Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
Ramai "Klepon Tidak Islami", Gus Miftah Bandingkan dengan Babi dan Kurma


Ramai "Klepon Tidak Islami", Gus Miftah Bandingkan dengan Babi dan Kurma

SuaraJogja.id - Jajanan tradisional klepon tengah menjadi bahan perbincangan hangat di media sosial gara-gara beredar poster digital yang menyebut bahwa klepon tidak Islami. Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah pun turut menanggapi topik tersebut dengan membandingkan klepon, babi, dan kurma.

Melalui Instagram, Rabu (22/7/2020)0, pengguna akun @gusmiftah ini membagikan video lawasnya saat berdakwah ditemani Deddy Corbuzier sang sahabat. Di video itu Gus Miftah menceritakan tentang pertanyaan Deddy usai menyaksikan video standup comedians Coki Pardede dan Tretan Muslim.

Gus Miftah mengatakan, Deddy sempat bertanya padanya tentang guyonan Coki dan Muslim, yang memadukan babi bersama kurma dalam masakan mereka. Gara-gara video itu, Coki dan Muslim diketahui mendapat kecaman dari sana-sini sampai pada ancaman pembunuhan.

Pasalnya, kedua komedian yang tergabung dalam Majelis Lucu Indonesia (MLI) ini dianggap melakukan penistaan agama. Itulah yang kemudian mendatangkan banyak tanda tanya di kepala Deddy.

"Jadi suatu ketika, Deddy itu pernah telepon saya gara-gara ada standup comedy, namanya Coki-Muslim, di-bully gara-gara masak daging babi dengan kurma. Saat itu dia diancam bunuh, "Itu penistaan agama." Dia telepon saya, akhirnya kita bikin YouTube," kata Gus Miftah.

Lulusan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga ini pun justru tertawa mendengarnya. Menurutnya, tak ada benda mati yang memiliki agama. Ia pun menjelaskan hal tersebut sembari sedikit terkekeh-kekeh.

""Gus, apa benar, orang masak daging babi dengan kurma itu penistaan agama?" Waktu itu saya jawab, sejak kapan benda mati punya agama? Seolah-olah kalau babi itu pasti Kristen, kalau kurma itu pasti Islam," jelasnya.



Video tersebut diunggah Gus Miftah ke Instagram dengan caption kocak yang turut menyinggung "klepon tidak Islami". Ia juga menambahkan akun Instagram Coki, Muslim, dan Deddy di caption.

"Sejak kapan benda mati punya Agama? @cokipardede666 @tretanmuslim @mastercorbuzier Kita berdoa ya “semoga klepon segera dapat hidayah,”" tulis Gus Miftah.

Sontak banyak warganet ikut tertawa mendengar dakwahnya. Seperti Gus Miftah, mereka juga tak menganggap serius ungkapan "klepon tidak Islami", yang digunakan sebagai promosi toko kurma dengan nama "Abu Ikhwan Azis" meskipun tak diketahui pasti sumbernya.

"Kasian klepon, pasti merasa di nistakan sama kurma gara-gara iklan kemaren," @mrs.hmw88.

"Aamiin coba di suruh syahadat gus klepon mya biar jadi islami," tulis @cutesalby.

"Mungkin Kleponnya harus menutup aurat pakai hijab/sorban dan membaca syahadat," tambah @aykhalimah298_.
Sumber Berita


************

Antara False Flag, Trik Marketing, dan Saling Serang.

Budaya adu domba bangsa kolonial nampaknya meninggalkan bekas yang tak bisa lekang oleh waktu bagi bangsa ini. Dan ketika kaum nasionalis berebut pengaruh disini dengan kaum gurun pasir, maka kue klepon dan kurma pun diadu domba. Padahal selama ini kue klepon tak punya salah, dan kurma pun tak pernah mencari masalah. lantas siapa yang harus dipersalahkan?

Bagi sebagian orang yang apa-apa selalu dihubungkan dengan amaliyah membela agama, urusan kalimat "Kue Klepon Tidak Islami" bisa dianggap sebagai serangan terhadap agama. Mereka sama sekali tak mau melihat apakah benar kalimat itu berbau taktik marketing atau tidak. Bagi mereka yang ghirahnya dari ujung kaki hingga ujung rambut di kepala dalam menjalankan (yang katanya) membela agama, kata-kata itu adalah serangan langsung yang dimaksudkan untuk mempermalukan agama. Mereka berdalih bahwa postingan tiu disebar oleh orang yang tidak jelas, siapa orangnya dan apa maksudnya. Hanya itu yang menjadi rujukan mereka. Dan ujung-ujungnya mereka membuat narasi bahwa hal itu dilakukan oleh PKI. kesana lagi muaranya.

Ini baru kue klepon, belum yang lain. Belum merembet ke hewan, ke pohon, ke olahraga (meskipun sebagian sudah digaungkan jauh-jauh hari, yaitu berkuda dan memanah). lantas apakah hal ini benar dilakukan oleh pihak ketiga yang menjalankan False Flag? Ah, jangan terlalu jauh berpikir kesana. Nyatanya memang ada sebagian masyarakat kita terkontaminasi berat dengan budaya gurun pasir. Apa-apa yang berbau Arab dianggap paling baik dan paling tinggi derajatnya. Padahal praktek jahiliyah banyak dijalankan di puncak sana.

Sebagai contoh, kita bicara soal Halal.
Menurut Wikipedia, Halal (Arab: حلال‎, ḥalāl; "diperbolehkan") adalah segala objek atau kegiatan yang diizinkan untuk digunakan atau dilaksanakan, dalam agama Islam. Istilah ini dalam kosakata sehari-hari lebih sering digunakan untuk menunjukkan makanan dan minuman yang diizinkan untuk dikonsumsi menurut Islam. Halal sebagai salah satu dari lima hukum, yaitu: fardhu (wajib), mustahab (disarankan), halal (diperbolehkan), makruh (dibenci), haram (dilarang).

Obyek dan Kegiatan. Dan obyek disini meliputi makanan serta minuman. Sementara kegiatan, bisa berupa pernikahan yang ujungnya adalah berhubungan badan. Tanpa pernikahan? Jelas haram. Makanya banyak cewek yang minta dihalalin dulu sebelum ditiduri. Apakah ini Islami? Banget! Jelas Islami.

Lalu ketika ada jilbab dilabeli halal, lemari es dilabeli halal, apa yang melatabelakanginya kecuali trik marketing? Ada yang protes? Tidak sama sekali. Padahal jilbab dan lemari es tidak untuk dimakan atau dikonsumsi. Lantas apa jilbab yang mendapat sertifikat halal itu otomatis menghalalkan pemakainya yang bisa saja bukan wanita baik-baik? Atau lemari es yang mendapat sertifikat halal auto menghalalkan makanan dan minuman didalamnya yang bisa saja makanan dan minuman haram? Padahal kata halal jelas-jelas Islami. Lalu dimana pembenaran utnuk melabeli halal kepada jilbab dan lemari es? Apakah ada yang tersinggung? Tidak. Apa yang punya ide seperti itu dianggap PKI? Tidak juga. Padahal dibalik hal itu, ada sentilan yang seharusnya dirasa oleh sebagian orang, tapi mungkin mereka tidak peka atau sengaja tidak mempekakan diri.

Ini sama halnya dengan seseorang yang menganggap korupsi itu halal tergantung niatnya. Kalau niatnya untuk menjalankan amal ibadah bagi agama, maka itu halal. Apakah ini Islami? Tidak. Tapi tak ada yang menangkap orang tersebut atau menganggap itu adalah False Flag. Kenapa bisa? karena mereka segolongan. Dan bisa jadi jika yang memposting kue klepon tidak Islami juga adalah orang segolongan mereka, lalu berdalih ABCD dengan segala pembenaran berbau agama, bisa jadi akan berbalik dibela.

Kasus Coki-Muslim yang membuat masakan daging babi dicampur kurma langsung dihujat dan diancam bunuh, adalah sebuah contoh, bahwa sebagian masyarakat Indonesia tengah sakit keras! Bukan sakit dalam hal aqidah, tapi sakit logika.

Masih ingat soal lagu yang dimusuhi? Warna yang dimusuhi? Apa itu juga False Flag? Padahal jatuhnya sama, mempermalukan agama. Apa kaum yang kini tengah sibuk mencari pembelaan dengan melontarkan isu False Flag juga memberi tuduhan yang sama kepada mereka yang memberi agama pada warna dan lagu?

Ayolah....
Tak perlu malu dengan melihat kenyataan, bahwa di masyarakat Indonesia, sebagian ada yang tengah sakit keras! Mereka memandang bahwa Indonesia itu seharusnya seperti bangsa padang pasir! Mereka memaksakan budaya Arab harus dijalankan ditengah masyarakat yang majemuk ini. Dan itu fakta, bukan isapan jempol!

Jangan selalu menganggap bahwa setiap kalimat seperti itu, jika pelakunya tidak ditemukan atau tidak jelas maka dianggap sebagai serangan. Serangan yang kalau menguntungkan dibiarkan, tapi kalau dianggap merugikan maka buru-buru dibuat narasi.

Soal klepon itu cuma mengusik gerombolan ular beludak dengan sedikit asap. Dan asapnya ternyata juga menyebar kesana-kemari, bukan hanya ular yang terganggu, tapi juga lingkungan sekitarnya. Tapi baguslah, pada akhirnya semua terbangun karena asap tersebut.

Cuma klepon, tapi bisa membuat marah.
Cuma klepon, tapi bisa membuat tersinggung.
Cuma klepon, tapi bisa bilang False Flag.
Tapi ketika balon warna hijau meletuuuuus, mereka diam seribu basa menahan malu. Balon warna hijau dilabeli Islami lebih dulu dibanding klepon.
Kenapa ributnya baru sekarang saudaraku?

Diubah oleh i.am.legend. 22-07-2020 18:44
cydol
anon009
OrdinaryVillage
OrdinaryVillage dan 17 lainnya memberi reputasi
18
5K
86
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan