Riau24.com- Ustaz Tengku Zulkarnain mengunggah sebuah foto ketika Presiden Jokowi bersalaman dengan Ketum Partai Nasdem Surya Paloh.

Di foto itu, terlihat Jokowi tengah sedikit menundukkan badan kepada Surya Paloh. Dari foto itulah Wasekjen MUI itu memberikan komentar. Ini katanya.

"...Biarlah Gambar Bicara Sendiri, Biarlah Gambar Kan Menjadi Saksi...
Tak kan Ku Ulangi Walau Sampai Akhir Nanti, Cukup Derita Sampai di Sini...(Dinyanyikan dgn Lagu Broery Marantika, " Biarlah Bulan Bicara")," kata Ustaz Tengku Zulkarnain di akun twitternya, Senin, 19 November 2018.

Warganet memberikan komentar tentang postingan dari Ustaz Tengku Zulkarnain itu. Ini kata netter.

@BmBgLoekietho: Itulah salah satu contoh sopan santun&tata Krama.
Beliau presiden tau betul bgaimna menghormati sesama lebih2 yg berumur diatas beliau.

@MochatmaW: Yang presiden jokowi atau Surya Paloh.

@Partycipantz: Kolam mendadak mendidih.

@Justice_212: Bahasa tubuh sulit untuk dibohongi.


http://m.riau24.com/berita/baca/98409-unggah-foto-jokowi-bersalaman-dengan-surya-paloh-ustaz-tengku-zulkarnain-biarlah-gambar-bicara/


boneka om bewok? pantesan kebagian jatah minyak sonangol



Kinerja ini Dinilai Buruk, Berat Bagi Jokowi Bisa Dua Periode


Riau24.com- Direktur Eksekutif Bimata Politica Indonesia (BPI), Panji Nugraha menilai bahwa selama empat tahun kepemimpinan Jokowi, ekonomi Indonesia tidak kunjung membaik.

Kata Panji, dengan adanya hal itu sulit bagi Jokowi umtuk membawa Indonesia mencapai target-target pertumbuhan ekonomi yang dijanjikan selama periode awal hingga sekarang.

"Realitasnya Jokowi dianggap tak mampu mengemban tugas besar membawa perubahan pertumbuhan ekonomi yang signifikan dikarenakan dengan defisit APBN saat ini. Artinya pemerintah masih gali lubang tutup lubang yaitu mengutang untuk membayar bunga utang," ujar Panji yang dikutip dari rmol.co, Selasa, 20 November 2018.

Dia memaparkan, defisit APBN Rp 237 triliun berasal dari adanya selisih pendapatan negara Rp 1.483,86 triliun dengan belanja negara Rp 1.720,84 triliun.

"Jika demikian artinya tidak ada perubahan siginifikan dari tahun ke tahun di era pemerintahan Jokowi yang selalu mengalami defisit APBN. Hal itu disebabkan oleh kinerja fiskal era Jokowi sangat buruk sebab realisasi pendapatan negara dalam empat tahun angaran selalu di bawah target RPJMN 2015-2019," jelasnya.

Lebih lanjut Panji menjelaskan, sebagai capres petahana, Jokowi akan sangat sulit mengikuti jejak presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang bisa maju dua periode.

Karena, selama tiga tahun pemerintahan Jokowi defisit sudah mencapai Rp 941, 2 triliun dan melampaui defisit APBN pemerintahan SBY selama lima tahun sebesar Rp 722, 9 triliun.

"Artinya bagi rakyat yang menginginkan perbaikan dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi rasanya tidak mungkin untuk memilih Jokowi di Pilpres 2019. Oleh karena rakyat sudah cerdas dan dapat menilai kepemimpinan Jokowi selama empat tahun ini tak mengalami perubahan lebih baik dari sebelumnya," tutupnya.

http://www.riau24.com/berita/baca/98427-kinerja-ini-dinilai-buruk-berat-bagi-jokowi-bisa-dua-periode/