Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

annisaputrieAvatar border
TS
annisaputrie
SBY: Tangkap dan Penjarakan Saya Kalau Fitnah Itu Benar ...
SBY: Tangkap dan Penjarakan Saya Kalau Fitnah Itu Benar
JUM'AT, 14 SEPTEMBER 2018 , 20:38:00 WIB


SBY: Tangkap dan Penjarakan Saya Kalau Fitnah Itu Benar ...
SBY/Net

RMOL. Menanggapi isu yang beredar baik di media mainstream maupun media sosial yang seolah-olah SBY, Presiden RI Ke-6 dan kini Ketua Umum Partai Demokrat melakukan pencucian uang yang sangat besar Rp 177 triliun berkaitan dengan bailout Bank Century 10 tahun yang lalu, di Jakarta SBY menyampaikan tanggapannya.

SBY dengan tenang namun tegas, meskipun kelihatan kalau menahan emosinya, mengatakan "Tangkap dan penjarakan saya kalau fitnah itu benar. Kalau tidak benar, saya tuntut yang mengeluarkan dan menyebarluaskan fitnah itu sebesar Rp 177 triliun (sama dengan angka yang dimuat dalam berita Harian Rakyat Merdeka 14 September 2018). 

Uang itu selanjutnya semuanya akan saya serahkan kepada saudara-saudara saya rakyat Indonesia yang kurang mampu. Kalau memang ksatria dan bertanggung jawab, yang menuduh saya melakukan pencucian uang dengan jumlah yang sulit saya bayangkan itu, apakah orang asing atau sesama bangsa Indonesia, politisi, intel atau Jenderal, termasuk yang ada di barisan penguasa, mari kita selesaikan urusan ini. Jangan lempar batu sembunyi tangan. Jangan memancing di air keruh.” 

Di samping itu SBY juga mengatakan "Apa politik itu harus begini? Apakah fitnah yang keji dan pembunuhan karakter terhadap saya ini dikaitkan dengan pemilihan umum 2019 ini? Apakah memang saya dianggap sebagai orang yang mengganggu kepentingan pihak-pihak tertentu di negeri ini? Apakah sebagai warga negara, saya tidak boleh menyampaikan pandangan dan pilihan politik saya? Apakah saya harus mengasingkan diri di sebuah pulau terpencil, seperti di era penjajahan dulu, supaya saya tidak bisa berbicara dan melakukan kegiatan politik?"

Selanjutnya, SBY mengatakan "Dugaan penyimpangan dan korupsi dalam bail-out Bank Century ketika Indonesia terdampak oleh krisis global 2008 dulu, sebenarnya sudah dilakukan berbagai langkah penanganan, baik yang bersifat politik maupun hukum. Yang bersifat politik, DPR RI telah membentuk Pansus dan melakukan langkah-langkah investigasi berskala besar dan telah menghasilkan sejumlah rekomendasi, bahkan dilanjutkan dengan pengawasan. Sementara itu, KPK juga telah melakukan tugasnya, guna menindaklanjuti rekomendasi DPR RI, dan hasilnya juga sudah diketahui oleh publik. Meskipun itu bukan domain Presiden, dan bukan saya pribadi yang mengambil keputusan, berkali-kali saya katakan bahwa bailout Bank Century yang diambil oleh BI dan pemerintah, dalam hal ini, Kementerian Keuangan, benar-benar untuk menyelamatkan perekonomian kita dari krisis ekonomi global. Tidak ada konspirasi jahat apapun di pihak negara, termasuk pemerintah. 

Gubernur BI Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani juga punya niat dan tujuan yang baik. Sesuai dengan kewenangan yang diberikan Undang-Undang, mereka mesti mengambil keputusan dan kebijakan cepat agar tidak terjadi krisis di bidang perbankan, seperti yang terjadi di tahun 1998 dulu. Semuanya sah. Saya sangat yakin, tak ada penyimpangan hukum, apalagi korupsi, yang dilakukan Pak Boediono dan Ibu Sri Mulyani. Pak Boediono, Ibu Sri Mulyani, Para mantan Menteri KIB dulu hampir semuanya masih ada. Bicaralah. Sampaikan kebenaran. Jangan takut.

SBY juga membandingkan dengan penanganan kasus-kasus besar yang lain. 

"Coba bandingkan apa yang dilakukan DPR RI dan penegak hukum terhadap Bank Century dengan kasus-kasus besar yang lain, misalnya kasus BLBI. Dugaan penyimpangan BLBI jauh lebih besar jika dibandingkan dengan Bank Century. Namun, masyarakat menilai sepertinya kasus ini mengendap atau menghilang. Padahal, yang diinginkan rakyat adalah keadilan, termasuk keadilan dalam penegakan hukum."

SBY juga mengatakan dirinya tak mau latah mengatakan bahwa dimunculkannya isu Bank Century ini sebuah pengalihan isu. 

"Tak baik menuduh ini sebagai pengalihan isu. Namun, sebagian masyarakat memang mengatakan ketika ada penegakkan hukum yang tengah dilakukan KPK, dan menyebut nama-nama tokoh besar beserta sejumlah partai politik, SBY & Demokrat diserang lagi."

SBY juga mengenang ketika Pilkada Jakarta 2017 berlangsung, dan dirinya dihajar bertubi-tubi lantaran dia berseberangan dengan pilihan penguasa. 

"Yang saya alami sekarang ini sama dengan ketika Pilkada Jakarta 2017 lalu. Saya dihajar bertubi-tubi. Dari satu fitnah ke fitnah yang lain. Ketika saya datangi orang-orang penting di negeri ini untuk saya lakukan klarifikasi, semuanya menyangkal dan cuci tangan. Tapi, saya ini, bukan anak kecil."

Menutup responsnya SBY mengatakan "Sampai sekarang masih saja ada yang menuduh SBY, Tim Sukses SBY dalam Pilpres 2009 dan Partai Demokrat, terima aliran dana yang besar dari Bank Century. Seratus persen itu fitnah. Yang memfitnah juga telah di jatuhi hukuman karena secara hukum tidak terbukti. Kenyataanya memang tidak ada aliran dana seperti itu

https://politik.rmol.co/read/2018/09/14/357384/SBY:-Tangkap-Dan-Penjarakan-Saya-Kalau-Fitnah-Itu-Benar-

Soal Berita SBY di Asia Sentinel, 
Moeldoko: Jangan Buru-Buru Baper
Selasa 18 September 2018 15:09 WIB

SBY: Tangkap dan Penjarakan Saya Kalau Fitnah Itu Benar ...Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko (foto: Okezone)

JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko membantah ikut berperan dalam pemberitaan Asia Sentinel yang menyudutkan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lantaran diduga melakukan pencucian uang dalam kasus bail-out Bank Century.


Moeldoko menerangkan, fotonya bersama pendiri Asia Sentinel, Lin Neumann diambil saat diundang dalam acara diskusi bersama American Chambers. Kala itu, lanjutnya, Kadinnya Amerika itu ingin mendengarkan perkembangan kondisi ekonomi dan keamanan di Indonesia.

SBY: Tangkap dan Penjarakan Saya Kalau Fitnah Itu Benar ...
Artikel Asia Sentinel soal Tuding SBY Cuci Uang Century (Foto: Asia Sentinel) 

"Saya jelaskan perkembangan demokrasi, kematangan demokrasi di Indonesia seperti apa, selanjutnya saya pastikan saya mantan Panglima TNI mempunyai naluri yang sangat kuat untuk melihat situasi ini. Saya pastikan kepada mereka, para pengusaha, investor Amerika untuk tidak takut datang ke Indonesia," kata Moedoko di Gedung Bina Graha, Jakarta, Selasa (18/9/2018).

Moeldoko menegaskan, tak ada pembahasan lain dalam pertemuan tersebut. Ia pun kemudian melaporkan isi pertemuan bersama American Chambers tersebut kepada Presiden Joko Widodo.


Ia menilai, tudingan adanya peran Istana dalam pemberitaan jelek SBY tersebut hanya berdasarkan dugaan belaka. Apalagi, mantan Panglima TNI itu tak pernah kenal dengan Lin Neumann selaku pendiri Asia Sentinel.


"Dilihat dulu latar belakangnya seperti apa. Kalau saya sebagai orang yang akan mengendalikan operasi intelijen, kira-kira itu operasi intelijen, bodoh banget saya terbuka begitu. Mungkin saya enggak bisa jadi Panglima TNI kalau begitu," ujarnya.


Mantan Panglima TNI itu menjelaskan, pertemuannya bersama Lin Neumann tak ada kaitannya dengan politik. Sebab, pertemuan tersebut hanya untuk menjelaskan kepada investor asing agar bersedia menanamkan modalnya di Indonesia.
"Jadi jangan buru-buru baper gitu menduga. Dilihat dulu latar belakangnya seperti apa," tandasnya.

https://news.okezone.com/read/2018/0...uru-buru-baper

-------------------------------

Kasihan ... SBY dizolimin ...

emoticon-No Hope

tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
2.5K
31
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan