Pernikahan dan tradisi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Kesakralan keduanya pun selayaknya harus dijaga demi kelangsungan hidup selanjutnya.

Pada umumnya, pernikahan dilakukan oleh dua anak manusia. Akan tetapi, tampaknya hal itu tidak selamanya benar. Terbukti, di salah satu negara di dunia, ada sebuah tradisi pernikahan yang menurut ane antimainstrim. Meskipun terkenal dengan negara yang memiliki tatanan kehidupan modern, tapi tidak menutup kemungkinan, negeri bersimbol singa ini mempunyai tradisi pernikahan yang tergolong langka.

Tradisi pernikahan itu berada di Singapura dan bernama Ghost Marriage atau pernikahan hantu. Yaitu, sebuah pernikahan antara dua orang yang sudah meninggal atau antara manusia dengan hantu. Mungkin kelihatannya seram, ya, GanSis. Akan tetapi, itulah tradisi pernikahan yang masih ada hingga saat ini.

Fakta menunjukkan, jika adat ini sebenarnya bukan asli dari Singapura. Namun, pendatang dari negeri Tirai Bambulah yang membawanya. Menurut pemahaman orang China, laki-laki atau perempuan yang meninggal dalam keadaan masih lajang, arwah mereka selamanya akan menghantui keluarga yang masih hidup. Arwah itu akan meminta pasangan supaya di akhirat nanti tidak merasa kesepian. Nah lo, hantu saja ingin punya pasangan, masa ente masih betah menjomlo? Hehe, skip! Bercanda, GanSis.

Selama ini, tradisi pernikahan langka itu dilakukan di sebuah tempat khusus, GanSis. Kelenteng Seng Wong Beo yang dibangun tahun 1905 oleh seorang pendeta bernama Rui Yu, merupakan tempat untuk meminta jodoh sekaligus penyelenggaran pernikahan hantu tersebut.


sumber gambar

Bagi keluarga yang ingin menikahkan anaknya yang sudah meninggal, hal yang pertama dilakukan adalah mendatangi kelenteng tersebut untuk meminta jodoh arwah lain. Apabila sudah mendapatkan pasangan yang kira-kira cocok, maka pihak kelenteng akan menghubungi orang tau dari anak muda yang meninggal tadi.

Dalam pernikahan hantu, mempelai arwah diwakili oleh boneka kertas. Dan dibuatkan juga miniatur dari kertas segala barang seperti rumah, ranjang pengantin, mobil dan barang rumah tangga lain serta sepasang pelayan. Semua itu akan dibakar begitu ritual selesai.




Kedua keluarga yang bersangkutan lalu dipertemukan. Jika kedua belah pihak sudah setuju, maka pernikahan bisa segera dilangsungkan. Upacara dan resepsi pun dilakukan secara khusus yang dioimpin oleh seorang pendeta.



Agan Sista bisa membayangkan tidak, bagaimana tradisi itu berjalan?

Menurut ane, tradisi semacam itu memang kurang masuk akal. Sependek pengetahuan ane, orang yang sudah meninggal arwahnya kembali ke pangkuan Illahi dan disimpan di tempat rahasia dan hanya Allah yang tahu. Jadi, bagaimana mungkin mereka memikirkan hal-hal yang bersifat duniawi?

Itu menurut ane, loh, ya. Ane tidak akan mendebat dan mempermasalahkan sesuatu yang sifatnya menyangkut kepercayaan suatu agama. Sebab, setiap manusia berhak memilih agama dan kepercayaan sesuai keyakinannya. Dan tradisi langka ini adalah salah satu kultur kepercayaan masyarakat Tionghoa. Meskipun terdengar aneh dan seram, tapi tradisi ini masih berjalan hingga sekarang, loh, GanSis.

Banyaknya kultur budaya yang ada di dunia, tentu menjadi poin penting supaya kita saling menghormati dan menghargai. Perpecahan yang ditimbulkan karena adanya perbedaan suatu tradisi masyarakat, seharusnya tidak terjadi. Allah menciptakan manusia dengan beragam suku, adat, dan budaya yang tersebar di penjuru dunia, tentu memiliki tujuan. Sebab, Allah tidak akan menciptakan sesuatu yang sia-sia di dunia ini.

Tetap saling menghargai dalam perbedaan adalah kunci terciptanya kerukunan antar umat beragama.

Sekian. Salam santun dari ane untuk seluruh kaskuser di mana pun berada. Terima kasih dan sampai jumpa di trit ane selanjutnya.


Bagi Agan Sista Yang Mau Join B-Log Kami, Silakan Klik Banner Di Bawah Ini.




Penulis : @anna1812
Referensi : 1, 2