stheft.anouAvatar border
TS
stheft.anou
Cerita Timnas Sepakbola di Negara yang Tak Diakui
emoticon-Jempol
Gansis

Ane mau share cerita tentang perjuangan sebuah timnas sepakbola negara yang belum resmi diakui PBB.

"Kami ingin mendapat pengakuan dan olahraga adalah jalan terbaiknya,"

"Ketika aku tanyakan pada orang Somaliland 'Apa ibukota Mesir?' banyak yang tak mampu jawab. Tapi jika kutanyakan 'Siapa pemain bola terbaik dari Mesir?' mereka akan langsung menjawab "SALAH!"

~ Hussein Adan



Tim Somaliland masuk peringkat 27 dari 40 anggota Conifa.

Februari, Ahmed Ali dan Mohammed Saeed, pemuda 26 tahun dari Birmingham, bergabung dengan Abdisalam Ahmed, 22 dan Hussein Adan, 26 dari London untuk mendirikan Akademi Sepakbola Somaliland. Mereka orang Inggris, tapi punya keturunan dari Somaliland, negara yang belum diakui PBB, tapi secara internasional dipertimbangkan sebagai daerah khusus otonomi Somalia.

"Kami berpikir tiap anak muda sebaiknya punya kesempatan main bola," kata Ali, mantan pelatih komunitas dan pencari bakat untuk West Bromwich Albion dan Cardiff City.

"Di kebanyakan negara udahbanyak infrastruktur buat main bola, tapi di sini jadi tantangan karena harus dibangun dari nol. Hal yang bikin kita bergairah adalah secara harafiah mulai dari sepakbola kampung dan berharap suatu hari bisa bentuk timnas."

Somaliland belum diakui menjadi negara secara resmi, sehingga FIFA pun tidak bisa mengikutsertakan tim Somaliland. Ini juga yang berarti menjadi tantangan karena tidak ada bantuan dana untuk Somaliland. Dan pemerintahannya juga bisa dipahami sibuk sama masalah lain selain sepakbola.

Tapi pemerintah membuka pintu buat keempat pemuda ini bisa mewujudkan cita-cita mulia mereka, bahkan membantu mereka, asalkan bukan bantuin duit.


Pendiri Somaliland Football Academy Ahmed Ali (paling kiri), Mohammed Saeed (ketiga dari kanan), Hussein Adan (kedua dari kanan) dan Abdisalam Ahmed (paling kanan)

Somaliland termasuk negara yang miskin, meski relatif stabil, mereka punya pemerintahan demokrasi (klaim mereka), wilayah kekuasaan dan juga kekuatan militer darat dan laut.
Tapi tetap miskin..

Banyak pemuda yang melakukan emigrasi, merantau demi penghidupan yang baik, tapi yang mana dalam prosesnya ada kekerasan dan bahkan kematian. Para pemuda yang keluar dari Somaliland bisa dibilang seperti 'pergi dan tak kan kembali'.

Dengan hadirnya akademi sepakbola yang didirikan keempat orang Inggris ini, membuat para ibu-ibu mereka memeluk dengan tangis. Karena setidaknya ada harapan bagi para pemuda Somaliland untuk lebih membangun komunitas dan penghidupan di tanah mereka sendiri ketimbang perlu keluar.



"Bagi beberapa orang, coaching artinya mempersiapkan tim untuk main di Premier League. Tapi bagi kami, ini adalah tentang memberikan mereka pilihan untuk tetap maju dan tidak perlu menyerah." ~ Ahmed Ali

Karena talenta bukan cuma ada di negara maju. Somaliland punya pemuda-pemuda berbakat yang bisa unjuk gigi di kancah internasional. Tentu saja latihan bukan cuman biar fisik bagus, tapi juga mental juara dan kompetitif. Sehingga akademi sepakbola Somaliland melatih mereka untuk setidaknya bisa bertanding antar bangsa yang terdekat.

Berharap tiap kemenangan bisa membantu negara untuk lebih dekat menjadi diakui.

Lalu mimpi Somaliland untuk bertanding di FIFA jadi tercapai, meski "Jalannya masih panjang" ~ Hussein Adan


Sumur
3
9.3K
41
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan