Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

royani1975Avatar border
TS
royani1975
Heboh! Fakta Kasus Tuduhan Mertua Kepada Menantu Yang Punya ''Kelamin Besar''
 
Dunia berputar. Setiap hari selalu ada aja laporan berita terkait peristiwa di berbagai penjuru dunia, entah baik ataukah buruk. Hampir bisa dipastikan setiap waktu selalu menghiasi berbagai media, baik cetak, elekronik maupun online.


Terbaru adalah derita seorang suami yang baru saja ditinggal mati oleh istrinya karena suatu penyakit. Namun kiranya kabar yang kadung beredar ke masyarakat, memberitakan lain tentang dirinya. Di saat hati dan pikirannya belum bisa melupakan kesedihan, akibat ditinggal pergi pasangan hidup untuk selamanya, tiba-tiba kini dia mau tak mau terpaksa harus berurusan dengan pihak aparat penegak hukum sebab laporan sang mertua.


Sedangkan mertua sendiri dalam kasus ini juga tidak salah. Bila dilihat dari kacamata orang tua kepada anaknya, sebagai orang tua pastilah tetap ingin berusaha membela kepentingan sang anak, meski sudah diperistri lelaki lain. Kesan peduli dan ingin melindungi, sebagai orang tua lelaki tak bisa diabaikan begitu saja. Hingga pada akhirnya peristiwa tersebut tercium ke media, setelah beredar ke publik.


Dilansir dari laman situs www.nakita.grid.id seorang pria dari Probolinggo dilaporkan oleh mertuanya, dengan tuduhan yang cukup membuat orang malu sekaligus iba. Lelaki itu bernama Basrah yang melaporkan Nedi Sito (55), sebab diduga menjadi penyebab kematian putrinya yang bernama Jumatri. Sedang Nedi sendiri merupakan warga Dusun Brukan, Desa Maron Kidul, Kecamatan Maron Kabupaten Probolinggo. Kasus diajukan pada 20 Maret 2019.


Mengutip dari media setempat, Kapolsek Maron AKP Sugeng Supriantoro membenarkan adanya pelaporan Nedi Sito tersebut yang melaporkan menantunya. Tuduhannya terbilang serius namun juga terkesan aneh, yakni Basrah dituduh mempunyai alat kelamin yang terlalu besar, sehingga menyebabkan kematian anak gadisnya Jumantri.


Kasus pelaporang inipun sempat membuat  heboh masyarakat sekitar yang mendengarnya. Beragam komentar juga turut mewarnai peristiwa aib keluarga itu di hadapan publik.
Nedi sendiri ditengarai tega melaporkan menantu, lantaran menerima informasi sepihak  dari aduan beberapa orang yang mampir ke diri Basrah, tentang keadaan alat kelamin sang menantu.


‘’Sito dan keluarganya mendapat informasi dara beberapa orang, kalau anaknya meninggal akibat alat kelamin suaminya yang kebesaran. Padahal itu tidak benar, ‘’kata Kapolsek Sugeng pada Rabu (27/3/2019). Dia menjelaskan Nedi merasa kecewa sekaligus geram, usai mendengar berita tidak baik tadi, dan nekat melaporkan sang menantu untuk dimintai pertanggung-jawabannya.


Oleh Sugeng, mereka berdua diusahakan untuk kembali berdamai. Sang Kapolsek kemudian berusaha mendudukan keduanya dalam sebuah pertemuan di kantor polisi disaksikan perangkat desa setempat. ‘’Biar tak ada salah paham antara mertua dan menantu, ‘’ujar Kapolsek.


Supaya jelas, Basrah juga dimintai tes guna membuktikan apakah benar alat kelaminnya terlalu besar, sehingga menyebabkan kematian sang istri ataukah tidak. Dan hasilnya cukup melegakan. Pria itu tidak terbukti memiliki alat kelamin jumbo seperti yang Nedi tuduhkan. Ia tetap pria normal layaknya yang dimiliki oleh para lelaki di Indonesia.


‘’Akhirnya kedua belah pihak berdamai dan saling memaafkan. Hubungan mereka sekarang kembali akur setelah sempat berseteru. Tak ada lagi pelaporan dan permasalahan selesai secara kekeluargaan,’’ imbuh Sugeng. Setelah itu kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap jasad Jumantri.


Dan hasilnya di luar dugaan. Wanita itu tewas sebab menderita epilepsi  yang dideritanya semenjak kecil. Dengan demikian, Basrahpun akhirnya terbebas dari tuduhan memalukan tersebut.


Sekilas Tentang Penyakit Epilepsi


Penyakit epilepsi adalah suatu kondisi gangguan neurologis yang ditandai dengan kejang berulang dan beberapa gejala lain. Masih melansir situs yang sama, orang tua sebenarnya bisa mengetahui berbagai penyebab maupun faktor risiko bayi yang menderita epilepsi ataukah tidak. Agar dapat dilakukan pencegahan sedari dini.


Dan berikut alasan juga faktor terjadinya epilepsi!


1.      Bayi lahir  prematur


Bayi lahir premature memang seringkali dianggap bisa pemicu masalah terjadinya berbagai gangguan tumbuh kembang pada anak, terutama tentang kesehatannya termasuk pada penyakit epilepsi ini. Kelahiran prematur mengandung risiko mengalami pendarahan di dalam otak, yang mengakibatkan serangan kejang dan pendarahan di dalam.


2.      Kekurangan oksigen saat bayi lahir


Keadaan tersebut  mengakibatkan risiko hipoksia prenatal pada bayi yang baru lahir. Sehingga terjadi cedera di otak dan  menyebabkan epilepsi.


3.      Infeksi


Infeksi juga ditengarai ikut pula menyumbang terjadinya epilepsi pada seseorang. Seperti ensefalitis dan meningitis pada otak yang menyebabkan kejang.


4.      Kondisi otak bayi


Bayi yang lahir dengan kondisi otak bayi abnormal atau tak berfungsi dengan baik, besar kemungkinan bisa memicu terjadinya epilepsi.


5.      Riwayat keluarga


Anak yang terlahir dari keluarga yang mempunyai riwayat kesehatan orang tua mengalami sakit epilepsi, punya risiko lebih besar mendapatkan penyakit tersebut. Tapi tentu saja dalam hal ini keadaan epilepsi pada setiap anak tak bisa disamakan. Semua tergantung dari faktor yang mempengaruhi seperti : Usia, jenis kejang, respon terhadap pengobatan dan masalah kesehatan lainnya.


Sedikit tambahan mengutip dari laman www.doktersehat.com, epilepsi atau penyakit ayan ini berlangsung beberapa detik, hingga menit tanpa pemicu yang jelas. Gejalanya berulang. Karateristiknya bervariasi tergantung bagian mana otak yang diserang pertama kali. Bila berdasar otak dibedakan menjadi dua bagian, yaitu kejang parsial dan umum.


Pada kejang parsial atau focal, otak mengalami gangguan sebagian saja dan gejala tersebut masih dibedakan dua lagi yaitu : Kejang parsial simpel (tanpa kehilangan kesadaran) dan kejang parsial kompleks. Tapi terkadang kejang focal juga bisa mempengaruhi kesadaran penderita, sehingga pasien tampak kebingungan atau setengah sadar.


Sementara itu kejang umum yang kerap diperlihatkan penderita epilepsi, biasanya menangis dan mempunyai ritmis pada lengan dan kaki. Di samping itu disertai pula seperti gejala berikut :


·        Mata terbuka lebar
·        Kesulitan bernapas untuk beberapa saat
·        Muka memucat atau membiru
·        Bisa kembali sadar secara bertahap tapi mungkin saja bingung
·        Tubuh kaku beberapa detik, dengan gerakan ritmis pada lengan dan kaki atau sama sekali tak bergerak


Biasanya dokter akan menangani dengan obat sesuai tingkat keparahan pasien. Setelah sebelumnya melalui serangkaian pemeriksaan panjang dan rumit dengan berbagai diagnosa menggunakan alat canggih. Seperti Elektroensefalogen (EEG) yaitu semacam alat yang dipasang pada kepala pasien yang dihubungkan lewat kabel, yang tersambung ke monitor komputer. Ini semacam sensor elektroda guna mendeteksi aktivitas elektrik dari otak yang diresepresentasikan dalam bentuk garis gelombang, sehingga memudahkan dokter melakukan penanganan.


Yang kedua yakni MRI Scan ialah jenis pemeriksaan yang dilakukan dengan bantuan gelombang radio dan medan magnet. Di mana akan menghasilkan gambar organ dalam tubuh secara terperinci. Apakah ada tumor, atau kecacatan pada struktur otak sebagai penyebab epilepsi.
Selain itu pengobatan juga bisa dikerjakan lewat terapi teratur. Lalu adapula saran diet berpantang mengonsumsi makanan dan minuman tertentu. Pada umumnya dokter akan memberi saran untuk melakukan diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat.


Sebagai bahan tambahan terakhir, berikut cara penanganan pertama pada pasien epilepsi bila terkena serangan mendadak :


·        Bersihkan lingkungan dari benda apapun yang bisa mencelakai pasien jika sedang kumat. Misalnya benda tajam, api air dan sebagainya
·        Kendurkan apapun yang mengikat leher pasien
·        Letakkan bantal lembut di bawah kepala
·        Jangan memberi makanan ke mulutnya.


Sebenarnya sakit ini bisa disembuhkan, asal keluarga memiliki sikap tanggap dan peduli. Bisa sembuh serta hidup normal seperti yang lain, selama tetap rutin serta berkala melakukan pemeriksaan meski, dokter sekalipun sudah menyatakan sembuh. Jadi tidak perlu cemas tak dapat menikmati kehidupan layaknya mereka yang normal kesehatannya.


Penderita penyakit tersebut juga tak perlu dijauhi oleh orang normal di sekitar sebab tak menular. Mereka harus tetap mendapatkan perlakuan baik dan tidak boleh dikucilkan. Bila perlu justru diberi semangat agar tetap bisa melanjutkan hidup jangan dibuat minder.


Sumber tulisan : www.nakita.grid.id dan www.doktersehat.com


Sumber gambar : www.nikita.grid.id


Jangan lupa berikan cendolnya ya Gan, terima kasih dan semoga kita semua terhindar dari penyakit yang ditulis mimin ini. Amin


Jepara, 28 Maret 2019
 
#belajarbersamabisa#
 

 
Diubah oleh royani1975 28-03-2019 08:22
4
895
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan