iskrimAvatar border
TS
iskrim
Saya Beri Tips Cerdas Ketika Bertemu Orang Berpakaian Sama Dengan Kita (Wajib Coba)


[ HT# 695 ]

Pada dasarnya manusia memiliki banyak kesamaan; satu selera, dan satu rasa, hanya waktu, cara, dan kesempatan yang langka bisa bertemu di waktu yang bersamaan.

Kenapa mesti malu? Memiliki kesamaan selera banyak kita temukan seperti sama-sama menyukai hewan peliharaan, sama-sama menyukai aliran musik yang sama, sama-sama menyukai warna yang sama, sama-sama berseragam batik di hari tertentu. Dan semua terlihat wajar, kan?

Begitu juga ketika kita dan orang lain memakai baju dengan motif dan warna yang sama, bertemu di waktu yang bersamaan kenapa harus malu? Sebuah kebetulan yang seharusnya tidak perlu di risaukan.



Awal yang membuat kita merasa jadi risih, tidak respect, dan perasaan gundah, tidak karuan lainnya, awkward lah sebetulnya bisa dialihkan dengan cara lebih 'menerima' persamaan diwaktu yang cepat saat itu juga.



Ya, intinya adalah persamaan satu selera yang sebetulnya tidak perlu jadi perdebatan batin yang berkepanjangan, sampai harus menghindar segala. Penyebabnya adalah: Karena tanpa sadar terbiasa menilai diri kita memiliki selera lebih tinggi dimata orang lain. Jujur saja.

Lalu bagaimana kalau situasinya sama-sama di satu ruangan rawat inap, apa kamu harus pindah ruangan berjalan bersusah payah sambil membawa botol infus, padahal kaki kananmu saja masih di balut perban?

Ada cerita cukup menarik yang saya ceritakan disini.

Ini adalah pengalaman nyata teman saya dan saya melihat dengan mata kepala saya sendiri.

Siang itu saya bersama teman saya menumpang sebuah KRL menuju arah kota. Di saat bersamaan duduklah seorang pria berhadapan dengan kami.

Awalnya saya tidak menyadari dan tidak begitu memperhatikan, tapi tiba-tiba teman saya dengan cepat maju dan mendekatinya sambil melakukan 'toast' kepadanya*.

*(Tapi disaat Corona toasttadi bisa di gantikan dengan kode jari OK sepertinya sudah cukup, ya.)


Saya melongo, sejenak melihat kejadian itu, saya yakin keduanya tidak saling kenal. Dan benar saja ketika kami turun dari kereta saya bertanya kepada teman saya tentang apa yang barusan saya lihat.



Jawaban teman saya cukup mengejutkan, ketika dia menyadari ada kesamaan dengan seseorang dari pakaian yang dikenakan dia secepat kilat berusaha mengalihkan pikiran dan perhatiannya dengan cara mengalahkan perasaannya dan mencairkan suasana dengan cara mendekati kemudian menyentuhnya.

Menurutnya cara ini sangat manjur untuk bisa mencairkan situasi yang biasanya akan canggung dan serba salah. Dan ini terbukti keduanya saya perhatikan bersikap biasa saja, seperti tidak ada masalah apapun, bahkan keduanya sempat saling melempar senyum.

Tipsnya lagi menurut teman saya adalah akan lebih baik ketika sudah dekat dengan orang tersebut kamu bisa mengatakan seraya berbisik dengan ekspresi yang menyenangkan dan berkata wajar; "hei, kita memiliki selera yang sama, kita emang keren.." lalu kembalilah ke tempat semula.

Jika percakapan berlanjut maka lanjutkanlah, lakukan normal saja, maka suasana dan perasaan masing-masing akan semakin mencair dan orang di sekitar akan mengira keduanya memang sudah janjian atau saling mengenal.

Hm, memurut saya ini memang sebuah tips dan cara yang menarik sih. Tapi pelajaran disini saya lebih fokus pada bagaimana kita bisa mengalahkan sisi psikologi negatif dan memainkan emosi dengan cara yang positif dengan cepat.

Kalau orang pinter bilang sih ini adalah sikap Ambivalen yang layak di coba oleh siapapun yang kebetulan mengalami nasib yang sama. Berani untuk mencobanya Gan en Sist?





Referensi. sebuah opini
Img.google img





Copyright © 2016 - 2021 iskrim™
All Rights Reserved | Member of Thread Creator Gen. 1 - KASKUS


Diubah oleh iskrim 11-02-2021 04:09
amdar07
EriksaRizkiM
tien212700
tien212700 dan 24 lainnya memberi reputasi
25
5.5K
181
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan