Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

koppenzAvatar border
TS
koppenz
Turunkan Ekspektasi Sebelum Menonton Wiro Sableng


Sosial media ramai dengan tagar #SiapSableng menyambut penayangan perdana Wiro Sableng pada 30 Agustus ini. Ane mendapat kesempatan menontonnya sehari lebih dulu, akibat sering bermain game moba, itu loh, moba kok Sableng.
Kali ini ane ingin menyampaikan review jujur mengenai film ini, semoga ane gak diserang netijen ya. 

1. Unsur Nostalgia
Sebelum film diputar, beberapa cast and crew berkumpul di depan studio, menyapa penonton yang hadir. Vino, sang pemeran utama berpesan "Ekspektasinya taro di luar dulu ya, nikmatin aja filmnya" . 

Vino ada benarnya. Tapi menurunkan ekspektasi memang agak sulit, karena sejak awal ane sudah sangat tertarik dengan film ini. Pertama karena waktu kecil dulu ane salah satu yang nungguin serial Wiro Sableng tayang di tv, meskipun selain soundtracknya yang nyantol di kepala, gak terlalu banyak juga plot cerita yang ane ingat. Selain pose Wiro yang naikin satu kaki sambil tidur bertumpu tangan, dan adegan pendekar mabuk tuak. Unsur nostalgia memang menjadi salah satu jualan manis dalam sebuah karya. Beberapa film bisa laris manis karena unsur nostalgia ini, orang ingat masa kecilnya, ingin mengulanginya, tapi belum tentu pulang dengan terpuaskan.

2. Unsur karya Anak Bangsa yang go internesyenel

Ketika kisah Wiro Sableng diangkat ke layar lebar, tentu dunia maya bergejolak hebat dengan rasa penasaran. Terutama produksinya digadang-gadang bekerja sama dengan PH luar, yaitu 20th century fox. Banyak sekali produk kita (dari film hingga ojol) yang memakai embel-embel 'karya anak bangsa' demi mendapat penghargaan dari bangsanya. Seolah-olah karya anak bangsa tidak boleh dikritik, karena mengkritik berarti tidak mendukung bangsa ini berkembang. Padahal, kalau memang bagus, gak perlu lah embel-embel itu, masyarakat akan mendukung tanpa diminta. Spoiler alert: film Wiro Sableng adalah salah satu karya anak bangsa yang gak perlu embel-embel itu untuk didukung, orang-orang dengan sukarela mempromosikannya, dengan bangga menunjukkannya. Kualitas berbicara dengan sendirinya. Meski begitu, ane memang berekspektasi cukup tinggi, karena kerja sama dua PH keren, lifelike dari Indonesia dan 20th Century Fox dari Amerika, keduanya adalah PH terpercaya di negara asalnya. Melihat filmnya yang juga diberi subtitle bahasa inggris, film ini sepertinya memang diharapkan untuk go internesyenel.

3. Sutradaranya Angga Dwimas Sasongko

Bisa dibilang, ane penggemar karya-karya Angga, malah film pendek yang dia buat waktu kuliah pun saya suka banget. Jadi saya memang menaruh ekspektasi cukup tinggi karena Angga yang menggarap film ini, meskipun secara genre mungkin ini adalah hal baru untuk Angga, tapi dia memakai orang-orang yang bisa dibilang cukup terpercaya dalam genre action terutama silat, seperti Kang Yayan Ruhiyan.

4. Sebuah Franchise yang hendak dibangun

Wiro Sableng bagaikan franchise yang sudah direncanakan untuk universe yang lebih besar. Berawal dari komik, ke serial, ke layar lebar. Salah satu hal yang saya suka dari Angga adalah promosi film yang tidak biasa. Tidak sekedar mendatangi media untuk jualan ala tukang obat, Wiro Sableng muncul dalam hal-hal yang membuat pemirsa semakin penasaran. Mulai dari posternya yang sangat keren, cross over di trailer Deadpool, muncul menjadi hero di mobile game (moba kok sableng), menjadi varian rasa coklat yang suka dipatahin, dan mungkin masih akan ada lagi nanti gak tau apa. Wiro Sableng universe menjadi hal yang menarik untuk dinantikan.

5. Pemain-pemain bagus?

Hal menarik yang saya simpulkan dengam sotoy, Angga lumayan sering pakai orang yang punya unsur kedekatan dengan dirinya. Yah sotoy sih, saya gak tau juga proses casting Angga seperti apa. Tapi sejauh ini kita bisa lihat, kalau Angga sudah suka aktor ini, atau aktris itu, dia bisa berkali-kali ada di film Angga. Para pemain Wiro Sableng juga punya unsur kedekatan di dalamnya. Sebut saja Bastian-Timothy universe. Ya tapi buat ane sih gak masalah, toh mereka memang bagus. Bagi ane, Vino berhasil menampilkan kesablengan Wiro dengan menggemaskan, Marsha Timothy menjadi dirinya sendiri yang memang sudah secantik bidadari. Tapi peran dia di sini agak di luar dugaan gue, karena jadi seperti pemanis belaka. Sherina yang udah ditunggu-tunggu juga gak terlalu memberikan hal mengejutkan, selain kostumnya yang keren dan adegan laga melawan cowo anime yang berakhir kurang epik. Yayan Ruhiyan sebaliknya, muka jahatnya keluar dengan baik, soal adegan laga sih ya gak usah ditanya lagi deh. Tokoh yang malah mencuri perhatian adalah Bujang Gila Tapak Sati, Pendekar Mabuk, dan Rara. Selain itu, ane geregetan sama sang ratu, kalau lu udah nonton nanti juga tau kenapa. Oiya, Lukman Sardi dan Dwi Sasono juga bermain apik, meski saya sedikit kasian setiap denger suara Dwi Sasono. Selain itu, ada mas mas jamet ftv kesayangan ane, dia lumayan jadi scene stealer, cari aja yang botak.

Semua hal itu membuat ekspektasi saya tinggi banget memang. Kekurangan di sana-sini mungkin masih ada, kayak cgi nya yang kurang halus, atau adegan berantem lucu yang kepanjangan. Tapi overall, film ini bagus, kamu perlu menontonnya sampai akhir credit scene karena sangat menghibur dan memberikan nuansa baru di perfilman kita. Malah mungkin menjadi inspirasi bahwa Indonesia bisa juga kok bikin film kayak gini. Sebuh standar baru berhasil dicetak. Ane tunggu film-film keren lainnya.
1
2.8K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan