"Pemerintah Indonesia, kapan saja, siapa saja presidennya yang akan datang, kalo hasil kayanya dari bangsanya sendiri tidak dihargai, bagaimana dia mau meminta penghargaan?" - Ir. Tjokorda Raka Sukawati. Sumber
Spoiler for spoiler:
Spoiler for Chek For Repost:
Hallo, again!
Selamat datang agan-sista dan warga KASKUS yang budiman dithread sederhana ane, pada kesempatan ini ane tertarik untuk bahas salah satu tokoh arsitektur indonesia yaitu Ir. tjokorda raka sukawati, yang dikenal dengan penemuan metode konstruksi jembatan layang "Sosro Bahu". Selamat membaca agan & sista.!! .
Spoiler for Dia, Insinyur kharismatik kelahiran Bali.:
Bapak Ir. Tcokorda adalah seorang pria kelahiran Ubud, Bali, pada 3 Mei 1931 yang tersohor namanya bersamaan dengan penemuannya mengenai teknik konstruksi pembangunan jalan tol layang tanpa harus menggangu arus lalulintas pada saat pembangunannya yang diberi nama dan telah dipatenkan yaitu teknik SOSRO BAHU.
Beliau meraih gelar Insinyur bidang teknik sipil di Institut Teknologi Bandung pada tahun 1962, yang kemudian memperoleh gelar doktor dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Bapak Ir. Tcokorda meniti karir di PT. Hutama Karya, salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dibawah Kementrian PU pada saat itu, dari mulai menjadi kepala proyek samapai ke jenjang Direktur. (CMIIW). Sumber
Spoiler for Penemuan Teknik Sosro Bahu:
Pada tahun 1980-an, Jakarta yang memang sudah mengalami kendala kemacetan lalu lintas, banyak membangun jalan layang sebagai salah satu solusi meningkatkan infrastruktur lalu-lintas. Sebagai kontraktor saat itu, PT. Hutama Karya mendapatkan order membangun jalan raya di atas jalan by pass A. Yani di mana pembangunannya harus memastikan bahwa jalan itu harus tetap berfungsi.
Dengan permasalahan tersebut, para direksi Hutama Karya berdiskusi setelah mendapatkan order membangun jalan layang antara Cawang sampai Tanjung Priok sekitar tahun 1987. Persoalan rumit diurai, yang diperlukan untuk menyangga badan jalan itu adalah deretan tiang beton, satu-sama lain berjarak 30 meter, di atasnya membentang tiang beton selebar 22 meter. Batang vertikalnya (pier shaft) berbentuk segi enam bergaris tengah 4 meter, berdiri di jalur hijau. Hal ini tidak sulit, yang merepotkon adalah mengecor lengannya (pier head). Jika dengan cara konvensional, yang dilakukan adalah memasang besi penyangga (bekesting) di bawah bentangan lengan itu, tetapi bekesting itu akan menyumbat jalan raya di bawahnya. Cara lain adalah dengan bekesting gantung tetapi membutuhkan biaya lebih mahal.
Di tengah masalah itu, Ir. Tjokorda Raka Sukawati mengajukan gagasan dengan membangun tiangnya dulu dan kemudian mengecor lengannya dalam posisi sejajar dengan jalur hijau, setelah itu diputar membentuk bahu. Hanya saja kendalanya adalah bagaimana cara memutarnya karena lengan itu nantinya seberat 480 ton.Sumber
Ketika Tjokorda memperbaiki kendaraannya, hidung mobil Mercedes buatan 1974-nya diangkat dengan dongkrak sehingga dua roda belakang bertumpu di lantai yang licin karena ceceran tumpahan oli secara tidak sengaja. Begitu mobil itu tersentuh, badan mobil berputar dengan sumbu batang dongkrak.
Satu hal yang ia catat, dalam ilmu fisika dengan meniadakan gaya geseknya, benda seberat apa pun akan mudah digeser. Kejadian tadi memberikan inspirasi bahwa pompa hidrolik bisa dipakai untuk mengangkat benda berat dan bila bertumpu pada permukaan yang licin, benda tersebut mudah digeser. Bayangan Tjokorda adalah menggeser lengan beton seberat 480 ton itu. Kemudian Tjokorda membuat percobaan dengan membuat silinder bergaris tengah 20 cm yang dibuat sebagai dongkrak hidrolik dan ditindih beban beton seberat 80 ton. Hasilnya bisa diangkat dan dapat berputar sedikit tetapi tidak bisa turun ketika dilepas. Ternyata dongkrak miring posisinya. Tjokorda kemudian menyempurnakannya, posisinya ditentukan persis di titik berat lengan beton di atasnya. Untuk membuat rancangan yang pas, dasar utama Hukum Pascal yang menyatakan: “Bila zat cair pada ruang tertutup diberikan tekanan, maka tekanan akan diteruskan segala arah”. Sumber
Spoiler for Hari Pembuktian, dan Pengukiran Sejarah Ir. Tcokorda:
Secara teknik penemuan itu belum diuji coba karena waktu yang terbatas, namun ia yakin temuannya itu bisa bekerja. Tjokorda bahkan berani bertanggungjawab bila lengan beton jalan layang itu tidak bisa berputar. Pada tanggal 27 Juli 1988 pukul 10 malam waktu setempat (Jakarta), pompa hidrolik dioperasikan hingga titik tekan 78 kg/cm2. Lengan pier head itu, meskipun bekesting-nya telah dilepas, mengambang di atas atap pier shaft lalu dengan dorongan ringan sedikit saja, lengan beton raksasa itu berputar 90 derajat. Ketika pier shaft itu sudah dalam posisi sempurna, secara perlahan minyak dipompa keluar dan lengan beton itumerapat ke tiangnya. Sistem LPBH itu dimatikan sehingga perlu alat berat untuk menggesernya. Namun demikian karena khawatir kontruksi itu bergeser, Tjokorda memancang delapan batang besi berdiameter 3,6 cm untuk memaku pier head ke pier shaft lewat lubang yang telah disiapkan. Kemudian satu demi satu alat LBPH itu diterapkan pada kontruksi beton lengan jembatan layang yang lain. Secara Sederhana Dapat digambarkan sebagai Berikut :
Spoiler for Ilustrasi Sosro Bahu:
Teknis 1.
1. Bangunan tiang jalan.
Teknis 2.
2. Lengan Beton Jalan dibangun diantara dua jalur jalan, sejajar dengan jalan yang padat, dibawahnya.
Teknis 3.
3. Lengan beton jalan diputar 90 derajat. Jalan layang pun kemudian dibangun di atas lengan ini.
Dalam salah satu wawancaranya dividio ini Ir. Tcokorda mengungkapkan pengoperasian pompa hidrolok dengan titik tekan 78 kg/cm2 merupakan bagian dari anugrah tuhan. ane mengutip dari vidio tersebut beliau mengungkapakan "meskipun saya sebagai manusia yakin bahwa itu (lengan beton) bisa diputar, tapi semua ini bisa terjadi tetap karena kehendak tuhan, jikalau ini tidak bisa diputar hanya ada dua persoalan, (1) sebagai bangsa Indonesia akan dihina oleh orang barat sudah betul-betul habis-habisan, (2) dan saya sebagai insinyur indonesia betul-betul akan habis, malu ndak bisa dikatakan apalah" .
Kemudian Ir. Tcokorda pun bercerita bahwa pada saat sebelum dilakukannya proses pemutaran itu beliau naik keatas tiang pancang tersebut dan melakukan sembahyang (menurut kepercayaan beliau). Lalu beliau menyatakan "Terus entah darimana ya (ada yang berkata padanya) jangan lebih dari 78!, suara atau entah apa lah,". kemudian beliau merasa bimbang dalam hati, akan mengikuti suara dalam hatinya saat ia sembahyang, atau mengikuti hasil perhitungan dan penelitiannya yang mana hasil perhitungannya adalah 110 kg/cm2.
Pada akhirnya Ir. Tcokorda menguatkan hati dan mengikuti kepercayaannya dengan mengarahkan anakbuahnya mengeksekusi pompa hidrolik dengan tekanan 78 kg/cm2, dan mengambil tanggungjawab penuh terhadap PT. Hutama Karya dan Kementrian PU apabia terjadi masalah.
Dengan disaksikan langsung oleh tokoh-tokoh terkait yang memiliki kepentingan dalam project tersebut dengan proses yang menegangkan, tepat pada tekanan hidrolik 78 kg/cm2, lengan beton pun berputar sesuai dengan harapan dari Ir. Tcokorda dan beliau berhasil mengukirkan sejarah didunia konstruksi Indonesia dan bahkan Dunia. Dimuat oleh wikipedia.id, Dia mengatakan bahwa temuan itu 80% atas kehendak Tuhan yang Maha Kuasa. Bahkan angka tekanan 78 kg/cm² yang ditetapkan dalam teknologi temuannya itu, sebenarnya angka misterius bagi ia, entah dari mana saat itu ia menetapkan angka wangsit itu, tetapi berhasil bahkan para insinyur Amerika Serikat yang mengerjakan jalan layang di Seattle begitu taat dengan ketetapan 78 kg/cm² itu. Belakangan, setelah diketahui di laboratorium yang kemudian dibangunnya sendiri itu, didapatkan hasil perhitungan berupa ketetapan sebesar 78,05 kg/cm². Persis sama dengan ketetapan angka wangsit tadi.
Spoiler for Penamaan Sosro Bahu:
Pada pemasangan ke-85, awal November 1989, Presiden Soeharto ikut menyaksikannya dan memberi nama teknologi itu Sosrobahu yang diambil dari nama tokoh cerita sisipan Mahabharata. Sejak itu LBPH tersebut dikenal sebagai Teknologi Sosrobahu. Temuan Tjokorda digunakan insinyur Amerika Serikat dalam membangun jembatan di Seattle. Mereka bahkan patuh pada tekanan minyak 78 kg/cm2 yang menurut Tjokorda adalah misteri ketika menemukan alat LBPH Sosrobahu itu. Tjokorda kemudian membangun laboratorium sendiri dan melakukan penelitian dan hasilnya berupa perhitungan susulan dengan angka teknis tekanan 78,05 kg/cm2, nyaris persis sama dengan angka wangsit yang diperolehnya sebelum itu.
Hak paten yang diterima adalah dari pemerintah Jepang, Malaysia, Filipina. Dari Indonesia, Dirjen Hak Cipta Paten dan Merek mengeluarkan patennya pada tahun 1995 sedangkan Jepang memberinya pada tahun 1992. Saat ini teknologi Sosrobahu sudah diekspor ke Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapura. Salah satu jalan layang terpanjang di Metro Manila, yakni ruas Vilamore-Bicutan adalah buah karya teknik ciptaan Tjokorda. Di Filipina teknologi Sosrobahu diterapkan untuk 298 tiang jalan. Sedangkan di Kuala Lumpur sebanyak 135. Saat teknologi Sosrobahu diterapkan di Filipina, Presiden Filipina Fidel Ramos berujar, “Inilah temuan Indonesia, sekaligus buah ciptaan putra ASEAN”. Sementara Korea Selatan masih bersikeras ingin membeli hak patennya.
Spoiler for Ujung Karir Yang Tidak Populer:
Menurut beberapa sumber Di ujung kariernya di PT. Hutama Karya, Tjokorda terseret persoalan Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN) yang menimpa perusahaan konstruksi itu. Ir. Tjokorda harus berurusan dengan masalah commercial paper, hal yang asing bagi seorang insinyur seperti dirinya. Ia sempat berurusan dengan pengadilan. Kasus ini terkuat menyusul krisis finansial Asia yang membuat banyak perusahaan konstruksi terkena masalah.Sumber
Ir. Tjokorda Raka Sukawati, yang juga pendiri Fakultas Teknik Universitas Udayana Bali, telah pensiun dari PT. Hutama Karya, namun masih tetap berkarya bahkan menghasilkan teknologi sosrobahu versi kedua yang lebih unggul soal kepraktisan dibandingkan versi sebelumnya. Beliau menghabiskan akhir karirnya dengan mengajar di jenjang Pascasarjana Bidang Teknik Sipil Universitas Udayana. Ir. Tjokorda menghembuskan nafas terakhirnya pada 12 November 2014 pada pukul 20:00 WITA, ditanah kelahirannya Ubud, Bali. Sumber
Sekian informasi dari ane yang bisa ane shere ke agan, sista dan warga KASKUS yang budiman, semoga bisa bermanfaat dan bisa jadi bahan diskusi kita mengenai Indonesia sebenarnya punya banyak tokoh-tokoh hebat diberbagai macam ilmu pengetahuan, yang bahkan telah diakui oleh seluruh dunia, namun terkadang kita sendiri sebagai saudara satu bangsa masih kurang mengenal tokoh-tokoh tersebut, salah satunya adalah Bapak Sosro Bahu Ir. Tjokorja Raka Sukawati, yang penemuannya sangat berharga bagi bangsa dan negara.
Terimakasih gan sudah mampir ke thread ane yang sangat berantakan ini, semoga bermanfaat, ane sangat tidak keberatan kalo agan bersedia shere thread ane ke kawan-kawan, ane juga sangat tidak terganggu kalo agan bersedia lempar cendol , juga Rating yaa ., jangan sungkan buat komen, dan Koreksi info yang ane shere diatas,