Indonesia menangis akan kepergian Syeikh Ali yang merupakan ulama asal Madina dan telah lama menjadi warga negara Indonesia. Syeikh Ali dikenal sebagai pejuang Hafidz Qur'an, yang mengenalkan rasa cinta pada Al Qur'an pada anak-anak Indonesia. Menikah dengan perempuan Indonesia menjadikan dirinya khatib dan imam di masjid setempat dekat tempat tinggalnya. Syeikh Ali berasal dari keluarga penceramah yang suka berdakwah menyiarkan Islam. Dari usianya masih sepuluh tahun dirinya sudah menguasai dan menghapal Al Qur'an sebanyak 30 juz.


Syeikh Ali akhirnya diterima sebagai warga negara Indonesia oleh Bapak Mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono dikarenakan ketulusannya dalam berdakwah dan meningkatkan rasa cinta akan Al Qur'an.


Syeikh Ali Sebagai Juri Hafidz Qur'an





Siaran tivi Hafidz Qur'an yang selalu menggugah hati, menitikkan air mata karena rasa bangga akan anak-anak kecil yang bersemangat dalam menghapal Al-Qur'an. Syeikh Ali sangat lembut, baik dan mengena di hati masyarakat dalam menyampaikan kebaikan.


Tidak Memegang Hape Karena Isteri Pencemburu Selama Dua Tahun





Syeikh Ali sangat romantis pada isterinya, dirinya selalu mencium kening isterinya sesering mungkin. Dan demi memenangkan isterinya yang pencemburu, Syeikh Ali rela tidak memegang hape selama dua tahun. Masha Allah.


Almarhum Banyak Berbagi Kebaikan


Almarhum banyak memberikan pandangan kebaikan dalam diri ane. Ane pernah mengalami sakit pinggang luar biasa, sampai nggak bisa bergerak padahal udah kebelet ke kamar mandi. Selama satu jam lebih ane menahan ingin ke kamar mandi. Karena nggak bisa untuk bergerak sama sekali. Berminggu-minggu ane merasakan hal tersebut hingga akhirnya ane menonton youtube-nya Syeikh Ali. Almarhum memberikan amalan berupa bacaan yang diamalkan sebelum tidur agar seluruh penyakit di tubuh, atas izin Allah tentunya akan sembuh. Ane cuba amalkan dengan rutin dan Masha Allah, hingga sekarang pinggang ane baik-baik saja.


Amalannya berupa membaca tiga Surah pendek Al ikhlas, An nas, dan Al Falaq dengan posisi duduk kaki diselonjorkan ke depan. Kedua tangan ditangkupkan di antara mulut dan hidung. Kemudian membaca tiga surah pendek lalu menghembuskannya tiga kali di tangan kemudian menghapuskannya ke seluruh tubuh. Terutama ke bagian yang sakit. Alhamdulillah ane benar-benar nggak lagi merasakan yang namanya kram di pinggang atau sakit pada tubuh lainnya. Kalau GanSis yakin, boleh dicoba moga bermanfaat. Aamiin.


Tidak hanya ke diri sendiri, ke anak-anak atau orangtua yang sakit juga boleh kita amalkan. Dengan cara yang sama kemudian menghapuskannya pada bagian tubuh mereka.


Pemaaf dan Rendah Hati





Banyak hal kebaikan yang ane dapat dari Syeikh Ali Jaber, seorang ulama yang sangat rendah hati. Sangat sayang anak-anak dan pemaaf. Ane masih sangat ingat kejadian di mana Syeikh Ali mengalami insiden penusukan. Dengan berteriak-teriak dirinya memohon untuk tidak memukuli pelaku. Dan setelah pelaku dimasukkan dalam penjara pun. Syeikh Ali masih mengunjungi dan bertanya kabar si pelaku. Masha Allah.


Setiap yang bernyawa pasti akan mati. Dan entah mengapa orang-orang baik selalu cepat dipanggil oleh yang Kuasa. Begitulah selalu kita berucap saat orang-orang shalih pergi tanpa disangka dan diduga.


Syeikh Ali dirawat selama beberapa hari di RS dikeranakan dugaan positif Covid. Akan tetapi Syeikh Ali dinyatakan meninggal dalam keadaan negatif Covid.
Hingga kini belum ada keterangan secara detail mengenai pemakaman dan penyebab kematian Syekh Ali Jaber. Semoga segera ada pencerahan. Aamiin.


Mari kita sejenak membacakan Al Fatihah. Semoga almarhum diterima di sisiNya. Aamiin.


Orang yang meninggal kemarin dan hari ini, sama halnya seperti kita. Mereka berpikir masih akan hidup keesokan harinya. Mari kita saling muhasabah diri lebih baik lagi. Dan kita hanyalah nyawa-nyawa yang menunggu kapan tiba saatnya menyusul kematian.


Sekian Thread sederhana ane. Ane mengabadikan meninggalnya almarhum Syeikh Ali Jaber sebagai wujud rasa cinta ane pada Ulama.

Selamat berpulang, Syeikh Ali. Semoga surga menjadi tempat terindahmu. Aamiin.

Terima kasih:terimakasih

Sumber : Syeikh Ali