Jakarta, CNBC Indonesia - Realita bahwa tes virus corona sangat sulit didapat terjadi di banyak negara. Bahkan negara kaya seperti Amerika Serikat dan Eropa.

Namun di kota Wuhan, yang merupakan pusat pertama penyebaran pandemi ini, tes virus corona sangat mudah didapat dengan hasil yang cepat dan harga murah.

Hal ini setidaknya dilakukan seorang jurnalis dari Reuters. Brenda Goh mencoba melakukan tes tersebut sesaat setelah tiba di ibu kota provinsi Hubei tersebut.


Ia diantarkan oleh seorang staf pemerintahan ke lokasi pengujian di sebuah hotel yang tertutup. Tes dilakukan oleh seorang pekerja medis lengkap dengan jas hazmat dan kacamata medis.

Setelah mengisi data pribadi, tes swab yang mengambil sampel dari tenggorokan secara mengejutkan begitu cepat dilakukan. Hanya membutuhkan waktu kurang dari tiga detik.

"Anda akan mendapatkan hasil dalam waktu sekitar satu setengah hari," kata staf pemerintahan, dikutip dari Reuters. Esoknya, jurnalis tersebut mendapatkan hasilnya yang berupa negatif.

Tes yang memiliki istilah "uji asam nukleat" tersebut sudah menjadi hal yang lumrah di Wuhan. Sebab banyak perusahaan meminta pekerja untuk memperlihatkan hasil tes sebelum mereka kembali bekerja, meskipun itu tidak wajib.

Di satu rumah sakit Wuhan, seseorang hanya perlu meludah ke tabung reaksi. Pengujian tersebut hanya menelan biaya 260 yuan (US$ 37 atau Rp 580 ribu) dan hasilnya akan tersedia lewat sebuah aplikasi seluler.

Menurut data pemerintah, sudah ada lebih dari 930.315 tes yang dilakukan di Wuhan sejak 21 Februari lalu. Para pejabat di China mulai menyederhanakan dan mempercepat proses untuk mendapatkan tes asam nukleat, meskipun keakuratan tes tersebut masih banyak dipertanyakan.

Beberapa dokter di sana bahkan meningkatkan persyaratan untuk pasien yang dirawat. Mereka baru bisa keluar dari rumah sakit jika melakukan tes asam nukleat sebanyak tiga kali, dengan hasil negatif pada ketiga tes tersebut.

Kini kota-kota di China Daratan mengharuskan beberapa pelancong yang datang untuk mengikuti tes sebelum masuk ke dalam negara tersebut, sebagai antisipasi dalam penyebaran virus corona gelombang kedua.

Saat ini China mencatat total 82.249 kasus pasien terinfeksi COVID-19. Sebanyak 3.341 orang lebih meninggal dan 77.738 sembuh per Selasa (14/4/2020), menurut data Worldometers.

sumur

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...isa-tes-corona

mantab betul. harus banyak meludah nih kayaknya