babygani86Avatar border
TS
babygani86
Dinamika Narkoba dalam Kehidupan Musik Rock
Meski tak pernah diakui, narkoba sangatlah dekat dengan kehidupan pada dunia hiburan. Lantas walaupun para selebriti menggunakannya secara diam-diam dan kasat mata dari publik, namun terkadang berita seperti itu cepat menyebar. Dari dunia musik, khususnya musik rock, semua orang yakin bahwa musisinya gemar mengkonsumsinya. Hal itu semakin diyakini ketika membaca lirik-lirik yang ada dalam lagu-lagu mereka, padahal tak sepenuhnya seperti itu.

Apalagi di tahun 60-an dan 70-an penggunaan barang-barang haram menjadi begitu marak. Pada setiap pertunjukan musik yang digelar, terlihat penontonnya menikmati musik dari suguhan tontonan fly seiring notasi yang dimainkan oleh para musisinya. Celakanya lagi beberapa musisi top diyakini menggunakan narkoba untuk memancing datangnya inspirasi kreasi mereka.



Penggunaan narkoba makin marak di pertengahan tahun 60—an, dimana psychedelic mulai menampakan embrionya. Saat itu komunitas ini sangat menghindari pemakaian heroin dan mengkonsumsi alkohol. Namun mereka sangat terbuka pada marijuana dan terutama LSD. Tujuan dari konsumsi itu adalah mampu mencerna kreasi kreasi, entah musik atau sekedar puisi dari performer di depannya. Bagi mereka kala itu, 'rasa' jauh lebih penting ketimbang rasio.

Melihat rasa yang jauh lebih berperan dalam menikmati kreasi-kreasi para musisi kala itu. Pink Floyd dalam setiap suguhan performanya selalu memakai slide proyektor yang menampilkan gelembung-gelembung mirip jelly yang diproyeksikan di arah panggung. Idenya bila penontonnya sudah terkena LSD, maka mereka seperti sedang mandi jelly. Padahal personil Pink Floyd, kecuali Syd Barrett, tak pernah sedikitpun mencicipi LSD.

Ketika album 'Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band dirilis oleh the Beatles. Orang-orang melihatnya sebagai album yang terstimulasi oleh drugs, khususnya ganja. Dalam sebuah percakapan antara George Martin, produser the Beatles, dengan Paul McCartney dalam pembuatan film dokumenter album tersebut. Paul mengatakan bahwa album ini adalah album drugs, namun Martin menegaskan sama sekali bukan. Ia mengatakan bahwa hanya sesekali saja personil the Beatles menghisap ganja.

John Lennon mengeluarkan pernyataan sebaliknya ketika lagu 'Lucy in the Sky With Diamond' dilarang mengudara pada saluran radio BBC. Namun menurut analisa dari badan sensor dan masyarakat luas yang menentang lagu itu, melihat bahwa bila kata benda judul itu Lucy-Sky-Diamond diambil huruf pertamanya akan membentuk LSD. Dan Lennon mati-matian menyangkal hal itu, ia mendapatkan idenya dari Julian Lennon yang membawakan sebuah gambar kawannya bernama Lucy. Lucy menggambarkan bintang-bintang bernama Lucy pula, laksana berlian di langit. Ia pun mengambilnya menjadi 'Lucy in the Sky With Diamond'.



Eric Clapton tidaklah berbeda dengan John Lennon, kedunya memang sering mengkonsumsi drugs. Ketika Lennon mengakhiri masa kecanduannya, Clapton masih berkutat dengan barang-barang memabukan itu. Seperti ketika ia merekam lagu 'Cocaine' milik gitaris blues asal Oklahoma J.J. Cale. Clapton merekam versinya setahun setelah Cale 'dilepaskan'. Menilik judulnya saja sudah jelas kemana arah yang dituju oleh lagu ini, tentunya mengenai kecanduan drugs.

Yang mengherankan adalah grup rock asal Kanada, Rush. Grup ini sama sekali tak pernah memiliki pengalaman dengan narkoba namun dapat menuliskan lagu-lagu bertemakan drugs dengan baik. Memang yang menjadi dasar pijakan dari pembuatan lagu tersebut bukan hanya narkoba saja. Seperti 'A Passage to Bangkok' dari album '2112' (1976) yang bercerita tentang sekelompok budak yang menggunakan ganja dan opium, dua jenis narkoba yang banyak ditanam di kawasan segitiga emas ini. Kemudian lagu 'Xanadu' yang memuat tema yang sama. Sebuah lagu yang diangkat dari sebuah puisi yang kebetulan sekali penyairnya saat membuat puisi tersebut dipengaruhi oleh reaksi LSD.

Keadaan pada grup asal Irlandia U2 juga tak jauh berbeda dengan Rush. Para personilnyam, kecuali Adam Clayton yang tertangkap karena memiliki marijuana di tahun 1989, tak pernah mencicipi drugs. Namun mereka memiliki tiga lagu mengenai hal ini. Satu lagu dari album 'The Joshua Tree' (1987) berjudul 'Running to Stand Still' dan dua lagu —'Wire'dan 'Bad', dari album 'The Unforgettable Fire' (1984).

Sex, Drugs and Rock n' Roll adalah kata-kata yang sering dipakai untuk menggambarkan dinamika yang ada dalam kehidupan musik rock. Meskipun tak semuanya menjadi pecandu narkoba, namun citra seperti itu tak mudah untuk dihapuskan. Hal tersebut makin meyakinkan ketika mereka merilis lagu-lagu yang mempresentasikan narkoba. Celakanya mereka kemudian dikenang karena kecanduannya itu. Contoh sukses musisi yang mampu melepaskan diri dari cengkraman narkoba adalah Ozzy Osbourne. Meskipun Ozzy masih diingat dengan kisah-kisah kelamnya, namun ia termasuk musisi gaek yang mampu bertahan hingga saat ini. Kondisi fisiknya yang memprihatinkan itu, seperti momentum bagi penggemarnya.



Ozzy bersama Black Sabbath termasuk musisi yang banyak menelurkan dan merilis lagu-lagu dengan muatan kelam. Ozzy yang bersih total di tahun 1991 itu, merekam 'Flying High Again' dari album 'Diary of a Mad Man' (1981), tidak diragukan lagi lagu ini memang berisikan pengalaman Ozzy selama menikmati fly. Ia juga menyanyikan lagu 'Road to Nowhere' yang merupakan pengalaman dirinya sebelum benar-benar tobat.

Randy Rhodes, gitaris sekaligus sahabat Ozzy banyak membantunya dalam dapur rekaman atau konser konsernya. Sahabatnya ini tewas akibat kecelakaan pesawat kecilnya yang jatuh menimpa rumah. Album ' Diary of a Mad Man ' adalah album Rhodes yang terakhir.


Spoiler for Referensi:


Diubah oleh babygani86 12-04-2019 04:53
8
4K
36
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan