Assalamualaikum

Hai hai Agan dan Sista, jumpa lagi di thread sederhana ane. Bukan cuma pemerintah daerah, ane pribadi kadang suka pusing dengan urusan sampah. Kalo udara kering alias gak hujan, sampah-sampah yang tidak bisa terurai kadang ane bakar. Nah ... yang bikin bingung kalo musim hujan, hujannya awet pula.

Ngomongin masalah sampah, ternyata ada loh sebuah kota yang terkenal dengan kota sampah terbesar di dunia. Dijuluki kota sampah karena memang setiap sudut kotanya dipenuhi sampah. Bahkan semua penduduk yang tinggal di dalamnya menjadi pemulung! Bantargebang kepunyaan Indonesia mah gak ada apa-apanya dibanding kota ini.

Berada di daerah perbukitan Moqattam, Kairo, Mesir, kota Manshiyat Naser mendapatkan julukan sebagai kota sampah terbesar di dunia. Sebagai salah satu kota dengan peradaban tinggi di dunia, tentunya Mesir telah mengupayakan berbagai cara untuk menghapus predikat tersebut.

Salah satu upaya pemerintah Mesir adalah dengan menyewa perusahaan setaraf multinasional untuk membantu mengatasi banyaknya sampah di kota tersebut. Alih-alih mendapatkan kabar baik, yang ada perusahaan tersebut angkat tangan dan menyerahkan kembali kepada penduduk kota Manshiyat Naser. Pihak pemerintah Mesir sebenarnya berulang kali ingin menutup kota tersebut. Niatan tersebut diurungkan mengingat pentingnya kota tersebut dalam menjaga kebersihan kota Kairo, Mesir.

Manshiyat Naser juga mendapat julukan
Garbage City berhubung saking kotor dan kumuhnya kota tersebut. Penduduknya dijuluki Zabbaleen atau orang-orang sampah. Kota yang berpenduduk sekitar 262 ribu jiwa ini masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri dalam mengolah sampah.

Para pria membuka layanan pengumpulan sampah dari rumah ke rumah, tentunya dengan tarip yang murah. Setelah sampah terkumpul, mereka akan membawa hasil sampah tersebut menggunakan truk atau gerobak ke kota Manshiyat Naser.

Setelahnya para istri dan anak-anak yang akan mengambil tugas memilah sampah-sampah yang dapat didaur ulang lagi. Sampah yang telah berhasil dipilih akan dijual ke pabrik-pabrik setempat yang membutuhkan. Sebagian perempuan lainnya akan membuat sampah-sampah tersebut menjadi cinderamata atau perhiasan yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Di sinilah keterampilan dibutuhkan.

Ane pamit undur diri, terima kasih sudah berkenan mampir di thread ane. Nantikan thread ane selanjutnya


Sumber gambar: Google
Referensi : 1, 2