Seorang Pria Kristen Dibunuh Karena Menjual Daging Sapi
September 27, 2019

Pekerja Partai Komunis India (Marxis) membakar patung pemerintah Bihar ketika mereka memprotes pembunuhan atas tiga orang yang dicurigai mencuri sapi pada 22 Juli lalu. (Foto IANS)

Sekelompok orang telah menyerang dan membunuh seorang pria suku beragama Kristen dan melukai dua lainnya yang dituduh menyembelih sapi dan menjual daging sapi itu di negara bagian Jharkhand, India.
Kelompok vigilante sapi berkekuatan 15 orang itu menyerang Kalantus Barla, Fagu Kachhapand dan Phillip Hahoro pada 22 September di negara bagian timur itu.
Barla meninggal beberapa jam setelah serangan itu dan dua lainnya masih dirawat di rumah sakit karena mengalami luka parah, kata perwira polisi V. Homkar kepada media.
Massa itu dilaporkan mendapati mereka menjual daging sapi di pasar di desa Jaltanda Suari, distrik Khunti. Para penyerang datang dari desa-desa tetangga setelah berita tentang dugaan penyembelihan sapi menyebar melalui pesan-pesan media sosial, kata laporan media setempat.
Homkar mengatakan polisi telah menangkap lima orang yang terkait dengan kejahatan tersebut.
Barla adalah orang ketiga yang dibunuh di luar hukum di negara bagian itu dalam lima bulan terakhir. Tabrez Ansari, seorang Muslim, terbunuh pada bulan Juni, sementara pada bulan April segerombolan orang membunuh seorang warga suku beragama Kristen di distrik Gumla karena menguliti banteng mati. Tiga orang juga terluka.
Orang-orang Gereja mengecam “tren berbahaya” main hakim sendiri oleh kelompok pembela sapi.
“Kami mengutuknya … karena kita sudah memiliki undang-undang untuk menghukum mereka yang melakukan kejahatan,” kata Pastor Anand David Xalxo, pejabat Komsos Keuskupan Agung Ranchi di ibukota negara bagian itu.
Membunuh sapi dilarang oleh hukum di negara bagian, sama seperti di sebagian besar negara bagian India lainnya, tetapi gerombolan yang berusaha main hakim sendiri tidak dapat ditoleransi, kata imam itu.
Kekerasan massa “atas nama agama adalah tren berbahaya” karena itu berarti “sekelompok orang menggunakan kekuatan mereka untuk menekan yang miskin dan tertindas,” tambah Pastor Xalxo.
Vigilantisme sapi untuk melindungi sapi yang dianggap sebagai hewan suci umat Hindu mendapat momentum setelah Partai Bharatiya Janata (BJP) yang pro-Hindu berkuasa di New Delhi dan Jharkhand pada 2014.
Sejak Mei 2015, setidaknya 12 orang telah dilaporkan tewas karena masalah ini. Sedikitnya 25 orang telah tewas dalam kekerasan terkait sapi sejak 2010 dan 21 di antaranya adalah Muslim, menurut laporan baru-baru ini oleh IndiaSpend, sebuah situs web data.
Ada 139 orang juga terluka dalam serangan ini. Lebih dari setengah serangan itu didasarkan pada rumor, kata situs tersebut.
Jharkhand “telah menjadi pusat pembunuhan massal di luar hukum dan itu adalah sinyal yang sangat salah bagi kita semua,” kata Ratan Tirkey, seorang pemimpin suku dan anggota komite penasihat suku pemerintah negara bagian. Kepada ucanews.com Tirkey mengatakan bahwa tren itu mungkin “pada akhirnya memecah belah masyarakat kita, yang selama ini dianggap sebagai tempat cinta kasih dan persaudaraan.”
A.C. Michael, mantan anggota Komisi Minoritas Delhi, mengatakan serangan terakhir itu menjadi masalah di kalangan komunitas minoritas.
Dia mencatat bahwa sebagian besar serangan main hakim sendiri digunakan untuk menargetkan Muslim tetapi sekarang menargetkan komunitas suku dan Dalit.
“Orang-orang suku menjadi sasaran karena mesin-mesin penggerak negara menyukai kelompok-kelompok main hakim sendiri. Beberapa mungkin menggunakan perlindungan sapi sebagai alasan untuk mendukung masalah pribadi mereka,” kata Michael, yang menuntut penyelidikan tingkat tinggi atas kasus-kasus semacam itu.

https://indonesia.ucanews.com/2019/0...l-daging-sapi/


gak kebayang dah kl ni kelompok ngeliatin org yg ngadain acara Idul Adha