Persib dan Persebaya, bagaikan dua saudara tua yang hingga kini saling bergandengan tangan. Entah mengapa yang satu dari bagian Jawa Barat sedangkan satunya lagi dari Jawa Timur. Aksi para suporter mereka di panggung stadion pun penuh dengan irama persahabatan, berbeda dengan kubu sebelah yang menjadi tandem musuh yang seakan abadi ibarat kata seperti air dan minyak tak pernah bisa bersatu.



Di kubu Persib ada Persija sedangkan di kubu Persebaya ada Arema uniknya lagi Persija dan Arema pun saling bersahabat, dua kawan yang bersahabat dengan dua lawan yang bersahabat pula. Lucu dan unik inilah sepakbola Indonesia, seakan permusuhan sengaja dibiarkan oleh pihak-pihak tertentu.

Namun saat ini saya tak ingin membicarakan sepakbola lebih jauh, ada yang unik dibalik persahabatan antara Persib dan Persebaya. Ternyata persahabatan mereka sudah di tanamkan dari sejak kita masih duduk di taman kanak-kanak !!



Yang bener TS jangan ngarang bin hoax, dikutuk jadi kaya sarumpaet mau ga TS ?? Ampunnn gan TS tak pandai tipu menipu bahkan berkata hoax hanya saja doktrin yang diterima pada anak yang masih duduk di bangku TK pastinya akan tersampaikan.

Apakah agan masih ingat lagu "Naik Kereta Api" ? Yah lagu karangan Ibu Sud itu menjadikan Bandung dan Surabaya adalah dua kota besar yang seakan bertetangga. Bahkan kereta api yang dinaiki pun menjadi gratis kalau pasukan biru ingin bertemu pasukan hijau atau lebih sering sebaliknya pihak bonek jarang yang bayar tiket kalau naik kereta bila bertamu ke Bandung. Lirik dari lagu naik kereta api memang berkesan di mata anak-anak.



Naik kereta api ... tut ... tut ... tut
Siapa hendak turut
Ke Bandung ... Surabaya
Bolehlah naik dengan percuma
Ayo kawanku lekas naik
Keretaku tak berhenti lama

Lekas kretaku jalan ...tut...tut...tut
Banyak penumpang turut
K'retaku sudah penat
Karena beban terlalu berat
Di sinilah ada stasiun
Penumpang semua turun

Nama asli dari pengarang lagu ini adalah Saridjah Niung wanita yang lahir di Sukabumi ini adalah penulis lagu anak yang terkenal, bisa juga disebut wanita yang menelurkan karya di tiga zaman yaitu zaman penjajahan Belanda, Jepang dan zaman kemerdekaan. Waktu itu ia memang senang dengan seni tarik suara dan mengajar di Hollandsch-Inlandsche School (HIS). Dari sinilah titik tolak dasar Saridjah untuk mulai mengarang lagu. Pada tahun 1927, ia menjadi Istri Raden Bintang Soedibjo, dan ia pun kemudian dikenal dengan panggilan Ibu Soed, singkatan dari Soedibjo.



Mengingat tahun pernikahannya dengan Soedibjo adalah tahun dimana Persebaya di lahirkan, tentu saja setahun setelahnya Sumpah Pemuda berkumandang. Bahkan di tahun kemerdekaan dua kota besar yang sempat di jadikan nyanyian Ibu Soed menjadi kota yang bersejarah, Aksi heroik pada 10 November 1945 Surabaya menjadi ladang perang, dimana Arek Surabaya banyak yang mati meregang nyawa dikala melawan sekutu yaitu pihak Inggris. Hal yang sama kembali terjadi setahun sesudahnya di kota Bandung, 23 Maret 1946 mereka membakar rumah-rumah agar tak bisa di manfaatkan oleh sekutu dan NICA sebagai home base mereka. Para penduduk kota Bandung pun menyingkir ke arah selatan.



Dua aksi heroik ini pun menjadi nama stadion di daerah mereka masing-masing, stadion Gelora Bandung Lautan Api yang dipakai Persib dan 10 november yang tak dipakai lagi sebagai home base persebaya, namun sudah pindah ke Gelora Bung Tomo yang lebih besar. Walau begitu bung Tomo sendiri menjadi penyemangat ketika aksi heroik terjadi.

Tak salah memang Bandung dan Surabaya selalu disandingkan baik dari sebuah lagu bahkan hingga persahabatan dalam persepakbolaan. Setidaknya inilah dibalik kisah dua suporter besar di Indonesia monggo seruupuutt dolo gan.



referensi