widokoAvatar border
TS
widoko
Viral Fenomena Bintang Tsurayya Saat Corona, Begini Penjelasan Ahli Antariksa
Kasus Corona di tanah air belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir dalam waktu dekat. Sampai dengan hari ini (2/5) masih ada tambahan 292 kasus baru di Indonesia. Dengan tambahan tersebut total kasus Covid-19 di tanah air menjadi 10.843. Dari jumlah itu 831 diantaranya harus berakhir dengan kematian.


Pleiades (Sumber: kompas.com)


Lalu kapan pandemi yang menghebohkan ini akan berakhir?

Prediksi pun bermunculan. Salah satunya dari Singapore University of Technology and Design yang memprediksikan Corona di Indonesia akan reda 99 persen pada 23 Juni 2020 (liputan6.com, 27/4).


Cahaya dalam Video Viral yang Disebut Netizen @RasyadKhalifah Sebagai Bintang Turaya (Sumber: kompas.com)

Selain prediksi, ada pula fenomena munculnya Bintang Tsurayya atau Turaya yang dikaitkan dengan akan meredanya Corona. Fenomena tersebut diunggah dalam bentuk video oleh akun @RasyadKhalifah di Twitter pada 29 April 2020 (kompas.com, 2/5). Sampai saat ini video tersebut telah diputar sekitar 1.300 kali.


Penampakan Pleiades yang Dirilis LAPAN (Sumber: kompas.com) 


Berkaitan dengan kemunculan bintang Tsurayya tersebut Peneliti Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Dr Emanuel Sungging Mumpuni pun angkat bicara. Menurutnya istilah bintang Turaya atau Tsurayya dalam ilmu antariksa dikenal sebagai Pleiades.

Bintang Tsurayya adalah gugus bintang terbuka Pleiades yang terletak di dekat Rasi Bintang Taurus. Gugus bintang ini terdiri dari berbagai bintang yang tujuh diantaranya bisa dilihat dari bumi dengan mata telanjang. Gugus bintang ini berjarak sekitar 444 tahun Cahaya dari bumi (kompas.com, 2/5).

Menurut Emanuel Sungging, sepanjang tahun siklus Pleiades bisa ditentukan. Ia juga menyatakan munculnya Pleiades adalah pada saat-saat ini. Di Indonesia menurutnya mungkin diasosiasikan dengan akhir musim penghujan.

Tetapi Emanuel Sungging tidak bisa memastikan yang direkam netizen tersebut bintang Pleiades atau bukan. Ia hanya bisa menyampaikan bahwa pada saat-saat ini memang Pleiades bisa dilihat pada saat-saat pagi hari.

Sang Peneliti Lapan pun juga menyampaikan bahwa pihaknya tidak bisa mengaitkan fenomena ini dengan wabah. Alasannya karena Pleiades itu ada sejak dahulu.

Alam semesta adalah wilayah begitu luas dan kita adalah debu mungil di dalamnya. Masih sangat banyak rahasia dibaliknya yang belum bisa kita ungkap atau mungkin tak akan pernah bisa kita ungkap. 

Semoga kita bisa memaknai semuanya dengan bijak. Semoga bencana ini cepat berlalu...I]


Referensi:

1. https://www.kompas.com/tren/read/202...n-lapan?page=2

2. https://www.kompas.com/tren/read/202...ilmu-antariksa
pakolihakbar
aldysadi
nona212
nona212 dan 34 lainnya memberi reputasi
35
1.4K
26
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan