Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

shopia2005Avatar border
TS
shopia2005
AKU ZAHRA


Namaku Zahra


"Siapa dia? " sepasang mata wanita muda menelisik sekujur tubuhku.

"Dia bakal jdi tambang emas kita," Mami Luki tersenyum lebar

"Dekil begini?" Wanita muda berpakaian super seksi nampak mengejek

Aku mengkeret, ruangan yang tadi kurasa begitu dingin kini berangsur berubah

"Tugasmu untuk merubahnya, Trysia."

"Aku akan ke luar negeri bulan ini."

"Jangan menghindar hanya karna kau takut tersaingi olehnya." Setengah melotot Mami Luki menghentakan kakinya.

"Oke, Mi. Tapi jangan berikan pelangganku padanya." Trysia menarik tanganku ke sebuah ruangan yang terletak jauh dari ruang tadi tempat kami bertemu.

"Siapa namamu?" Suara masih tak bersahabat.

"Aku Zahra, Bu." Jawabku sopan.

"Mandi dulu sana. Ingat jangan panggil aku Ibu, aku baru 30 tahun tau." Sengitnya

"Jangan lupa, pakai baju yang ada di lemari itu, semuanya untukmu.

"Baik, Mbak. Terima kasih." Aku menunduk

Trysia menunjuk ke arah kamar mandi

Aku mengikuti perintahnya.

Dengan masih mengenakan handuk aku tercenung di depan lemari besar yang berisi penuh dengan pakaian warna warni.

Namun, aku tak berani memakainya, karna hampir semuanya setengah terbuka

"Kenapa masih pake handuk? Ayo pilih bajunya, zahra." Suara Trysia menghentakan pikiranku

"Lama-lama kau akan terbiasa juga." Tukasnya seolah paham isi hatiku.

Dengan bantuannya, akhirnya sebuah mini dress hitam melekat di tubuhku.

"Bener juga kata Mami, loe cakep kalo pake baju gini." Suaranya terdengar tulus

"Mbak, saya risih pake ini." Aku menunduk menatap tubuhku di cermin, sesaat wajah Bapak melintas.

Andai masih hidup, betapa marahnya jika dia melihatku berpenampilan seperti ini.

"Pak, seandainya Bapak masih ada, aku tidak akan ada ditempat kotor ini." Gumamku

"Sudahlah, malam ini kau istirahat. Besok aku akan mengajakmu ke salon."

Trysia melangkah keluar meninggalkanku yang masih termenung. Entah dimana aku saat ini, Wanita yang dipanggil Mami Luki lah yang membawaku ke tempat ini. Dia berjanji jika aku akan dipekerjakan di tempat yang bergaji besar.

Tapi tempat apa ini? Apa tempat ini akan memberikanku kebahagian? Atau aku akan terkubur dalam genangan duka kembali sama. Seperti sebelumnya?

Jika aku meneliti ucapan Trisia, tempat ini bukanlah tempat baik, tapi kemana lagi aku bisa pergi dari kejaran para rentenir jahat itu selain disini.

Karna hanya pada Mami Luki para penjahat itu bisa percaya, jika aku akan membayar semua hutang-hutang keluargaku.
Dalam kebingungan dan kelelahan yang sangat akhirnya aku terlelap.


🌸 🌸 🌸 🌸

Dua hari kemudian

"Zahra, Mami Luki memanggilmu." Trysia kembali menyeretku ke ruang dimana Wanita yang dipanggil Mami itu berada.

Kami melewati lorong dimana para pria hilir mudik, sesekali matanya melirik nakal ke arah dadaku yang membusung indah, walau sudah kucoba menutupinya dengan rambut yang terurai panjang, namun itu semakin membuat mereka terpesona

Langkahku terseok, karna mengenakan heels yang cukup tinggi.

Pakaian ketat super pendek, serta gincu dan riasan tebal di wajah membuat penampilanku benar-benar mirip pramuria. Buah dada yang dulu kututupi kini setengah terbuka, ranumnya membuat pandangan pria-pria yang menatapku berdecak.

Aku hampir tidak mengenali bentuk rupa yang kumiliki sejak dua hari ini. Zahra, terkutuklah kau dan pekerjaan najismu ini!

"Wow! Sempurna sekali Trys, kau memang bisa diandalkan." Mata Mami Luki menatapku, lalu berdecak kagum.

"Mam, aku ada janji dengan Harris malam ini."

"Harris terus yang kau pikirkan, dia tak punya cukup uang untuk membuatmu bahagia."

"Sekali ini saja, sebagai bonus untuk suksesnya aku memvermak Zahra." Suara Trysia setengah memohon, dengan tatapan mata penuh harap

"Ya sudah, pergi sana!" Mami Luki nampak sangat tidak menyukai pria yang disebutkan Trysia.

"Terima kasih Mam." Trisia melonjak gembira, matanya berkedip ke arahku, namun aku tak memahami maksudnya.

"Zahra, temuilah pasien pertamamu malam ini."

Aku terdiam, tak paham akan apa yang dikatakan Mami Luki.

"Ayolah, kasian dia sudah lama menunggu, layani dia dengan baik."

Wanita berpenampilan wow ini membimbingku memasuki sebuah ruangan yang sudah dipenuhi dengan orang-orang yang sedang asyik berdansa.

Bau minuman menyeruak tajam, belum lagi lampu yang kerlap-kerlip semakin membuat kepalaku pening.

"Ini dia Tuan Sudjito, beruntung kau jadi wanita pilihannya malam ini, Sayang." Mami Luki berkedip nakal

"Lama sekali, aku sampai bosan menunggunya."

"Sabar dong, Tuan, yang penting kan tidak mengecewakan, yang minta dia ngantri banget, tapi karna Tuan langganan disini ya aku lebih memilih tuan malam ini."

Mata tuan Sudjito menatapku, lelaki tambun itu menyeringai, sorot netranya seolah ingin menerkamku saat itu juga, lidahnya berdecap, menjijikan. Hanya air liur saja yang tidak menetes dari mulutnya.

"Yakin dia virgin?" Mata nakalnya kembali melirik ke arah sensitifku, membuatku semakin jengah

Kini aku mulai paham, akan pekerjaan yang dijanjikan oleh Mami Luki padaku.

"Seratus persen, jika gagal virgin, uangmu akan kukembalikan lima puluh persen, Tuan." Lagi Mami luki mencubit pipi Tuan Sudjito, genit.

"Layani dia, puaskan syahwatnya, jika kau ingin terbebas dari para rentenir jahat itu." Bisik Mami Luki ditelingaku.

"Oke, kami pamit dulu, besok pagi akan kuantarkan kembali dia padamu." Tuan Sudjito meraih pinggangku, lalu menuntunku menuju luar rumah mewah yang ternyata tempat mesum ini.

"Kita main di hotel saja cantik, disini terlalu bising." Bisik Tuan sudjito, begitu dekat ditelingaku, hingga kumisnya seakan menggelitiki.

Tak pernah terbayang, aku harus menghabiskan malam bersama pria sebejad ini, seandainya ada cara untuk bisa merubah takdir yang sangat menyedihkan.

Dalam hatiku menjerit, mengutuk nasib dan jalan hidup yang harus kutempuh.

Garis tanganku memang tak seindah impian, cita-cita untuk hidup bahagia bersama kekasih tercinta tinggalah mimpi saja. Bencana besar itu merubah segalanya.

"Ya Allah, ampuni dosa-dosa hamba, kabulkan satu saja permintaan hamba, jauhkanlah hamba dari pria menjijikan ini sekarang." Batinku.

Penampakan Steven

Bersambung:

Pict by: pinterest
0
1.1K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan