Isu Prabowo Jadi Menhan, Ryamizard: Dia Tujuannya Presiden Kan?

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menanggapi santai isu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan menggantikannya. Menurut Ryamizard, siapa saja bisa menjabat sebagai MenterI Pertahanan. "Ya siapa saja boleh kok. Saya enggak pernah nargetin orangnya," kata Ryamizard di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat, 18 Oktober 2019.

Saat ditanya apakah sosok Prabowo cocok menjabat Menteri Pertahanan, Ryamizard menjawab, "Enggak tahu. Dia kan tujuannya jadi presiden, kan?"

Menurut Ryamizard, sosok Menteri Pertahanan di periode kedua pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi harus bisa mengubah situasi bangsa menjadi lebih baik. "Bangsa ini situasinya kurang baik, harus diubah menjadi baik," kata dia.

Belakangan santer isu bahwa Gerindra dan Prabowo mengincar kursi Menteri Pertahanan di kabinet Jokowi-Ma'ruf. Sumber Tempo menyebut, mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu belakangan memang lebih banyak bicara soal isu stabilitas dan pertahanan ketimbang soal ekonomi dan investasi.



Salah satu isu pertahanan yang menarik perhatian Prabowo belakangan ini adalah konflik di Papua. Hal ini juga sempat dibicarakan Prabowo bersama Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh saat keduanya bertemu pada Ahad malam lalu, 13 Oktober 2019.
sumber

☆☆☆☆☆☆☆

Isu. Rumor. Desas desus. Semua itu berbeda dengan hoax. Yang ketiga kata disebut diawal, bisa iya bisa tidak. Yang belakangan sudah jelas berita bohong.

Mungkin terkesan ketus apa yang diucapkan Ryamizard. Tetapi itu fakta. Kenyataannya memang Prabowo mengincar kursi Presiden dalam 2 kali pilpres. Andai pada akhirnya Prabowo bersetubuh dengan kenyataan yang ada, itu bukanlah aib. Jika seteru pada akhirnya bersekutu demi kebaikan bangsa, apapun alasannya harus kita dukung. Rakyat menginginkan ketenteraman, kedamaian, agar bangsa ini tak habis energi hanya mengurusi kerusuhan dan demonstrasi berjilid-jilid. Asal jangan ada deal-deal busuk dibelakangnya.

Bicara jatah, sebenarnya memang yang berdarah-darah yang lebih diutamakan. Tetapi jika demi bangsa dan negara, urusan seperti itu patutlah dikesampingkan.

Ingat soal Barack Obama? Toh dia memberi kursi menteri kepada rivalnya, Hillary Clinton. Dan tak ada yang salah dalam politik yang dinamis.

Yang justru jadi pertanyaan, Prabowo yang bersafari meminta ijin kepada seluruh koalisi pendukung Jokowi, kenapa Rocky Gerung yang kebakaran bulu? Dia pengamat? Bukan. Dia sekarang kader Demokrat. Dan kita sudah sama-sama tahu, SBY terkenal dengan sikapnya yang penuh keraguan dan kehati-hatian. SBY biasa bermain 2 kaki. Dia mungkin diam. Tapi agaknya dia tak benar-benar menutup mata dengan langkah nyinyir kader barunya si Rocky Gerung yang habis-habisan menghujat Prabowo. Agaknya ini akan menjadi menarik ketika pada akhirnya AHY tidak mendapat kursi di kabinet. Bakal makin kebakaran bulu si Rocky Gerung ini. Kalau dia sering menyebut orang lain dungu, pada dasarnya Rocky Gerung justru tengah mempertontonkan kedunguannya. Dia membuka jurang permusuhan dengan Prabowo, artinya Gerung mengadu Gerindra dengan Demokrat. Yang akan tertawa? Justru seluruh koalisi pendukung Jokowi.

Alasan Rocky Gerung menyerang Prabowo pada dasarnya memang bukan karena kecintaan kepada Prabowo, tapi memang karena ketakutan Demokrat tidak mendapat kursi kabinet pada periode kedua Jokowi. Itu teramat kasat mata.

Mustahil seorang Menteri Pertahanan bisa merebut pengaruh atas istana. Mustahil seorang Menteri Pertahanan bisa mengendalikan orang-orang di Istana. Bahkan seorang Menteri Pertahanan tidak punya kuasa memerintah TNI-POLRI untuk bergerak.

Jadi tertawakan saja langkah Gerung itu.

Orang kalau sudah panik, biarpun menganggap dirinya paling anti dungu, tetap akan terlihat dungunya.

Begitulah Rung.