djalanloeroesAvatar border
TS
djalanloeroes
Kota di Jawa Barat Ini Pernah Jadi Negara dan Punya Presiden Sendiri
Depok, sebuah kota kecil di Jawa Barat, yang berbatasan dengan Jakarta, terus menggeliat. Geliatnya semakin terlihat ketika kota ini menjadi lokasi kampus Universitas Indonesia.

Sebelum terkenal karena UI-nya, Depok sudah kondang dengan istilah “Belanda Depok”. Istilah ini mempunyai latar belakang sejarah yang unik dan khas.

Spoiler for Tugu C. Chastelein:



Ternyata istilah Belanda Depok memiliki akar sejarah yang panjang. Sejarah yang menempatkan Depok sebagai daerah istimewa yang mempunyai presiden sendiri. Tak ada daerah lain di Indonesia yang pernah punya presiden, selain Depok.

Bermula dari kedatangan Cornelis Chastelein (1657-1714), mantan pejabat VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), perusahaan dagang Belanda yang beroperasi di Hindia Belanda (sebutan Indonesia pada masa penjajahan). Chastelein pada tahun 1696 membeli tanah-tanah di Depok. Untuk menggarap tanah seluas 1.244 hektare itu, Chastelein mendatangkan 150 orang budak dari Maluku, Timor, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Di samping mempekerjakan para budak belian itu, Chastelein juga mengajarkan mereka etika Protestan untuk mewujudkan cita-citanya membentuk sebuah komunitas sejahtera berdasarkan ajaran Protestan.

Pada 18 Mei 1696, Chastelein mengeluarkan testamen (surat wasiat) yang berisi tentang kesediaannya memerdekakan para budak. Para budak yang telah dimerdekakan itu kemudian diberi nama marga sebanyak 12 nama, yakni Bacas, Isakh, Jonathans, Jacob, Joseph, Loen, Laurens, Leander, Tholense, Soedira, Samuel, dan Zadokh. Sebagai besar marga itu kini masih ada. Hanya satu marga yang punah, yakni Zadokh. Karena Belanda Depok mengikuti garis keturunan patrilineal, marga turun dari laki-laki, marga yang punah itu karena tidak mempunyai keturunan anak laki-laki.

Spoiler for Surat Wasiat C. Chastelein:



Chastelein meninggal pada 28 Juni 1714. Para bekas budak mewarisi tanah yang luas. Mereka beranak-pinak dan mengelola tanah tersebut. Komunitas sejahtera yang mapan secara ekonomi terus berjalan. Kehidupan para bekas budak ala Belanda, dalam hal pendidikan, berpakaian, makanan, dan budaya. Inilah yang kemudian melahirkan sebutan Belanda Depok. 

Dengan dasar testamen Chastelein, warga Belanda Depok kemudian mendirikan pemerintahan sendiri berbentuk republik pada 1871. Lahirlah Republik Depok yang dipimpin oleh seorang presiden bernama G. Jonathans. Undang-undang pemerintahan Depok dituangkan dalam Reglement van Het Land Depok.

Spoiler for C.J. Jonathans, Keturunan Presiden Depok, & Istri:



Ketika kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada 17 Agustus 1945, Republik Depok masih eksis. Warga Belanda Depok tidak menyambut kemerdekaan tersebut, bahkan menolaknya. Faktor kedekatan terhadap Kerajaan Belanda dan kemakmuran yang mereka nikmati, salah satu alasan penolakan tersebut. Hal inilah yang membuat pasukan pejuang dari sekitar Depok menyerbu Republik Depok. Terjadilah pertempuran hebat. Pejuang Margonda, Tole Iskandar, dan Mochtar (nama mereka kini diabadikan menjadi nama jalan utama di Depok) gugur dalam peristiwa yang dinamakan Gedoran Depok tersebut. Berakhirlah negara Republik Depok.



Referensi tulisan: Buku Gedoran Depok: Revolusi Sosial di Tepi Jakarta 1945-1955, karya Wenri Wanhar, terbitan Sadar Media, Depok, 2011.

Spoiler for Buku "Gedoran Depok":




Sumber foto 1

Sumber foto 2

Sumber foto 3

Diubah oleh djalanloeroes 31-07-2019 03:09
Ariwanas
cungkringoke
bastian.dade07
bastian.dade07 dan 10 lainnya memberi reputasi
11
15.4K
86
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan