Papa.T.BobAvatar border
TS
Papa.T.Bob
Dokter Oei Hong Djien, Sosok dalam Lirik Lagu Jason Ranti, & Kiprahnya di Dunia Seni

solarconflict.com

Mungkin agan bertanya-tanya siapa sih dokter Oei Hong Djien ini. Namanya memang terdengar asing di kalangan awam. Tapi ternyata beliau adalah sosok yang dihormati di kalangan kolektor seni. Ane sendiri baru dengar nama dokter Oei Hong Djien dari lagu musisi mbelingyang jadi panutan anak muda sekarang, Jason Ranti. Lagunya sendiri berjudul 'Stephanie Anak Seni'. Dalam lagu tersebut ada potongan lirik yang bunyinya kira-kira begini:

Quote:

Awalnya ane kira dokter Oei Hong Djien ini adalah dokter bergelar spkj (spesialis kejiwaan). Pasalnya dalam lagu 'Stephanie Anak Seni', Jason Ranti menyebut-nyebut istilah kamlitos, alias Calmlet, obat yang biasa diresepkan buat penderita depresi.

Quote:

Bahkan dalam versi live-nya Jason Ranti kadang membuat variasi lirik dengan menyebut obat anti-depresan lain, seperti misal:

Quote:

Dan oleh karenanya menyangka dokter Oei Hong Djien sebagai dokter spkj tentu bukan salah ane.

Oke, balik lagi ke pembahasan mengenai sosok dokter Oei Hong Djien. Jadi siapa sih sebenarnya beliau? dan bagaimana kiprahnya di dunia seni? sampai-sampai dia begitu dihormati. Terus dia kan dokter, kok malah kiprahnya di seni. TS bikin thread sederhana yang TS harap dapat menggambarkan sosok dokter Oei Hong Djien secara singkat. Cikidaw.

*****


picswe.com

Dokter Oei Hong Djien termashyur sebagai seorang kolektor dan kurator benda seni. Ia memiliki setidaknya 2000 koleksi yang tersimpan di Museum OHD (Oei Hong Djien), museum pribadinya. Koleksi tersebut antara lain berupa lukisan, sketsa, patung, seni instalasi, dan keramik.

Dokter Oei Hong Djien terjun ke dunia ini secara otodidak. Ia menjalin pertemanan dengan maestro-maestro yang menjadi pelopor dan pembaharu seni kontemporer di Indonesia seperti Affandi, Sudjojono, Kwee Ing Tjiong, dan Widayat. Ia suka berkunjung dan menyelami seluk beluk kehidupan para seniman. Duduk berjam-jam memperhatikan mereka berkarya di studionya, bercengkrama tentang segala hal yang mereka sukai, masalah-masalah mereka, cerita-cerita, dan detail-detail kecil pada karya terbaik mereka. Pengalaman ini membuat wawasan dokter Oei Hong Djien tentang dunia seni rupa begitu luas. Oleh karenanya tidak jarang seniman-seniman muda meminta nasehat dokter Oei Hong Djien ketika mereka sedang buntu.

Seperti misalnya kisah yang dialami oleh Syahrizal Koto, seniman patung kelahiran Pariaman, Sumatera Barat. Setiap kali Syahrizal membuat desain patung baru, ia selalu memperlihatkannya pada Oei Hong Djien. Jika berminat, Syahrizal akan mencetaknya dengan bahan perunggu. Dokter Oei Hong Djien kemudian memberi saran agar perunggunya diberi warna saja. Syahrizal pun menurutinya. Dan semenjak mengikuti saran dari Oei Hong Djien karya-karya Syahrizal laku keras di kalangan kolektor.

Lain lagi dengan pelukis abstrak, Edi Sunaryo. Awalnya Oei Hong Djien tidak menyukai karya-karyanya. Setelah suatu kali berdiskusi tentang filosofi "kosong bisa penuh dan penuh bisa kosong", Edi menghasilkan lukisan berjudul 'Sayap' yang sangat disukai oleh Oei Hong Djien. Edi pun menghadiahkan lukisan tersebut pada Oei Hong Djien dan semenjak itu karya-karya Edi menjadi laris manis.

Entang Wiharso pun juga mengalami hal serupa. Entang dikenal dengan lukisan-lukisan berukuran jumbo. Setiap kali Entang akan membuat karya yang baginya istimewa, dokter Oei Hong Djien adalah orang pertama yang ia beri tahu. Misalnya ketika Entang membuat lukisan raksasa yang terdiri atas tiga panel, berjudul 'Interconnection'. Ia meminta tolong agar dokter Oei Hong Djien membeli karyanya itu. Dan seperti yang sebelum-sebelumnya, seniman yang rajin menemui Oei Hong Djien di rumahnya, mendiskusikan karyanya dengan Pak Dokter, panggilan akrab Hong Djien, berharap sang kolektor akan menyukai karya mereka. Dengan begitu mereka juga berharap, para pengikut Oei Hong Djien akan ikut membeli karya mereka.

Dokter Oei Hong Djien memang dikenal sebagai 'Sinterklas', yang suka mengangkat reputasi lukisan karya perupa muda Yogya. Ia bahkan dijuluki sebagai 'godfather' seni rupa kontemporer.

*****


nationalgeographic.grid.id

Passion dokter Oei Hong Djien mengoleksi benda seni dipengaruhi oleh minat keluarga besarnya terhadap lukisan. Terutama ayahnya yang suka mengoleksi lukisan karya seniman Belanda dan seniman Indonesia di zaman sebelum kemerdekaan.

Oei Hong Djien sendiri lulus pendidikan kedokteran di Universitas Indonesia tahun 1964. Lalu melanjutkan ke Katholieke Universiteit Nijmegen di Belanda, untuk mengambil studi spesialis patologi anatomi. Setelah lulus pada tahun 1968, ayah Oei Hong Djien meninggal. Ia pun mewarisi usaha tembakau sang ayah. Oei Hong Djien yang sempat jadi asisten dokter di Belanda dan berpikir akan bekerja sebagai dokter kemudian banting setir mengambil alih perusahaan ayahnya. Meski dia tidak tahu apa-apa tentang tembakau, dengan bantuan karyawan loyal dan teman dekat bapaknya ia belajar menjadi seorang grader (penguji kualitas) dan pengusaha tembakau.

Seorang grader tembakau harus memiliki indra penglihatan dan indra perasa yang tajam. Oei Hong Djien yang cepat belajar kemudian bekerja sebagai professional grader. Bahkan ia kemudian menjadi grader tembakau salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia, PT. Djarum. Dari usaha tembakau yang 'basah' inilah Oei Hong Djien memperoleh modal finansial untuk mengoleksi barang seni. Sungguh suatu ironi bahwa Oei Hong Djien adalah seorang dokter yang juga pengusaha tembakau. Seperti diketahui tembakau yang nantinya diolah menjadi rokok memberi efek buruk pada kesehatan.

Belakangan, tahun 2013 Oei Hong Djien pensiun dari pekerjaannya sebagai grader tembakau. Ia kemudian digantikan oleh anak sulungnya.

*****


twitter.com/tempodotco

Reputasi Oei Hong Djien sebagai kolektor pernah terusik ketika pada tahun 2012 koleksi lukisan Soedibio dan Sudjojono miliknya diklaim palsu. Namun, Oei Hong Djien membantahnya, dan tidak merisaukannya.

Sebelumnya pada dekade 1980-an pernah ada orang yang datang ke rumahnya dengan membawa lukisan yang diklaim sebagai karya Raden Saleh. Lukisan itu menggambarkan seorang pemburu yang sedang bertarung dengan hewan buruannya. Oei Hong Djien tertarik dan membelinya. Oei Hong Djien kemudian meminta seorang ahli lukisan Raden Saleh asal Jerman, Dr Werner Krauss, meneliti lukisan itu. Ternyata lukisan tersebut palsu. Sebelumnya lagi, ia juga tertipu ketika membeli lukisan palsu bercorak abstrak geometris yang diakui sebagai karya Ahmad Sadali. Oei Hong Djien kemudian menganggap biaya yang telah ia keluarkan untuk membeli lukisan palsu sebagai 'uang kuliah' menjadi kolektor.

*****


xplora.id

Koleksi dokter Oei Hong Djien antara lain adalah karya-karya masterpiece dari maestro seperti Affandi, Sudjojono, Srihadi Sudarsono, Hendra Gunawan, Lee Man Fong, Ahmad Sadali, Widayat, Popo Iskandar, AD Pirous, Basoeki Abdullah, Raden Saleh, Soedibio, dan Nyoman Gunarsa. Juga karya-karya seniman kontemporer seperti Nasirun, Entang Wiharso, Pupuk DP, Eddie Hara, Heri Dono, Agus Suwage, Ugo Untoro, Nyoman Masriadi, Dedi Paw, Rudi Mantofani Made Wianta, Dadang Christanto, Jumaldi Alfi, Yunizar, Handiwirman Saputra, Yusra Martunus, Angki Purbandono, Eko Nugroho, dan Yuswantoro Adi. Paling tidak ada 120 seniman yang masuk dalam katalog koleksi museumnya.

Dia ingin mengklarifikasi profil wikipedia-nya yang menuliskan bahwa Oei Hong Djien mengoleksi lukisan-lukisan karya perupa dunia seperti Picasso, Van Gogh, Monet dan Rembrandt. Ia berkata bahwa ia hanya punya versi repro-nya, tidak mungkin ia membeli karya-karya semahal itu. Saat berkunjung ke museum seni di Eropa ia selalu menyempatkan untuk melihat-lihat koleksi museum dan membeli versi poster dari lukisan-lukisan terkenal karya perupa dunia, bukan versi aslinya.

Kiprahnya sebagai kolektor di indonesia mungkin hanya kalah dengan Soekarno, presiden Indonesia pertama, yang tercatat sebagai kolektor seni pertama dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Dan sama dengan yang dilakukan Soekarno, Oei Hong Djien sangat menyadari nilai sejarah dan budaya dari koleksi-koleksinya. Oei Hong Djien tidak pernah menjual koleksinya. Dia hanya sesekali memberikan koleksinya secara cuma-cuma sebagai hadiah ulang tahun atau kado pernikahan.

*****


cobosocial.com

Oei Hong Djien bukan sekadar tukang koleksi lukisan, ia juga mampu menulis dan memberikan kritik pada setiap karya seni. Menurut seorang wartawan, cara Oei Hong Djien bercerita, membuatnya bak kamus seni rupa berjalan.

Memang, dia dihormati di dunia internasional atas pengetahuan dan koleksinya di kancah seni rupa Indonesia. Oei Hong Djien seringkali dimintai nasehat oleh museum internasional, juga kalangan peneliti. Ia juga telah menerbitkan beberapa karya buku, antara lain The Window of Jendela, yang ditulisnya bersama Ahmad Mashadi dan Grace Samboh; Pioneer Number Four, yang ditulisnya bersama DR. Helena Spanjaard; Lima Maestro Seni Rupa Modern Indonesia, serta; Seni dan Mengoleksi Seni.

*****

Bagi agan yang mau main ke museum OHD, letaknya ada di pusat Kota Magelang, dekat alun-alun (trims agan hantuceria).


Jl. Jenggolo No.14, Kemirirejo, Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah 56122

*****

Sekian dari ane Bre & Sis.
Sekarang udah tahu kan siapa sosok dokter Oei Hong Djien? silakan tulis di kolom komen emoticon-Big Grin
Salam dan sampai jumpa di thread Cipt. Papa.T.Bobselanjutnya.

emoticon-Rate 5 Staremoticon-Toast

*Thread ini ane bikin gara-gara dengerin lagu Jason Ranti yang berjudul Stephanie Anak Seni
Diubah oleh Papa.T.Bob 29-11-2018 09:51
jonwongndeso
jonwongndeso memberi reputasi
3
12.2K
49
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan