si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
KRI Arun - Kapal Tanker Terbesar yang Dimiliki Oleh TNI AL
Kapal tanker merupakan sebuah unsur yang tak bisa dipisahkan bagi pihak Angkatan Laut, perannya sendiri sangat penting. Dalam sebuah iringan konvoi, keberadaan kapal tanker diperlukan sebagai elemen pendukung logistik dan bahan bakar untuk kapal perang lainnya, seperti korvet, fregat, LST (Landing Ship Tank) dan kapal selam.

Keberadaan kapal tanker membuat kapal perang yang sedang melakukan operasi tidak perlu kembali ke pangkalan untuk mengambil kebutuhan logistik dan bahan bakar. Pada kesempatan kali ini TS akan mengenalkan agan dan sista pada salah satu kapal tanker terbesar yang saat ini dioperasikan oleh TNI AL, seperti biasa kita mulai dari sejarahnya.



SEJARAH

Nama kapal tanker yang dioperasikan oleh TNI AL adalah KRI Arun dengan nomor lambung 903. Kapal ini pertama kali dibeli oleh Indonesia pada tahun 1992, sebenarnya waktu itu Indonesia membeli kapal bekas pakai milik Royal Navy (Angkatan Laut Inggris). Selain dijual ke Indonesia, kapal tanker yang dioperasikan oleh Royal Navy juga dijual ke Angkatan Laut Portugal.

Sebelum berganti nama menjadi KRI Arun, kapal tanker tersebut bernama RFA Green Rover dengan nomor lambung A268. RFA (Royal Fleet Auxiliary) merupakan satuan kapal tanker dari Angkatan Laut Kerajaan Inggris. Kapal tanker RFA Green Rover dibuat oleh galangan Swan Hunter pada tahun 1969. Oleh Royal Navy kapal ini dimasukkan ke dalam kelas Rover.

Kapal ini dibangun tanggal 28 Februari 1968 dan diluncurkan tanggal 19 Desember 1968, kapal kemudian mulai bertugas dengan Royal Navy pada tanggal 15 Agustus 1969. Royal Navy memiliki lima unit kapal dalam kelas ini. Kapal Rover Class bertugas sekitar 23 tahun bersama Royal Navy, kemudian pada tahun 1992 kapal di kelas ini mulai dipensiunkan karena Royal Navy berencana memodernisasi kapalnya.




KRI Arun (903).

Ilustrasi: wikipedia.org


Beberapa kapal kemudian dijual ke Indonesia dan Portugal, Indonesia membeli satu unit kapal tanker tersebut pada tahun 1992. Kapal Rover Class sendiri mampu membawa bahan bakar kapal, bahan bakar pesawat atau helikopter, minyak pelumas, dan pasokan air bersih.

Kapal juga dapat membawa logistik berupa bahan makanan serta amunisi senjata. Kapal ini dilengkapi dengan dek penerbangan yang cukup besar di mana dek tersebut bisa menampung satu helikopter sekelas Super Puma atau Sea King. Saking besarnya dek penerbangan di RFA Green Rover, pesawat Harrier yang termasuk keluarga jump jet pernah mendarat dan tinggal landas di dek kapal.




Harrier mencoba mendarat di dek kapal RFA Green Rover.

Ilustrasi: rfanostalgia.org


Peristiwa unik tersebut teejadi pada tanggal 12 September 1971 dalam sebuah latihan pendaratan darurat. Sebuah fakta menarik, di mana kapal yang dipakai TNI AL saat ini (KRI Arun) menjadi salah satu kapal tanker yang pernah di pakai mendarat serta tinggal landas pesawat sekelas jump jet.

Namun, kapal tanker ini tidak dilengkapi fasilitas hangar. Meskipun tidak cukup besar untuk mendukung kelompok tugas besar, kapal ini ideal untuk mendukung kapal perang individu atau kelompok konvoi kecil. Selama bertugas bersama Royal Navy, kapal ini juga sempat mencicipi Perang Malvinas. Kapal tanker ini turut berjasa membawa kemenangan bagi pihak Inggris saat berperang melawan Argentina.



Kapal Tanker Terbesar Milik TNI AL

Sebenarnya inventaris kapal tanker TNI AL bukan hanya KRI Arun, terdapat beberapa kapal tanker lain yang digunakan. Kapal tanker tersebut terdiri dari KRI Balikpapan 901, KRI Sambu 902, KRI Tarakan 905, KRI Sungai Gerong 906, dan KRI Sorong 911. Dari beberapa kapal tersebut, KRI Arun 903 masih memegang rekor sebagai yang terbesar. Kapal tanker sendiri di kalangan TNI AL juga disebut sebagai BMC (Bantuan Cair Minyak).

KRI Arun memiliki berat 11.520 ton, panjang 140.6 m, serta lebar 19.2 m. Untuk kru kapalnya mencapai 47 orang.
Meski memegang rekor sebagai kapal tanker terbesar yang dioperasikan TNI AL, namun kapal ini termasuk kapal tanker kelas ringan.

KRI Arun dapat menampung sampai 22.000 meter kubik bahan bakar solar dan 3.800 mater kubik bahan bakar avtur untuk pesawat terbang dan helikopter. Kapal ini juga mampu melakukan pengisian bahan bakar saat melaju di laut langsung kepada dua kapal perang, sistem pengisian bahan bakar di laut ini biasa disebut Replenishment at Sea.




Saat dipakai Royal Navy dengan kode A268.

Ilustrasi: worldnavalships.com


Kapal tanker ini ditenagai oleh dua mesin diesel Pielstick yang mampu menhasilkan tenaga maksimal sampai 15.300 shp, sementara untuk kecepataan maksimalnya adalah 17 knot. Untuk daya jelajahya adalah 15.000 km dengan kecepatan 15 knot. Untuk sistem persenjataan,kapal dibekali 4 meriam, terdiri dari 2 meriam 40 mm serta 2 meriam 20 mm.

Saat ini KRI Arun masih aktif bertugas di TNI AL, kapal ini berada di bawah naungan Komando Armada Timur (Koarmatim). Pada akhir tahun 2020 kemarin juga telah dilakukan pergantian Komandan di KRI Arun, sebelumnya Komandan kapal tanker tersebut adalah Kolonel Laut (P) Didik Kusyanto. Beliau saat ini menempati jabatan baru sebagai Aspotmar Danlantamal XI Merauke. Sementara itu Letkol Laut (P) Agus Haryanto yang sebelumnya menjabat sebagai Komandan KRI Tarakan 905 sekarang menjadi Komandan baru bagi kapal tanker terbesar tersebut.




Pipa untuk mengisi bahan bakar.

Ilustrasi: indomiliter.com


Pada tahun 2018 kemarin kejadian kurang mengenakkan menimpa KRI Arun saat sedang melakukan isi ulang bahan bakar KRI Soeharso 990. Kapal tanker tersebut kandas di Dermaga Ujung Koarmatim Surabaya. Kejadian ini terjadi tanggal 19 Maret 2018 sekitar pukul 18.30 WIB, untungnya tidak ada korban jiwa maupun luka dalam insiden ini.

Kapal tanker tersebut kemudian kembali ke dermaga Semampir Armada Timur, KRI Arun kemudian ditarik oleh dua kapal tunda pesisir TNI-AL, TD Anjasmoro dan TD Merbabu. Indikasi awal menunjukkan kegagalan ballast pump di board Arun yang menyebabkan kapal tersebut kandas. Kapal kemudian melakukan perbaikan dan tidak beroperasi sementara waktu pada saat itu.




Cukup KRI Arun saja yang kandas, cintamu jangan sampai ikutan kandas juga ya emoticon-Big GrinSaat kandas di Surabaya tahun 2018.

Foto: Dokumentasi TNI AL


Selain dikenal untuk misi patroli, tempur, serta “kapal markas” saat latihan tempur. Dengan fasilitas yang lengkap dan memadai, pada bulan Mei tahun 2000 KRI Arun pernah digunakan oleh mantan Presiden Abdurrahman Wahid saat mengarungi perairan sekitar Lampung dan Kepulauan Seribu selama 17 jam. Kapal tanker tersebut pun berubah menjadi kapal VVIP untuk sementara waktu pada masanya.
 
Demikian sedikit bedah alutsista milik TNI AL, di mana alutsista yang berwujud kapal ini masih aktif bertugas sampai hari ini. Semoga kedepannya TNI AL mendapat inventaris baru di segmen kapal tanker untuk menggantikan KRI Arun. Kandasnya KRI Arun tahun 2018 lalu bisa jadi adalah sebuah sinyal, bahwa kapal yang usianya seusia dengan ibu TS ini sudah waktunya harus pensiun.

Jika agan dan sista menyukai tulisan ini jangan lupa untuk rate 5, share, cendol dan komen. TS ucapkan terimakasih untuk agan dan sista yang sudah membaca tulisan ini dari awal sampai akhir. Sampai jumpa di pembahasan bedah alutsista selanjutnya, keep ngaskus emoticon-Angkat Beer




Ilustrasi: indomiliter.com


KRI Arun (Rover Class)

Negara Asal: Inggris
Galangan Kapal: Swan Hunter
Berat: 11.520 ton
Dimensi Kapal: panjang 140.6 m, serta lebar 19.2 m
Kru: 47 orang
Mesin: 2x Pielstick (15.300 shp
Kecepataan Maks.: 17 knot
Daya Jelajah: 15.000 km
Persenjataan: 2x meriam 40 mm serta 2x meriam 20 mm
Pengguna: Inggris, Indonesia, Portugal



Spoiler for Video Tambahan:



Referensi: 1.2.3.4
Ilustrasi: wikipedia.org, google image




Diubah oleh si.matamalaikat 14-02-2021 02:10
december.rhein
yogirakasiwi
tien212700
tien212700 dan 38 lainnya memberi reputasi
39
7.6K
63
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan