memang menjadi salah satu masalah yang terus diberitakan.

Solusi vaksin ternyata tidak merata, ketika banyak orang berbondong-bondong mencarinya ternyata butuh antri yang cukup lama. Maka tak heran banyak orang yang punya uang mencari hingga ke tempat asal produksi vaksin yang diduga lebih efektif dibandingkan dengan Sinovac.





Lantas PPKM menjadi solusi untuk membatasi mobilitas masyarakat, tapi pelaksanaannya bantuan sosial tidak merata bahkan di beberapa wilayah seperti tidak ada gaungnya. Entah itu RT atau RWnya tidak bekerja efektif, atau memang bantuannya yang terbatas, belum ada info dalam hal ini mungkin kaskuser bijak yang taat pajak bisa memberikan info seputar bantuan, dan bagaimana cara mendapatkannya agar semua masyarakat bisa menjalani hidup dengan nyaman.

Namun permasalahannya PPKM yang sudah banyak dikritisi kini diperpanjang, tak ayal Bandung pun bergolak yang berujung vandalisme. Ini yang ditakutkan TS, karena edukasi masyarakat Indonesia mulai terbagi ada yang percaya covid itu dapat membunuh manusia dengan cepat, ada yang percaya covid itu flu biasa, bahkan masih ada yang tidak percaya covid. Bahkan beberapa orang ada juga yang melakukan tindakan tipu-tipu test PCR, bahasa liarnya bisa dicovidkan atau bisa juga sengaja minta dicovidkan.

Semua pendapat itu carut marut, saling menggiring opini dan tentu saja hanya debat kusir tanpa solusi. Bahkan yang kritik PPKM pun dituduh kadrun, maka banyaklah orang-orang yang tak puas dengan kebijakan PPKM ini menjadi buas.



Mahasiswa, dan masyarakat yang terdampak mulai mengadakan orasi di Bandung. Uniknya ada yang membuka masker, bahkan berkerumun dalam jumlah yang banyak, jelas melanggar prokes lantas apakah hukum PPKM tindakan pidana atau denda akan diberlakukan? Apalagi ada yang bawa bom molotov, tentu ini sudah ada keinginan untuk berbuat rusuh.

Tapi bagaimana dengan ratusan orang yang kini ditangkap pihak kepolisian yang diduga sebagai provokator, akan hilang tinggal nama, atau dikembalikan ke rumahnya masing-masing atau terjerat tindakan pidana.





Ini yang perlu hati-hati dan harus dipikirkan lebih dalam untuk meredam aksi seperti ini agar tak semakin membesar.

Menarik bila kerusuhan di Bandung ternyata memicu untuk banyak orang melakukan hal yang sama di wilayahnya masing-masing, ini yang harusnya dibendung jangan sampai pemerintah salah langkah. Kalau mereka terkena hukum pidana dan denda semua, lantas memicu jutaan orang untuk turun ke jalan secara bersamaan bagaimana? Apakah penjara akan muat?



Semoga ada solusi terbaik untuk hal ini, jangan ada lip service di tengah masyarakat yang mulai panas. Sebab pendapat orang yang bertentangan dengan para elite langsung mendapat cap skizofrenia atau ODGJ alias orang gila, tentunya hal itu merupakan bumerang.

Untuk itu hentikan demo, taat prokes, dan lebih baik bersama cari solusi daripada bertindak anarki atau vandalis. Karena pada dasarnya kebijakan saat ini banyak dari mereka yang bertarung di lapangan ketika masih bernama mahasiswa di tahun 1998, apalagi ditunggangi oleh oposisi sampai kapan kita berbuat aksi tanpa adanya solusi?

Tahan ego, duduk bareng mari bersama melawan pandemi. Kalau rusuh dan merusak fasilitas publik makin hancur saja ekonomi rakyat kecli, solusi tak ada negarapun bangkrut.



Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, semoga bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik
Pic : google