Jadi Wanita Karir ataupun Ibu Rumah Tangga, yang Nyinyir Pasti Selalu Ada #AslinyaLo
TS
julieosan
Jadi Wanita Karir ataupun Ibu Rumah Tangga, yang Nyinyir Pasti Selalu Ada #AslinyaLo
Quote:
Belakangan ini, ramai sekali bahasan tentang pilihan menjadi wanita karir atau ibu rumah tangga. Bahkan hal ini sempat menjadi polemik dan perdebatan serius di kalangan ibu-ibu milenial.
Tanpa ada maksud merendahkan, memojokkan atau memihak siapa pun, kali ini TS akan mengupas masalah ini dengan kacamata dan pengalaman TS sendiri.
Berbicara mengenai pilihan hidup, dua hal di atas konteksnya adalah sama-sama bekerja. Yup, keduanya adalah pekerjaan yang membutuhkan tanggung jawab dan dedikasi yang sangat tinggi. Dan pada hakikatnya memerlukan keikhlasan dan kerendahan hati.
Seorang wanita, ketika dia sudah menikah dan memiliki anak, keinginan dan egonya lambat laun akan terkikis dan teralihkan pada buah hatinya. Hal ini alami muncul karena wanita memiliki sifat motherhood.Tanggung jawab pun bertambah padanya.
Quote:
Spoiler for :
Quote:
Bagi wanita yang bekerja di luar rumah, akan banyak sekali 'beban' ekstra yang harus ia terima. Misalnya saja sebelum bekerja ia harus menyiapkan keperluan si kecil terlebih dahulu. Mulai dari keperluan makan, mandi, pakaian dan lain sebagainya yang pada kenyataannya lebih 'rempong'dibanding keperluan orang dewasa. Selain menyita waktu, persiapan sebelum bekerja pun akan menguras emosi ibu. Ia harus berdrama ria ketika meninggalkan anaknya di rumah baik itu dengan pengasuh atau neneknya.
Ya, rutinitas ini semakin lama akan semakin berat bagi ibu bekerja. Tak hanya itu, selama bekerja pun pikirannya selalu dipenuhi dengan anaknya. Bagaimana keadaannya, makannya, tidur siangnya, dan banyak lagi yang lainnya.
Belum lagi nyinyiran tetangga dan rekan kerja yang seolah tak ada habisnya. "anaknya kok diurus mertua?", "kok tega sih anaknya ditinggal kerja?" atau lebih parahnya "kalau belum bisa ngurusnya, kenapa pengen punya anak?". Ih, rasanya pengen banget nyumpalin mulut orang-orang itu pake popok, terus dibedong sekalian biar gak bisa ngomong seenak udelnya.
Memang, anak sudah seharusnya diurus ibunya. Tapi, apakah kita tahu apa alasan ibu tetap bekerja? Apa kita tahu apa yang terbaik untuk anak mereka? Jika tidak, sebaiknya stop menyakiti hati mereka, ya.
Quote:
Spoiler for :
Quote:
Eits, tapi jangan dikira ketika TS memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga, lalu semuanya baik-baik saja, ya. Karena pada dasarnya semua pilihan pasti ada saja konsekuensinya. Betul?
Di saat karir sedang di puncak-puncaknya, ketika usia sedang mantap-mantapnya, dan bekerja sangat giat-giatnya, keinginan itu terbesit begitu saja. Entah ada angin apa, rasanya enak aja bisa sama anak di rumah, leyeh-leyeh, tidak ada deadlineatau laporan bulanan, tidak ada meeting atau telepon penting. Bisa tidur dan santai kapan saja.
Sayangnya, itu hanya hayalan dan angan-angan semata.
Nyatanya, menjadi ibu rumah tangga seutuhnya tidak demikian, sista. Apalagi untuk keluarga baru yang belum established. Kebayang gak, biasanya gaji berdua, sekarang hanya dari suami saja. Nah, tugas pertama ibu rumah tangga adalah me-manage-nya. Namun, jangan takut karena rejeki itu bukan hanya sebentuk gaji yang kita terima. Kesehatan, kenyamanan, keharmonisan keluarga itu sebagian kecil di dalamnya. Rejeki itu ternyata lebih banyak dari rupiah yang kita dapatkan.
Seperti yang sudah dikatakan bahwa setiap pilihan membutuhkan keikhlasan, maka benar adanya ketika kita memutuskan meninggalkan karir dan memilih menjadi ibu rumah tangga, ya ikhlas saja. Ikhlas karena tidak semua wanita bisa melakukannya, tidak semua suami membolehkannya. Lebih jauh lagi ikhlas karena kontrak kerja kita langsung dengan sang Pencipta. Yang mengamanahkan anak kepada kita, ibunya.
Tak lupa harus ikhlas juga ketika ada tetangga yang masih nyinyir "sekolah tinggi-tinggi, kok di rumah aja?", "nyari kerja susah, kok malah keluar untuk ngurus anak aja?". Rasanya pengen kembali nyumpalin popok ke mulut mereka yang gak tau perjuangan kita memutuskan mengabdi dan bekerja mengurus rumah tangga.
Well, tidak ada pilihan yang mudah untuk dijalankan. Karena pada kenyataannya, semua pilihan tetap harus dipertanggungjawabkan. Baik itu kepada atasan terlebih kepada Tuhan. Tidak ada ibu yang tidak mencintai dan menyayangi anaknya. Dan tidak ada ibu yang tidak ingin mengurus buah hatinya. Semua bisa dilakukan secara beriringan. Jangan pernah hiraukan ucapan, tanggapan dan nyinyiran orang lain yang tidak tahu hebatnya sebuah perjuangan.
Semoga aku, kamu, kita semua yang memutuskan menjadi ibu bekerja atau ibu rumah tangga, diberikan hati seluas samudera, keteguhan sekuat baja, dan kesabaran tak terkira dalam menjalankan apa yang menjadi tanggung jawab kita.
aldysadi dan 7 lainnya memberi reputasi
6
10.6K
Kutip
105
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru