Kolonialisme bangsa Eropa sudah dimulai sejak abad ke-14 dimana pada saat itu Eropa diwakili oleh Spanyol dan Portugis dua kerajaan besar memulai ekspedisi rempah-rempah ke dunia ketiga dan tanjung harapan untuk mencari ekspedisi rempah-rempah. Vasco Da Gama, Christophorus Colombus, Marco Polo, hingga Amerigo Vespucci sudah terlebih dahulu memulai ekspedisi ke anak benua Asia dan Amerika dengan misi awal menguasai pasar rempah-rempah dunia.

Hingga saat beberapa orang berhasil menemukan anak benua baru di dunia ketiga, lalu banyak kemudian orang-orang Eropa memulai ekspedisi mereka mencari rempah-rempah seperti yang dilakukan Marco Polo dan kawan-kawannya. Tidak terkecuali bagi Hernan Cortes. Mungkin bagi GanSis Hernan Cortes nama yang kurang terkenal ketimbang Colombus, Marco Polo dan Vasco da Gama. Namun bagi Mexico terutama suku Aztec, Cortes merupakan tokoh Kolonis kejam yang berhasil menguasai Mexico secara utuh.

Awal Hernan Cortes menginjakkan kakinya di Mexico, daerah Mexico sudah memiliki peradaban besar yang dibangun oleh suku Aztec. Kemudian banyak penulis Eropa dalam banyak literatur mengatakan bahwa orang-orang Aztec sebagai masyarakat kanibal, gemar mempersembahkan kurban manusia di atas altar batu, dan sederet tindakan lain yang dianggap amoral. Namun narasi tandingan seperti karya Matthew Restall, When Montezuma Met Cortés: The True Story of the Meeting that Changed History (2018), menyebut bahwa hal yang ditulis oleh para penulis Eropa tentang suku Aztec adalah sesuatu yang dilebih-lebihkan, layaknya mencampurkan legenda dengan fakta sejarah.

Hernan Cortes yang bernama asli  marqués del Valle de Oaxaca, ia lahir di Medellin, provinsi Extremadura, Spanyol pada 1485 dari pasangan Martin Cortés de Monroy dan Catalina Pizarro Altamirano. Keluarganya ini GanSis merupakan golongan priyayi yang dihormati meski tak sekaya dan sebesar priayi lainnya. Cortes ini dapat dibilang sebagai penakluk ulung yang berhasil menaklukkan Mexico. Cortes menempuh pendidikan terakhirnya adalah ilmu hukum di University of Salamanca dan tidak tamat. Baru dua tahun kuliah, ia merasa bosan dan memutuskan berhenti untuk mengenyam pendidikannya. Kemudian Cortes berpaling dari dunia pendidikan dan mulai terpesona dengan kisah-kisah penemuan emas dan kekayaan lainnya di Dunia Baru.

Dunia baru yang dirujuk oleh orang-orang Eropa saat itu ialah Amerika, kata ini GanSis muncul pada Abad ke-15 dimana pada saat itu para penjelajah menganggap bahwa dunia ini diisi oleh daratan Eropa, Asia, dan Afrika (Dunia Lama). Kemudian Cortes berlayar menuju kota Azua di Hispaniola (kini di Republik Dominika) pada 1504 saat umurnya masih 19. Menghabiskan waktu selama tujuh tahun, ia diketahui pernah bekerja sebagai notaris dan petani. Pengalaman menaklukkan Dunia Baru datang saat ia bergabung bersama ekspedisi Diego Velázque ke Kuba pada 1511. Nah perjalanan Cortes dimulai saat ia bekerja dengan Velázque yang saat itu sukses menguasai Kuba dan mendapat jabatan sebagai Gubernur, sedangkan Cortes bekerja sebagai pegawai bendahara dan pernah menjabat walikota Santiago. Pengalaman selama menaklukkan Kuba bikin Cortes terobsesi memimpin sebuah ekspedisi sendiri. Ia kemudian minta izin ke Velázque pada tahun 1518 untuk berangkat ke Meksiko.




Velazque mulanya sempat mengizinkan. Tapi belakangan ia punya firasat tak enak kepada Cortes yang dipandang punya potensi menjadi seseorang yang haus kekuasaan. Singkatnya, Cortes tetap berangkat pada 1519 meski tak dapat restu Velázque. Benar saja apa yang di pikirkan oleh Velazque tentang Cortes yang haus akan kekuasaan dan ambisi. Tepat Pada 4 Maret 1519, iring-iringan Cortes berisi sekitar 600 pria, termasuk para budak dari Afrika, deretan kuda, dan artileri mulai memasuki kawasan Meksiko. Beragam versi memunculkan nama lokasi yang menjadi pendaratan pertama rombongan Cortes. Ada yang menyebut di daerah Veracruz, Cozumal, Cabo Catoche, Yucatan, dan lainnya.

Setelah mengkolonisasi daerah yang menjadi pendaratan pertama Cortes, pasukan Cortes kemudian bergeser ke Tabasco. Mereka memulai pertempuran dengan penduduk lokal pada 25 Maret 1519 di lembah Cintla. Kekuatan tak seimbang antara penduduk asli yang mulai kesulitan membasmi pasukan Spanyol yang bersenjata dan berseragam besi itu membuat kekalahan penduduk asli Tabasco saat itu yang berhadapan dengan tentara Spanyol dibawah kepemimpinan Hernan Cortes. Sebanyak 800 orang Tabasco terbunuh dan hanya berbalas dua orang Spanyol yang mati. Orang Tabasco kemudian menyerah dan bersumpah setia kepada Spanyol. Salah satu kepala suku memberi Cortes seorang budak wanita bernama Malinche yang kemudian dinikahi oleh Hernan Cortes.

Kemudian setelah Cortes menikahi salah seorang budak yang diberikan oleh Kepala suku tersebut, kemudian Cortes memanfaatkan Malinche sebagai pemandu lokal sekaligus penerjemah bahasa. Malinche yang fasih bahasa Aztec dan Maya dan Malinche juga belajar bahasa Spanyol. Wilayah Tlaxcala jadi target berikutnya. Diketahui bahwa daerah tersebut dalam pengaruh kekuasaan kerajaan Aztec.



Meski pengaruh kerajaan Aztec cukup besar di Mexico namun ada segelintir orang tidak menyukai pengaruh besar dari kerajaan Aztec tersebut sebagai contoh Tokoh lokal Tlaxcala bernama Xicotenga adalah salah satunya. Mereka berkongsi dan menggabungkan kekuatan dengan pasukan Cotes untuk pergi menuju ibukota kerajaan Aztec di Tenochtitlan. Saat sampai di Tenochtitlan, raja Aztec yakni Montezuma menyambut Cortes dan pasukkannya ke kerajaan Aztec dengan memberikan banyak hadiah dan tur mengelilingi Kerajaan Aztec. Hal ini dilakukan bertepatan dengan ramalan suku Aztec yang menyatakan bahwa suatu hari akan ada dewa berkulit putih yang datang dari timur. Sebagai info GanSis Cortes sampai di kerajaan Aztec di Tenochtitlan membutuhkan waktu 3 bulan karena medan yang ditempuh sulit dan banyak rintangan.

Penyambutan gila-gilaan orang Spanyol di tanah Aztec yang dilakukan raja Montezuma rupanya memicu kekacauan di kalangan masyarakat setempat. Keadaan makin runyam manakala Cortes langsung menyandera Montezuma dan menuntut uang tebusan yang besar kepada bangsa Aztec. Sedangkan pasukan Spanyol dikerahkan untuk menguasai kota Tenochtitlan. Malang, Montezuma meregang nyawa di tangan bangsanya sendiri setelah dirajam batu. Masih dalam suasana yang kacau mendengar hal ini Velazquez langsung  menerjunkan pasukan untuk menangkap Cortes pada April 1520 karena dianggap telah melanggar perintah. Cortes memberikan perlawanan kepada pasukan Velázquez dan berhasil mengalahkan mereka. Ia kembali ke Tenochtitlan dengan keadaan orang-orang Aztec hendak memberontak kepada Spanyol dan mengusir keluar.

Masih dalam keadaan Chaos kemudian Cortes tidak pantang menyerah. Cortes langsung  berkonsolidasi dengan beberapa pemimpin daerah pinggiran Tenochtitlan dan dengan kekuatan besar ini, Cortes menyerbu Tenochtitlan kembali dan berhasil menguasai kota pada Agustus 1521 setelah tiga bulan pengepungan. Lalu setelah kemenangan Cortes ini ia membangun sebuah kota bernama Mexico City dibawah reruntuhan kerajaan Aztec. Ambisi Cortes menyebabkan praktik kekejaman besar kepada penduduk pribumi Meksiko. Peradaban Aztec yang eksis sejak tahun 1300, menguasai sekitar 80.000 mil persegi, dan berisi 15 juta orang harus berakhir di tangan orang Spanyol, dan sebuah wabah mematikan yang menyerang pada tahun 1545 juga turut mempercepat berakhirnya era masyarakat Aztec karena merenggut nyawa jutaan orang dalam waktu lima tahun.

Akhir dari kekuasaan Cortes di Mexico berakhir saat Spanyol memberikan jabatan Gubernur Jenderal kepada Cortes pada tahun 1523 jabatan ini juga merupakan suatu kehormatan besar dan puncak dari karier seorang penakluk (conquistador). Tetapi pemerintah Spanyol khawatir bahwa Cortes akan menjadi orang yang terlampau kuat. Jabatan Gubernur Jenderal dilucuti setelah ia pulang dari ekspedisi ke Honduras pada 1524. Cortes menyempatkan pulang ke Spanyol pada 1528. Ia menghadap raja Charles V selaku penguasa Kerajaan Spanyol saat itu, memohon agar mandat jabatannya dikembalikan lagi. Permintaan Cortes hanya berakhir pada jabatan kapten jenderal, tidak lebih.

Saat kembali ke Meksiko pada 1530, Cortes tak lagi menjadi orang kuat. Pengaruhnya terbatas dan aktivitasnya dipantau. Setelah sempat melanjutkan ekspedisi penjelajahannya ke Amerika Tengah, Cortes akhirnya kembali ke Spanyol pada 1540 dengan memendam rasa kecewa. Ia lalu memutuskan pensiun dari dunia penjelajahan yang berujung pada kolonialisme itu. Cortes mengembuskan napas terakhir pada 2 Desember 1547 akibat penyakit paru-paru yang menggerogotinya. (Sumber Artikel)