info.indonesiaAvatar border
TS
info.indonesia
Gara-gara Kicauan Trump, Lira Turki Pendarahan Hebat. Kebangkrutan di Depan Mata


TRIBUNBATAM.id, ANKARA - Ekonomi Turki saat ini menghadapi kehancuran yang luar biasa.

Tiga hari setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan akan menerapkan tarif tambahan bagi baja dan aluminium dari Istanbul, mata uang Turki, Lira, langsung terjun bebas.

Bahkan, sepanjang Senin (13/8/2018), Lira langsung tersungkur hingga 11 persen mencapai 6,99104 per dolarnya.

Bandingkan dengan akhir Juli lalu, Lira masih diperdagangkan dengan 4,5 per dolar.

Ekonomi Turki tak ubahnya seperti orang yang jatuh di dalam lumpur, kemudian dibenamkan hingga ke dasar karena perang ego antara Trump dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Namun, pernyataan Erdogan ini menjadi olok-olok di media sosial.

Persoalan utama Turki, kata pasar, adalah Erdogan. Memiliki kebijakan ekonomi yang buruk, politik yang buruk, dan likuiditas yang menyedihkan, tetapi nyaris tidak melakukan apapun untuk memperbaiki kepercayaan pasar.

“Dia semestinya tahu tidak memiliki posisi bisnis untuk mendebat apaopun saat ini,” katanya.

Perdagangan lira di pasar uang adalah rekor paling buruk sepanjang sejarah karena merosot 10 persen hanya dalam 30 menit.

Kejatuhan Lira yang dimulai sejak Jumat pagi, pekan lalu tersebut, membuat bursa saham di AS dan Turki anjlok.

Apalagi setelah Presiden Donald Trump mengancam akan melipatgandakan tarif untuk baja dan aluminium dan menyebutkan bahwa hubungan diplomatik AS dengan Turki “tidak baik.”

Ancaman Trump dimulai dari masalah politik, yakni penahanan pendeta asal AS, Andrew Brunson, dengan tuduhan mendukung kudeta.

Pada bulan Juli, Trump sudah mengeluarkan ancaman "sanksi besar" terhadap Turki sebagai pembalasan atas penahanan Brunson.

Tidak sulit bagi Trump untuk menggoyahkan Errfogan, yakni memanfaatkan krisis ekonomi yang melanda negara itu.

Trump mengeluarkan ancaman melalui Twitter yang membuat pasdar langsung bergejolak.

“Saya baru saja mengesahkan penggandaan tarif baja dan alumunium dari Turki sehubungan dengan mata uang mereka, Lira Turki, meluncur turun dengan cepat ke bawah terhadap dolar kami yang sangat kuat! Aluminium sekarang akan menjadi 20% dan Baja 50%. Hubungan kami dengan Turki tidak bagus saat ini!

Hanya dalam sehari, Jumat, Lira jatuh 20 persen dan kemudian masih berlanjut hingga Senin ini.

Ini masalah serius, tidak hanya bagi Turki, tetapi juga memiliki dampak global.

Bank Sentral Eropa mengeluatrkan keprihatinan terhadap sejumlah bank di Eropa selatan yang telah meminjamkan uang dalam jumlah besar ke Turki.

Menurut Bank of International Settlement, bank-bank Spanyol mengucurkan utang $ 83,3 miliar ke Turki, bank-bank Prancis$ 38,4 miliar dan bank Italia memegang $ 17 miliar.

Jika terjadi gagal bayar atas utang sebesar tersebut, maka bisa mengancam stabilitas sistem keuangan Eropa.

Di luar zona euro, bank lain di seluruh dunia juga sangat terpapar dengan utang Turki.

Bank di Jepang memegang $ 14 miliar utang, bank-bank Inggris memegang $ 19,2 miliar dan bank-bank AS memegang $ 18 miliar.

Kendati demikian, beberapa ahli percaya potensi kerusakan pasar akan bisa cepat diatasi.

“Saya tidak melihat penularan global yang besar,” kata ahli strategi manajemen aset Bluebay, Timothy Ash kepada CNBC. "Ekonomi Turki masih relatif kecil hanya $ 850 miliar, dan tidak mungkin ini akan menjadi peristiwa besar dunia.”

Untuk saat ini, investor akan mengawasi umpan Twitter Trump secara hati-hati untuk setiap pembaruan pada situasi yang sedang berkembang.

Ankara saat ini berusaha membujuk China untuk membantu perekonomian mereka yang morat-marit. 
Sejumlah aset negara, seperti pelabuhan dan kereta api sudah berpindah tangan, begitu juga saham telekomunikasi Turk Telecom, sudah berpindah tangan ke Huwaeii.

Pengamat pasar uang yang juga mantan fund manager FX Richard Breslow mengatakan, “krisis Turki hari ini memegang pelajaran, tetapi harus cepat dilupakan,” katanya seperti dilansir Bloomberg.

Pernyataan Breslow ini memang bernada sinis untuk bisa mengangkat portofolio aset-aset Turki yang terus meleleh.

Turki diperkirakan akan menghadapi masalah yang jauh lebih buruk dari Yunani, beberapa waktu lalu, karena akan sulit comeback dalam waktu yang cepat.

Masalahnya adalah pada Erdogan sendiri yang hingga saat ini tidak memperlihatkan sikap kompromistis terhadap siapapun, termasuk pasar.

“Apapun penderitaan yang terjadi di sana (Turki), akan dilihat sebagai trater, bukan tragedi,” kata Breslow.

berita
anasabila
anasabila memberi reputasi
2
6.3K
55
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan