Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rifanishereeAvatar border
TS
rifanisheree
Mengenang Kisah Hidup Margonda


Margonda adalah salah satu pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia yang meninggal saat pertempuran melawan tentara Inggris pada 16 November 1945. Namanya pun diabadikan sebagai nama jalan utama dikawasan Depok

Terlahir dengan nama Margana dan besar di Kota Bogor, Margonda mengenyam pendidikan sebagai analis kimia di Balai Penyelidik Kimia Bogor yang dulunya bernama Analysten Cursus. Dia pun sempat mengikuti pelatihan penerbang cadangan di Luchtvaart Afdeeling(Departemen Penerbangan Belanda). Namun tidak berlangsung lama, karena pada 1942 Belanda menyerah dan berlalih kekuasaan ke Jepang.

Selain itu, Margonda bertemu dengan seorang perempuan yang bernama Maemunah dan menikahinya saat usianya 25 tahun, sedangkan Maemunah lebih muda darinya. Setelah menikah, Margonda dikaruniakan seorang anak yang bernama Jopiatini, nama JOP diambil dari tempat pertemuan pertama  antara Margonda dan Maemunah.

Setelah Jepang ditaklukan oleh Amerika Serikat dengan serangan bom atomnya yang mengenai Kota Nagasaki dan Hiroshima pada 1945. Margonda aktif membentuk laskar-laskar dengan mendirikan Angkatan Muda Republik Indonesia (AMRI) bersama tokoh-tokoh diwilayah Bogor dan Depok. Namun organisasi yang ia bentuk tidak berlangsung lama, setelah pecah anggotanya bergabung dengan kelompok-kelompok kecil (BKR, Pesindo, KRISS).

Pecahnya laskar yang dibuat oleh Margonda, membuat dia masuk kedalam organisasi Badan Keamanan Rakyat (BKR). Setelah mengikuti pendidikan kemiliteran yang singkat, Margonda dimasukan ke Batalion Kota Bogor dengan pangkat Letnan Muda.

Terjadinya peristiwa Gedoran Depok yang berawal dari menolaknya warga Kota Depok untuk mengakui proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 membuat para pejuang menyerbu dan mengepung dari segala penjuru mata angin wilayah tersebut. Maka terjadi lah perang pada tanggal 11 Oktober 1945 yang mengakibatkan korban berjatuhan. Pihak para pejuang pun sempat menguasai Kota Depok, namun tidak berlangsung lama, setelah Netherlands-Indies Civiele Administration (NICA) membonceng sekutu untuk membebaskan para tawanan dari Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan mengambil alih wilayah tersebut.

Pada 16 November 1945 terjadi lah perang antara pihak pejuang dengan penjajah dengan sandi saat itu Serangan Kilat. Margonda dan para pejuang sepakat untuk mengambil alih kembali Kota Depok, namun diantara ratusan pejuang yang gugur saat itu, terdapat pimpinan AMRI, yaitu Margonda ikut gugur dalam perang tersebut. Margonda gugur dikawasan Kali Bata, Kota Depok, Pancoran Mas yang menjadi saksi bisu peristiwa tersebut.


Spoiler for Refresnsi:
Diubah oleh rifanisheree 15-11-2020 12:13
FalianAridua
Daniswara92
Annoctavty
Annoctavty dan 37 lainnya memberi reputasi
38
8K
157
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan