- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Megacity, Gelar Superior Jakarta dan Satu-Satunya di Indonesia
TS
hamzahnasution9
Megacity, Gelar Superior Jakarta dan Satu-Satunya di Indonesia
Teknologi boleh saja maju dengan robotisasi dan penggunaan kecerdasan buatan dalam kehidupan sehari-hari. Rekayasa biologi memang semakin mengagumkan dengan ditemukannya AbioCor, device yang dapat menyerupai fungsi jantung dan dapat ditanam di tubuh manusia.
Quote:
Ya, kemajuan sebuah kota adalah parameter akumulatif sebuah peradaban. Kalau mau lihat sejauh mana peradaban sebuah bangsa, maka tengkolah kota-kotanya.
Bicara soal kota sebagai sentrum pembangunan dan tonggak capaian peradaban di Indonesia, maka ingatan kita selalu digiring ke Jakarta.
Secara material, belum ada yang mampu melampaui pencapaian Ibu Kota. Demikian juga bila bicara keberagaman warna, kepentingan dan problematikanya. Jakarta super komplit. Makanya, Jakarta menyandang semua gelar yang layak diberikan kepada kota modern.
Quote:
Megacity, adalah gelar yang hanya disandang oleh Jakarta, satu-satunya kota di Indonesia. Megacity, khusus disematkan kepada kota berpredikat metropolitan dan kota global sekaligus, namun memiliki size populasi di atas 10 juta jiwa. Tahun 2016, Jabodetabek sendiri diperkirakan berpopulasi 32 juta jiwa.
"Jakarta dinobatkan sebagai megacity terbesar ketiga di dunia setelah Tokyo dan Shanghai"
Spoiler for Konsekuensi Megacity:
Pertama, Kepadatan
Menurut BPS, tingkat kepadatan di Jakarta adalah 15.000/Km persegi. Artinya, setiap satu kilometer persegi Jakarta dihuni 15.000 orang.
Kedua, Lalu Lintas
Kisah tentang berlalulintas di Jakarta bak mimpi buruk. Coba tanya warga Jakarta, apa yang paling dibenci dari kota ini? Jawaban MACET! pasti masuk Top 3 dalam daftar. Di Jakarta, jarak 1 Km bisa ditempuh dalam 30 menit atau bahkan satu jam. Coba saja lewat di Kuningan atau jalur-jalur protokol antara jam 5 dan jam 6 sore pakai mobil pribadi. Rasakan pengalamannya. Sadis bro!
Ketiga, Semrawut
Jangan salah, Jakarta kota super indah. Itu kalua dilihat di layar kaca atau dari jalan tol. Kita akan mengagumi kota ini yang kelihatan rapih, bersih dan megah. Tapi coba naik KRL atau masuk ke gang-gang, kelihatan Jakarta Under Cover. Gedung jangkung yang seolah hendak merogoh langit itu hanyalah cover, bungkusan semata.
Pemukiman, Kebutuhan Dasar yang Jadi Kebutuhan Mewah (Lux)
Kebutuhan primer umat manusia adalah sandangan, pangan dan papan. Makanan, pakaian dan hunian. Tapi di Jakarta, hunian itu kebutuhan mewah (luxury). Meski nyempil di dalam gang. Tapi jangan sedih dulu. Masalah hunian ini juga jadi problem megacity yang lain kok.
Positifnya, pemerintah dan stakholders jadi memutar otak untuk mewujudkan hunian terjangkau dan massif dengan tetap mengacu pada standar kualitas yang baik. Di berbagai megacity kita menyaksikan pembangunan berwawasan lingkungan menjadi tren.
Di Jakarta misalnya, biro arsitek SIG Architect & Urban Designer merancang dan membangun rumah tinggal berkonsep green boarding house. Rooftopnyabahkan bisa memproduksi pangan. Disulap sebagai area berkebun.
Pun sekujur dinding luar dan dalam rumah yang berlokasi di Cipete ini, menjadi taman vertikal yang super hijau di tengah pemukiman padat Ibu Kota. Ini menjadi bukti bahwa tantangan merangsang manusia berkreasi secara prositif.
Spoiler for Tren Rumah Hijau di Megacity:
Positifnya, pemerintah dan stakholders jadi memutar otak untuk mewujudkan hunian terjangkau dan massif dengan tetap mengacu pada standar kualitas yang baik. Di berbagai megacity kita menyaksikan pembangunan berwawasan lingkungan menjadi tren.
Di Jakarta misalnya, biro arsitek SIG Architect & Urban Designer merancang dan membangun rumah tinggal berkonsep green boarding house. Rooftopnyabahkan bisa memproduksi pangan. Disulap sebagai area berkebun.
Pun sekujur dinding luar dan dalam rumah yang berlokasi di Cipete ini, menjadi taman vertikal yang super hijau di tengah pemukiman padat Ibu Kota. Ini menjadi bukti bahwa tantangan merangsang manusia berkreasi secara prositif.
Tantangan Industri
Tak ayal, sektor industri turut menghadapi tantangan pembangunan di megacity. Berbagai sektor yang berjibaku dalam system ekonomi megacity harus bisa membangun harmoni dengan dinamika kot agar dapat survive.
Didang konstruksi misalnya, kita mengenal inovasi produk Super Cement. Material bangunan yang diproduksi oleh Siam Cement Group (SCG) berteknologi nano yang diklaim hemat air sehingga lebih ramah lingkungan.
Perusahan konstruksi yang terlibat membangun MRT dan LRT Jabodetabek ini mengatakan produk-prduknya yang mengusung aplikasi teknologi dan mendukung pembangunan berkelanjutan terilhami oleh tantangan membangun di kota-kota besar. Termasuk di megacity macam Jakarta.
“Setiap area dan ruang publik di kota harus dirancang secara seksama untuk mengakomodasi kebutuhan sosial masyarakat yang terus bertumbuh sambil menawarkan solusi untuk mengatasi permasalahan lingkungan. Sejalan dengan semangat “Passion for Better”, kami selalu melakukan inovasi untuk menghadirkan solusi yang mampu mengimbangi kebutuhan yang terus berubah dan mampu menyelesaikan tantangan di masa depan.” Nantapong Chantraku (Sumber : arsitektur.asia)
Intuk informasi saja, sebagai megacity, pembangunan MRT dan LRT Jakarta merupakan keniscayaan. Dua moda transportsi massal didaualt sebagai moda andalan Ibu Kota. Diyakini efektif mengurai kemacetan dan mendorong moblitas warga Jakarta.
Namun untuk mewujudkan itu semua, dalam proses pembangunannya, MRT dan LRT menghadapi situasi yang tak mudah sebab di bangun di jalur-jalur vital yang tak mungkin ditutup sebab menjadi urat nadi aktivitas warga Jakarta. Sebab itu, para kontraktor dituntut bekerja secara cermat agar pembangunan MRT dan LRT tetap berjalan tanpa mengusik aktivitas harian warga.
Model pembangunan, kota tumbuh seperti ini, tentu saja hanya kita jumpai di kota-kota besar. Sembari dibangun, kota tetap aktif. Dinamika kota terus berputar. Tak dapat dibayangkan bagaimana bila selama pembangunan MRT dan LRT semua jalan yang dilalui harus ditutup. Ribet jadinya.
Akhirnya, sebagai warga megacity, masyarakat harus bisa memahami dinamika pembangunan kota. Termasuk upaya berbagai pihak untuk menata kota, mewujudkan harapan-harapan warga. Mulai dari ruang terbuka hijau, hingga hunian terjangkau.
Demikian thread original anti copas dari TS kali ini. Mohon maap bila kurang panjang
Dan Terima Kasih Sudi Mampir Membaca, Semoga Berfaedah.
Tak ayal, sektor industri turut menghadapi tantangan pembangunan di megacity. Berbagai sektor yang berjibaku dalam system ekonomi megacity harus bisa membangun harmoni dengan dinamika kot agar dapat survive.
Didang konstruksi misalnya, kita mengenal inovasi produk Super Cement. Material bangunan yang diproduksi oleh Siam Cement Group (SCG) berteknologi nano yang diklaim hemat air sehingga lebih ramah lingkungan.
Perusahan konstruksi yang terlibat membangun MRT dan LRT Jabodetabek ini mengatakan produk-prduknya yang mengusung aplikasi teknologi dan mendukung pembangunan berkelanjutan terilhami oleh tantangan membangun di kota-kota besar. Termasuk di megacity macam Jakarta.
“Setiap area dan ruang publik di kota harus dirancang secara seksama untuk mengakomodasi kebutuhan sosial masyarakat yang terus bertumbuh sambil menawarkan solusi untuk mengatasi permasalahan lingkungan. Sejalan dengan semangat “Passion for Better”, kami selalu melakukan inovasi untuk menghadirkan solusi yang mampu mengimbangi kebutuhan yang terus berubah dan mampu menyelesaikan tantangan di masa depan.” Nantapong Chantraku (Sumber : arsitektur.asia)
Intuk informasi saja, sebagai megacity, pembangunan MRT dan LRT Jakarta merupakan keniscayaan. Dua moda transportsi massal didaualt sebagai moda andalan Ibu Kota. Diyakini efektif mengurai kemacetan dan mendorong moblitas warga Jakarta.
Namun untuk mewujudkan itu semua, dalam proses pembangunannya, MRT dan LRT menghadapi situasi yang tak mudah sebab di bangun di jalur-jalur vital yang tak mungkin ditutup sebab menjadi urat nadi aktivitas warga Jakarta. Sebab itu, para kontraktor dituntut bekerja secara cermat agar pembangunan MRT dan LRT tetap berjalan tanpa mengusik aktivitas harian warga.
Model pembangunan, kota tumbuh seperti ini, tentu saja hanya kita jumpai di kota-kota besar. Sembari dibangun, kota tetap aktif. Dinamika kota terus berputar. Tak dapat dibayangkan bagaimana bila selama pembangunan MRT dan LRT semua jalan yang dilalui harus ditutup. Ribet jadinya.
Akhirnya, sebagai warga megacity, masyarakat harus bisa memahami dinamika pembangunan kota. Termasuk upaya berbagai pihak untuk menata kota, mewujudkan harapan-harapan warga. Mulai dari ruang terbuka hijau, hingga hunian terjangkau.
Demikian thread original anti copas dari TS kali ini. Mohon maap bila kurang panjang
Dan Terima Kasih Sudi Mampir Membaca, Semoga Berfaedah.
Diubah oleh hamzahnasution9 12-09-2018 15:05
0
6.9K
71
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan