icarduzAvatar border
TS
icarduz
Ternyata Mereka Sudah Siap-Siap Aksi Bela Ratna Sarumpaet Seperti Ahok Dulu


Mulai dari Fadli Zon, Rachel Maryam, Dahnil Simanjuntak, Ferdinan, Fahri Hamzah dan gerombolan Prabowo-Sandi sudah menyerang membabi-buta di media sosial. Tidak ketinggalan grup-grup WA dikerahkan untuk menyebarkan kabar penganiayaan Ratna Sarumpaet. Prabowo pun sudah konperensi pers di televisi.

Aneh namun nyata, narasinya semua sama. Antara elite politik dan para pendukung satu suara menuduh adanya pemberangusan demokrasi, kekerasan terhadap perempuan, pembungkaman aktivis, sampai menuduh represifnya pemerintah terhadap pengkritik.

Ternyata saudara, selain narasi yang sama dan provokasi berlebihan di media sosial, mereka sudah siap demo. Mereka sudah mencetak pamflet bergambarkan foto muka hancur Ratna Sarumpaet dan tulisan ‘Solidaritas Demokrasi untuk ibu Ratna Sarumpaet’. Terlihat pamflet dipegang Dorce. Kemungkinan besar mereka akan mengadakan demo dengan memanfaatkan orang-orang yang selama ini terkenal tidak terlalu peduli dengan politik.


Inggrid Kansil dan Dorce Gamalama disiapkan sebagai pembawa obor Estafet aksi bela Ratna Sarumpaet

Di suatu tempat berbeda, Fahri Hamzah sudah memprovokasi dengan memanfaatkan kasus penganiayaan Ratna Sarumpaet. Bukti provokasi Fahri ini terekam dan disebarkan di media sosial. Dengan dikelilingi beberapa orang, Fahri Hamza secara meyakinkan ingin membela Ratna.



Provokasi Fahri:”Adapun dari pada kita dan kepada Ibu Ratna, apalah kita ini. Mau menasihati Ibu Ratna, apalah kita ini. Ibu Ratna adalah perempuan berumur 70 tahun. Hidup sebagai aktivis di zaman Orde Lama, di zaman Orde Baru, punya sikap transisi di reformasi ini. Mungkin inilah ancaman yang paling besar yang dia hadapi, justru pada saat kebebasan sudah kita tegakkan. Oleh sebab itu kita harus melawan. Mewakili Ibu Ratna, hanya satu kata: lawan. Hanya satu kata: lawan. Hanya satu kata: lawan. Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar.”


Framing Fahri Hamzah jelas bahwa penganiayaan itu dilakukan oleh penguasa. Karena dia membandingkan dengan pemerintahan Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi. Apalagi ketika dia mengatakan Ratna justru mengalami ancaman paling besar pada zaman sekarang di pemerintahan Jokowi.

Pernyataan tendensius Fahri ini tidak bisa tidak pasti mengarah pada penguasa. Maka yang mau dia (mereka) lawan adalah penguasa yang dia gambarkan memberangus kebebasan Ratna Sarumpaet. Dengan teriakan dan ajakan, serta dibandingkan dengan kebiasaan mereka, Fahri sedang memprovokasi gerombolannya untuk mengadakan aksi.

Ketiga hal di atas, framing di media sosial, pencetakan pamflet, dan provokasi Fahri Hamzah hanya mengacu pada satu hal, yaitu mengadakan aksi agar pemerintah menegakkan keadilan dan menjamin kebebasan berpendapat dan tidak adanya penganiayaan terhadap aktivis seperti Ratna Sarumpaet.



Beruntunglah Indonesia punya kepolisian yang cepat bergerak menyelidiki kabar penganiayaan Ratna Sarumpaet. Menurut hasil penyelidikan penganiayaan terbukti berita bohong dengan pembuktian keberadaan Ratna, transfer uang, registrasi RS operasi plastik dan verifikasi ke pihak bandara apakah ada penganiayaan. Kepolisian langsung mengadakan pres rilis mengenai penganiayaan Ratna sebagai hoaks dan berita bohong.

Mau tak mau, Ratna pun ikut mengadakan konperensi pers tentang cerita bohong penganiayaan terhadap dirinya. Dia juga mengaku bahwa cerita itu adalah karangannya sendiri. Dia tidak mengira akan sebodoh itu dengan menebar kebohongan ke publik disertai pembenaran-pembenaran tidak masuk akal.

Dengan press rilis kepolisian dan konperensi pers Ratna Sarumpaet, hancurlah rencana aksi demo besar-besaran. Sia-sialah pamflet yang sudah tercetak bergambarkan foto muka jelek Ratna Sarumpaet. Buyarlah pula provokasi Fahri Hamzah.

Entah Siapa pencetak pamflet, belum diketahui. Hanya ada dua kemungkinan. Mungkin para seniman dan aktivis yang merasa iba terhadap Ratna. Tetapi mungkin juga elite dan pendukung Prabowo-Sandi, mengingat begitu reaktifnya mereka memainkan berita penganiayaan Ratna.

Kita kini hanya bisa menduga. Karena kubu Prabowo-Sandi sendiri sekarang merasa dibohongi Ratna. Mereka juga mengklaim diri sebagai korban kebohongan. Entah klaim sebagai korban ini adalah aksi bersih-bersih cuci tangan, entah memang dibodoh-bodohi bulat-bulat oleh Ratna, kita juga belum bisa menyimpulkan.

Kita harus kembali berharap kepada kepolisian. Dengan ditangkapnya Ratna Sarumpaet malam ini di bandara sebelum bertolak ke Chile, terbukalah peluang untuk membongkar kebohongan-kebohongan serta Siapa sebenarnya dalangnya, apakah Ratna seorang atau ada skenario besar di belakangnya.

Yang jelas mulut besar Fahri Hamzah kini sudah menjadi sampah. Provokasinya adalah bukti bahwa dia adalah orang bodoh yang mau dibodoh-bodohi. Entah ke mana dibenamkan mukanya menahan malu.

Allah sepertinya sudah muak dengan segala tingkah pola orang-orang biadab itu. Sekali lagi Indonesia diselamatkan dari kegaduhan.

Dan tak lupa kita ucapkan terima kasih kepada kepolisian yang sudah bergerak cepat membongkar kebohongan Ratna dan menangkapnya agar tidak lepas dari proses hukum. Mari kita dukung kepolisian dalam proses hukum ini.

SUMBER
https://jpnn.com/politik/anjrit-tern...paet-8Z1zKOPjm


Quote:

Diubah oleh icarduz 05-10-2018 01:19
30
75.7K
300
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan