Benua Antartika masih menyimpan banyak misteri yang jarang diketahui publik. Ada banyak kajian dan studi dilakukan untuk mempelajari daerah yang jarang tersentuh manusia tersebut. Iklim ekstrem dan akses yang sulit menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi para peneliti. Selain itu ternyata adapula fakta-fakta lainnya dari benua Antartika, apa saja?




Dalam 25 tahun, Antartika sudah kehilangan 3 triliun ton es yang mencair. Dan pengurangan itu makin parah dalam lima tahun terakhir. Dari data satelit yang dikumpulkan sejak tahun 1992 hingga 2017 lalu diketahui bahwa Antartika kehilangan es-nya tiga kali lebih banyak dan cepat dibandingkan sebelum tahun 2012 lalu.

Saat ini diprediksi bahwa tiap tahunnya Antartika kehilangan 241 miliar ton es yang mencair.





Well Fargo, menjadi orang pertama yang menaruh ATM di Antartika. Miliuner tersebut menaruh mesin penarik uang itu pada tahun 1998 di McMurdo Station, yakni tempat perkumpulan para peneliti di sana yang berada dekat dengan teritori Selandia Baru. Dan ATM tersebut hanya menyediakan uang dalam bentuk pecahan US dollar.





Para peneliti mencatat suhu tertinggi di Antartika adalah 63,5 F atau setara dengan 17,5 derajat celcius. Hal itu dicatatkan pada tahun 2015 lalu oleh Base Peneliti Argentina dekat ujung utara Antartika Peninsula. Sebelumnya suhu tertinggi juga pernah dicatatkan oleh para peneliti di tahun 1982 di kepulauan dekat Antartika yakni South Orkney Island berupa 19.8 derajat celcius.

Suhu terendah yang pernah tercatat pada tahun 2013 lalu adalah -93 derajat celcius. Namun pada tahun ini temuan itu berhasil diperbarui dengan catatan penurunan suhu yang lumayan signifikan yakni hingga -98 derajat celcius. Beberapa menyebut bahwa suhu tersebut masih bisa turun lagi melihat gaya hidup masyarakat dunia dan polusi yang ditimbulkan.





Antartika tak memiliki zona waktu, kebanyakan para peneliti hanya mencocokan waktunya dengan negaranya ataupun dengan daerah didekatnya. Seperti McMurdo Station yang mengikuti zona waktu New Zealand. Sedangkan Palmer Station (tempat para peneliti Amerika Serikat) memilih zona waktu Chili.







Ada kabar baik bagi orang yang fobia terhadap reptil dan ular, karena Antartika menjadi satu-satunya daerah di muka bumi yang tak memiliki reptil ataupun ular. Pinguin menjadi salah satu hewan dengan populasi terbanyak di sana. Ada lebih dari tujuh belas spesies pinguin berbeda yang hidup di sana.

Selain itu Antartika juga menjadi satu-satunya tempat yang tak ada koloni semut.





Ada dua kota besar yang ada di Antartika yakni Villa Las Estrellas (the stars town) yang dibuat pada tahun 1984 lalu oleh Pinochet. Saat ini kota tersebut menjadi salah satu pusat penelitian dan telah memiliki berbagai fasilitas di sekitarnya seperti sekolah, rumah sakit, hotel, jaringan internet dan telekomunikasi.

Kota lainnya adalah Esperanza Base yang memiliki 55 rumah yang berisikan 10 keluarga dan dua guru sekolah. Kota tersebut mulai dibangun pada 1953 lalu dan menjadi kian terkenal pada tahun 1978 karena kelahiran Emilio Marcos Palma, yang menjadi manusia pertama yang lahir di Antartika.





Ada sebuah kejadian atau fenomena alam yang langka di sana yakni Air Terjun Darah. Tenang, itu bukanlah darah sungguhan yang mengalir di Antartika melainkan sebuah efek oksidasi dari unsur besi yang terkandung air. Sehingga saat air kaya unsur besi itu mengalami kontak dengan udara di luar maka akan terjadi proses oksidasi dan mengubah warna air itu mejadi merah darah.

Selain itu air yang berasal dari air terjun itu juga memiliki rasa asin tiga kali lebih kuat dibandingkan air laut dan terlalu asin untuk membeku.





Satu persen dari seluruh Antartika adalah daerah tanpa es, bahkan cenderung kering layaknya sebuah lembah. Banyak yang menyebutnya sebagai daerah paling kering di dunia karena area tersebut tak pernah dibasahi hujan ataupun salju selama kurang lebih dua juta tahun.

Berdasarkan laporan peneliti Australia, daerah tersebut bisa saja meluas hingga 25 persen di akhir abad ke-21 ini. Hal itu disebabkan oleh perubahan iklim yang drastis dan juga keragaman makhluk hidup di sana yang terganggu keseimbangannya.





Pada Desember bulan lalu, seorang peneliti Amerika mencoba aplikasi Tinder hanya untuk main-main saja. Ia mau melihat apakah ada seorang wanita di daerah es tersebut. Pada awalnya tak ada profil yang muncul, namun saat radiusnya ditambahkan ia akhirnya menemukan seseorang wanita.

Wanita itu adalah seorang peneliti yang berada di daerah yang agak terjangkau yakni 45 menit dengan perjalanan helikopter. Ia pun me-swipe ke kanan dan beberapa menit kemudian ternyata mereka cocok dan menjadikan keduanya sebagai pasangan Tinder pertama di Antartika.

Sumber