Pembina Pramuka SMPN 1 Turi Sudah Diperingatkan Warga, Jawabannya: Mati Hidup Ada di Tangan Allah
Quote:
TRIBUNAMBON.COM - Viral di Facebook jawaban pembina pramuka SMP Negeri 1 Turi saat diingatkan warga.
Ratusan pelajar SMP Negeri 1 Turi dikabarkan hanyut terseret arus saat melakukan susur sungai Sempor, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (21/2/2020) pukul 15.30 WIB.
Dikutip dari Kompas.com, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengungkapkan kegiatan tersebut dilakukan oleh siswa kelas 7 dan 8.
Para siswa hanyut terbawa arus akibat banjir bandang yang tiba-tiba datang.
Tim SAR Gabungan terus melakukan pencarian korban yang terseret arus Sungai Sempor.
Sebelumnya Jumat (21/2/2020) kemarin siswa SMP Negeri 1 Turi melakukan sisir Sungai Sempor, Desa Donokerto, Kecamatan Turi.
Saat peristiwa terjadi banjir dengan aliran air yang deras mengakibatkan beberapa siswa hanyut dan tenggelam.
Hingga malam dini hari sudah ada tujuh siswa ditemukan oleh tim penyelamat.
Pencarian terus dilakukan dan menemukan dua siswa lagi.
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito menjelaskan dari info yang ia terima jumlah keseluruhan peserta 249.
"Kemudian yang selamat 239," ujarnya, Sabtu (22/2/2020).
Petugas akhirnya menemukan dua siswa lagi sekitar pukul 10.15 WIB dan 10.35 WIB.
Kapolda DIY Irjen Pol Asep Suhendar menuturkan dua orang siswa ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
"Dua lagi baru ditemukan di Dam Lengkong dan dam Polowidi yang berjarak dua hingga tiga kilometer dari tempat kejadian pertama," ungkapnya.
Warga Ingatkan Bahaya
Sementara itu, Dosen UGM Bagas Pujilaksono Widyakanigara meminta pihak sekolah mulai dari kepala sekolah hingga pembina Pramuka dipidanakan atas peristiwa ini.
Menurutnya, kejadian ini merupakan kecerobohan sekolah.
"#PIDANAKAN KEPALA SEKOLAH SMP NEGERI TURI 1, SLEMAN yogyakarta.
#Ir. KPH. Bagas Pujilaksono Widyakanigara, M.Sc., Lic.Eng., Ph.D.
UNIVERSITAS GADJAH MADA, YOGYAKARTA
#Salam berduka yang mendalam,
Berita hanyutnya beberapa murid SMP Negeri Turi 1 dan menelan korban jiwa, bukan musibah. Murni kebodohan, dan keteledoran Kepala Sekolah, guru-guru dan pembina pramuka.
KEPALA SEKOLAH, GURU-GURU DAN PEMBINA PRAMUKA HARUS BERTANGGUNG JAWAB. JANGAN HANYA MINTA MAAF!
Musim hujan, anak didik disuruh susur sungai? Mengapa bukan Kepala Sekolah, guru-guru dan pembina pramukanya yang susur sungai? Otaknya dimana?
Saya dapat informasi, kalau acara susur sungai sudah diingatkan warga. Namun gurunya menjawab mati hidup ada di tangan Allah...guru baik! Kenapa bukan Kepala Sekolah, guru-guru dan pembina pramuka SMP Negeri Turi 1 yang mati? Kenapa harus anak didik?
Pidanakan Kepala Sekolah, guru-guru dan pembina pramuka SMP Negeri Turi 1, Sleman.
Perlu ada evaluasi menyeluruh perihal pelaksanaan kegiatan pramuka di sekolah.
Saya sangat sedih dan berduka yang mendalam.
Terimakasih. Viralkan!
Yogyakarta, 2020-02-21
Hormat saya,
(KPH. BP. Widyakanigara)," tulis akun tersebut.
Tanggapan Bupati dan Sultan
Bupati Sleman, Sri Purnomo menurutkan tragedi ini menjadi pelajaran sangat mahal bagi Kabupaten Sleman.
Bupati Sleman Sri Purnomo menyebut, peristiwa hanyutnya siswa SMP Negeri 1 Turi Sleman yang terjadi di Sungai Sempor merupakan kecerobohan pihak sekolah.
Sebab, kegiatan susur sungai dilakukan saat musim hujan.
"Ya itu kecerobohan, artinya melaksanakan kegiatan-kegiatan di sungai pada saat musim hujan. Itu sangat berbahaya," ujar Bupati Sleman Sri Purnomo saat ditemui di lokasi, Jumat (21/2/2020).
Menurut Bupati Sleman, saat musim hujan seharusnya kegiatan Pramuka dapat dilakukan di dalam sekolah.
"Tetapi ini mereka mengadakan kegiatan di luar lingkungan sekolah, berada di perairan. Ini kan sangat bahaya sekali," ucapnya.
Terbukti, karena air sungai banjir mendadak, ada sebagian siswa yang dapat menyelamatkan diri.
Namun, ada yang tidak mampu menyelamatkan diri.
"Terbukti ada yang meninggal sejumlah enam anak," jelasnya.
Sri Purnomo mengatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan evaluasi agar tak ada kejadian yang sama terulang kembali.
Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X sangat sedih dan prihatin atas insiden tersebut.
"Ikut berduka cita atas meninggalnya anak- anak dari SMP Negeri 1 Turi di Kabupaten Sleman atas musibah pada waktu aktifitas menyusuri sungai," ujarnya.
Sultan Hamengkubuwono X mengungkapkan duka dan menyayangkan adanya kegiatan susur sungai saat musim penghujan.
"Saya juga prihatin, kenapa justru musim hujan ada aktivitas menyusuri sungai," tegasnya.
Selanjutnya, Sultan Hamengkubuwono X meminta pihak sekolah dan penyelenggara mampu bertanggungjawab penuh terkait tragedi tersebut.
"Saya mohon pimpinan sekolah bisa bertanggung jawab atas musibah ini. Itu saja yang bisa saya sampaikan, dengan sangat sedih dan rasa prihatin," pungkasnya.
SUMBER
awalnya saya mengira kata "hidup mati di tangan tuhan" itu hanya hiperbola supaya viral doank
lalu setelah cek berita sana sini
https://tirto.id/mengungkap-penyebab...di-sleman-eABw
salah satu korbannya mengaku klo pembinanya ngomong seperti itu
masih saja di bodoh bodohin oleh pernyataan bodoh seperti itu
akibat pernyataan bodoh itu
ratusan siswa jadi korban, baik yg mati maupun selamat
lalu siapa yg menolong siswa itu? MANUSIA!!!
jadi sudah sadar belum?
hanya MANUSIA yang bisa menolong MANUSIA
kerja sama antar MANUSIA lah yg bisa menciptakan dunia yg aman dan damai
berharap pada sesuatu yg tidak jelas keberadaannya hanyalah menciptakan PERPECAHAN
lu berharap dengan pikiran, gw paling benar, punya gw paling sempurna, punya lu salah, lu cacat, lu ga sempurna
manusia bisa hidup damai?
mengakui persamaan derajat saja tidak bisa dengan pola pikir seperti itu
apalagi di ajak kerja sama? di ajak menciptakan dunia yg damai? dunia yg lebih baik untuk generasi mendatang?
bangun dari mimpi lo !!!