Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mendoan76Avatar border
TS
mendoan76
Dinilai Kepemimpinannya Merugikan Timnas U23,Instag Wasit dibanjiri komentar pedas
Dinilai Kepemimpinannya Merugikan Timnas Indonesia U-23, Instagram Wasit Shaun Robert Evan Dibanjiri Komentar Pedas Oleh Warga Net
Striker 24 Agu. 2018 19:55

STRIKER.ID- Timnas Indonesia U-23 harus gagal melaju ke babak 16 besar di ajang Asian Games 2018 setelah kalah adu pinalti (3-4) dengan timnas Uni Emirat Arab, Jumat (24/08/18) yang dilangsungkan di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang Bekasi.

Ribuan pasang mata yang menyaksikan pertandingan ini, khususnya warga Indonesia langsung menyoroti gaya kepemimpinan wasit asal Australia, Shaun Robert Evan. Evan dinilai para suporter tuan rumah lebih berat sebelah karena lebih banyak memberi pelanggaran untuk Indonesia.

Yang paling mencolok adalah saat pemberian hadiah pinalti kedua untuk timnas Uni Emirat Arab yang sukses dieksekusi oleh Zayed Alameri pada menit 65, pinalti didapat setelah kapten Hansamu Yama dianggap melakukan pelanggaran terhada salah satu pemain Uni Emirat Arab, Shaheen Al-Darmki.

Atas hasil ini, warga net yang tidak terima langsung menyerang media sosial sang wasit @shaunrobertevans. Hanya dalam beberapa menit sajasebanyak lebih dari 25 ribu komentar membanjiri akun Instagram sang wasit dengan beragam komentar negatif.

Sebelumnya wasit Shaun Evan pernah memimpin pertandingan di Liga Indonesia, kala itu wasit asal Australia ini pernah melakukan kesalahan fatal saat memimpin pertandingan bertajuk El Classico yang mempertemukan antar Persib versus Persija pada pertandingan pekan ke-33 Liga 1 2017 silam. Kala itu wasit tidak mengesahkan gol Persib padahal bola dengan jelas masuk ke dalam gawang setelah memantul mistar gawang.

https://www.striker.id/72589/asian-games-2018/dinilai-kepemimpinannya-merugikan-timnas-indonesia-u-23-instagram-wasit-shaun-robert-evan-dibanjiri-komentar-pedas-oleh-warga-net
++++
Tak Becus Memimpin Laga! 3 Kata Luis Milla "Tampar" Wasit Shaun!
Original 24 Aug. 2018 20:46

BiBola

Kepemimpinan seorang wasit lagi-lagi menjadi sorotan dalam pertandingan ini, sebab lagi-lagi wasit berperan penting dalam hasil akhir suatu pertandingan. Dan hal ini juga disadari ketika Luis Milla merasakan bagaimana sikap wasit Shaun dalam pertandingan ini.

Apa yang diperlihatkan oleh Shaun benar-benar membuat sosok Luis Milla kecewa berat bahkan dia tidak lama-lama langsung mengeluarkan tudingannya kepada pola kepemimpinan seorang wasit tersebut yang dianggapnya buruk.

Berikut tiga ungkapan Luis Milla terhadap kepemimpinan wasit dalam laga ini, jika di dengarkan ini sedikit menampar kinerja Shaun Evan.

1. Soal penalti dan kartu merah

Menurut Milla, Hansamu Yama tidak melalukan pelanggaran keras kepada pemain UEA di kotak penalti Garuda Muda. Akan tetapi Milla lebih kesal lagi dengan Shaun Evans yang tidak memberikan kartu merah kepada pemain UEA saat Ilham Udin Armaiyn dilanggar keras di babak kedua.

2. Soal dua penalti

"Hari ini wasit memberikan dua penalti kepada UEA dan seharusnya penalti kedua itu tidak terjadi,” kata Milla dilansir dari Goal (24/8/2018)

3. UEA Harusnya Bermain 10 Orang

Luis Milla sangat kesal atas kepemimpinan Shaun, di mana dalam pertandingan itu wasit Shaun membiarkan pemain UEA tidak mendapatkan hukuman kartu merah.

"UEA juga seharusnya bermain dengan 10 pemain karena pemain kami dilanggar keras ketika tersisa 25 menit tapi ternyata itu tidak terjadi,” kata Milla
++++
Boleh Mengkritik Wasit, Tapi, Luis Milla juga Blunder Karena Hal Ini
Original 24 Aug. 2018 21:37

bolabolapendek

Sempat membuat keajaiban lewat gol Lilipaly di ujung detik pertandingan, drama adu penalti membuat Wibawa Mukti (24/08) jadi saksi bisu kelabu. Uni Emirat Arab lolos ke babak berikutnya.

Memang, kepemimpinan wasit asal Australia, Shaun Robert Evans, pantas dikritik tajam. Beberapa keputusannya kontroversial. Hal yang membuat mental punggawa Garuda terlihat terganggu di lapangan.

Alih-alih full mengkambing hitamkan wasit, mari kita fair menilai blunder Luis Milla yang juga punya andil atas kegagalan skema yang dia mainkan.

Tanpa diduga tanpa dinyana, Milla memarkir Rezaldi Hehanusa di sektor kiri. Dia memainkan Andy Setyo mendampingi Hansamu Yama. Akibatnya, Ricky Fajrin digeser ke kiri.

Akibatnya, skema permainan Timnas di babak pertama lumayan tak terkodinir dengan baik. Seakan ada kepingan yang hilang atas ketidak hadiran Rezaldi. Tempo permainan sulit berkembang.

Di babak kedua, Milla akhirnya menarik Andy Setyo, dan menggantinya dengan Septian David. Kekuatan lini tengah bertambah, namun barisan belakang juga harus menanggung konsekuensi ketika bermain dengan 3 bek.

Skema 3-5-1-1 akibat dari kondisi diatas, belum mampu mengeluarkan permainan terbaik Timnas. Meski terlihat mengontrol permainan, namun solusi untuk memecah kebuntuan tak terlihat.

Mental bermain Timnas seperti terlihat lelah karena kesalahan skema yang dimainkan. Ditambah gimmick dramatik pemain UEA plus beberapa keputusan Shaun Evans, klop sudah.

15 menit kali 2 babak tambahan tak membuahkan gol. Dan keberuntungan di fase adu pinalti ini biasanya hinggap di pihak yang lebih siap mental. Tendangan Septian David dan Saddil tak masuk. Masih ada harapan, penendang ke-4 UEA juga gagal.

Drama mental Timnas benar-benar berakhir ketika Andritany gagal menahan penendang terakhir UEA. Duka masyarakat sepakbola Indonesia. Perjalanan Timnas Garuda U23 harus terhenti di Asian Games yang berlangsung di rumah sendiri.

Selamat jalan Luis Milla, tugasmu sudah selesai di negeri ini dengan fakta nihil prestasi. Terima kasih.
++++
3 Pelatih Liga 1 Indonesia yang Diprediksi Latih Timnas di Piala AFF 2018

Kamis, 23 Agustus 2018 19:38 WIB
Penulis: Luqman Nurhadi Arunanta | Editor: Abdurrahman Ranala
2.1K 1 komentar
© INDOSPORT
Luis Milla Aspas, pelatih Timnas Indonesia.

INDOSPORT.com ­– Pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla Aspas, bakal dievaluasi usai gelaran Asian Games 2018. Nama-nama calon pelatih muncul ke permukaan sebagai suksesornya.
Kontrak Luis Milla akan berakhir September tahun ini. Saat ini, belum ada tanda-tanda eks pemain Real Madrid tersebut bakal diperpanjang kontraknya.

Ketua PSSI, Edy Rahmayadi, dikabarkan bakal mencari pengganti Luis Milla dari kompetisi Liga 1. Namun demikian, hal itu masih belum dapat dipastikan mengingat Luis Milla baru akan dievaluasi usai Asian Games 2018.
“Kami akan lakukan seleksi termasuk di Liga 1, baik untuk pelatih ataupun pemain untuk Piala AFF 2018,” kata Edy.
“Tergantung nanti Asian Games, kami punya target di Asian Games. Wajar kalau kami lihat nanti bagaimana hasil yang sudah dipersiapkan selama dia melatih dua tahun.”

Bukan tidak mungkin, apapun hasilnya nanti Luis Milla akan tetap didepak dari kursi arsitek Timnas Indonesia. Hal tersebut mengingat nilai gaji pelatih asal Spanyol itu yang terbilang mahal.
Pelatih dari klub Liga 1 diperkirakan hanya menjadi alternatif interim guna menghadapi turnamen Piala AFF 2018. Meskipun demikian, masih banyak yang berharap Luis Milla tetap menangani Indonesia setelah apa yang ia berikan selama 2,5 tahun terakhir.

Berikut INDOSPORT memprediksi 3 calon kuat pelatih Timnas Indonesia dari klub Liga 1.

Rahmad Darmawan

Pelatih yang kerap disapa coach RD ini merupakan salah satu pelatih lokal tersukses di Liga Indonesia. Di level tim nasional, ia berhasil membawa Timnas U-23 meraih 2 perak di 2 edisi SEA Games 2011 dan 2013.
Prestasinya di tingkat klub tidak perlu dipertanyakan lagi. Ia berhasil mengoleksi 2 trofi Liga Indonesia bersama Persipura Jayapura (2005/06) dan Sriwijaya FC (2007/08) serta 3 Piala Indonesia (2007/08, 2008/09, 2009/10).
Usai menangani Sriwijaya FC di putaran pertama, RD kini melatih klub Mitra Kukar di paruh kedua Liga 1 Indonesia 2018. Namun demikain, kontraknya bersama Naga Mekes hanya sampai akhir musim 2018.
Hal itu membuka peluang RD untuk melatih Indonesia di akhir musim kompetisi. Pasalnya, Piala AFF 2018 diperkirakan bakal dimulai saat Liga 1 2018 memasuki pekan-pekan terakhir.
RD dinilai memiliki pengalaman menangani Timnas Indonesia di level Asia Tenggara. Ia juga pasti lebih memahami karakter bermain Indonesia dibandingkan pelatih asing lain di Liga 1 Indonesia.

Robert Rene Alberts

Robert Rene Alberts kini masih berstatus sebagai pelatih PSM Makassar di Liga 1 Indonesia 2018. Ia pernah membawa Arema Indonesia juara Liga Super Indonesia 2009/10 dan Piala Indonesia 2010.
Di level tim nasional, ia tercatat pernah melatih Timnas U-17 Korea Selatan pada 2002 hingga 2004 dan Timnas Malaysia U-19 pada 2007.
Pelatih asal Belanda ini dikontrak oleh PSM dengan durasi jangka panjang. Di musim ketiganya bersama Juku Eja, ia mulai menunjukkan penurunan performa.
Bukan tidak mungkin, Rene Alberts bakal dievaluasi oleh manajemen untuk musim selanjutnya. Pelatih berumur 63 tahun itu memiliki prestasi di level klub dan sudah paham kultur sepak bola di Indonesia dan Asia Tenggara.
Rene Alberts memiliki kelebihan dalam hal mengorbitkan pemain muda. Selain itu, ia mampu mengangkat performa pemain lokal nonbintang dan mengembalikan ketajaman pemain level tim nasional yang sempat meredup.
Pelatih PSM ini dapat diambil sebagai pelatih jangka panjang. Rene Alberts diketahui memiliki minat terhadap pengembangan sepak bola usia muda.

Roberto Carlos Mario Gomez

Mario Gomez sukses menyulap Persib Bandung menjadi tim pembunuh berdarah dingin dengan skuat yang minimalis. Di musim pertamanya di Indonesia, ia berhasil membawa Maung Bandung juara paruh musim Liga 1 Indonesia 2018.
Pelatih asal Argentina itu pernah menjadi asisten pelatih Hector Cuper di klub besar Eropa, seperti Mallorca, Valencia, dan Inter Milan. Di tingkat Asia, Mario Gomez sukses membawa klub Malaysia, Johor Darul Takzim (JDT), juara Piala AFC 2015.
Mario Gomez sempat mengungkapkan kekesalannya melatih Persib karena fasilitas tim dan permintaan transfer pemain yang kurang memadai. Namun demikian, ia masih bertahan secara profesional hingga kontraknya berakhir.
Jika mampu membawa Persib juara Liga 1 Indonesia 2018, bukan tidak mungkin Edy Rahmayadi tertarik untuk mencomot Mario Gomez sebagai pelatih Timnas Indonesia karena prestasinya.
Namun demikian, Mario Gomez dapat menjadi pelatih Indonesia hanya jika Persib merestui kepergian mantan pelatih JDT itu. Selain itu, ia pasti akan menuntut kebutuhan lebih untuk menunjang pekerjaannya di level tim nasional.
Mario Gomez cukup memiliki pemahaman kultur sepak bola Asia Tenggara bahkan Asia. Sayangnya, ia belum pernah mempunyai pengalaman di level tim nasional.

https://www.indosport.com/sepakbola/20180823/3-pelatih-liga-1-yang-diprediksi-gantikan-luis-milla/roberto-carlos-mario-gomez
++++
Gimana koment agan2...
Ini mutlak kesalahan wasit ataukah
sistem maen luis milla yg kurang ciamik?..
Haruskan coach milla diganti?..
Siapa pilihan agan2.tuk suksesornya?
Coach rahmad/rene/gomes/Indra/fachri ato yg lain?
Diubah oleh mendoan76 24-08-2018 16:32
1
3.5K
38
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan