Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dewikuntAvatar border
TS
dewikunt
Aku berpisah dengan anakku
emoticon-Sorryemoticon-Sorryemoticon-Sorry

Galau. Aku galau gan, bukan lagi masalah pacar, tapi ini lebih dari sekedar itu. Aku punya anak, perempuan, dia....cantik sekali dan menggemaskan. Umurnya baru 5 tahun. Ya, tahun ini dia sudah masuk sekolah gan. TK kecil

Tepat Desember tahun kemaren, aku dan suamiku mendapatkan cobaan bertubi tubi tiada henti. Dimulai dengan kecelakaan yang aku dan suamiku alami. usaha yang kurang baik, bahkan kami sering tombok untuk membayar karyawan. Hal itu membuat aku dan suamiku dalam kesulitan, terutama masalah ekonomi. Dia mencoba bangkit awal Februari kemaren, ada temennya yang mengajaknya kerja sama. Memasarkan jasa pembuatan gerobak. Itu saja yang harus dilakukan suamiku. Sedang yang mengerjakan gerobak temennya. Mudah bukan?

Sekali dua kali, semua nya lancar. Suamiku mendapat keuntungan lumayan dari usaha itu. Aku dan suami optimis bisa keluar dari kesulitan yang kami hadapi. Orderanpun mulai berdatangan. Aku gembira sekali saat itu. 

Teman suamiku mulai kewalahan mengerjakan pesanan. Bahkan juga kewalahan dalam hal modal karena modal untuk membeli bahan baku gerobak gak sedikit. Dikarenakan suamiku juga banyak ' teman ' akhirnya dia menawarkan ke beberapa temannya untuk ikut join modal dalam usaha ini. Suamikupun memberi keuntungan yang lumayan pada temannya. 50:50 lah sama suamiku. Toh suamiku juga gak ngapa ngapain. Dia cuma masarin aja. Dan alhamdulillah, beberapa temannya ikut memodali.

Usaha itu terus berjalan, kami mulai bisa bangkit lagi, walaupun usaha milik kita nombok2 terus tapi kami bisa menutupnya dengan keuntungan membuat gerobak. Sampai akhirnya......................

Tiba tiba seorang konsumen komplain dengan hasil gerobak itu. Diikuti dengan beberapa orang yang juga order lewat suamiku. Lagi lagi, suamiku tombok untuk merenovasi gerobak itu. Dan kalian tau? teman suamiku yang membuat gerobak itu acuh, mulai susah ditemui, dan menghilang. Sedang suamiku masih ada tanggungan untuk bertanggung jawab dengan gerobak yang gak sesuai itu. Bahkan ada beberapa DP yang sudah ia setorkan ke temennya untuk dibuatkan gerobak baru. Semua itu menjadi mimpi buruk untukku dan suamiku. Kami harus mengganti modal yang dipinjam dari temen suamiku dan juga mengganti uang konsumen karena mereka gak puas dengan hasil gerobaknya. Mereka mengembalikan gerobak pada suamiku dan minta uang dikembalikan. Mereka gak mau tau urusan yang terjadi antara suamiku dan temannya yang membuat gerobak itu. Suamiku menyanggupi melunasi nya dengan minta tanggungan waktu alias menyicil.

Kehidupan kami semakin terpuruk. Akhirnya aku memutuskan untuk tinggal bersama mertuaku, di kontrakan juga yang sebenarnya gak cukup untuk tinggal kami semua, namun kami terpaksa karena, kios yang biasanya kami tempati tidak kami perpanjang lagi karena ketiadaan dana dan jualan kami yang makin lesu.

Akhirnya suamiku mencari pekerjaan lain. Karena tidak memungkinkan lagi aku dan suamiku untuk membuka usaha lagi. AKupun juga membantunya dengan berjualan online. 

Semua berjalan lancar hanya selama 1 bulan, karena beberapa orang mulai berdatangan ke rumah mertuaku dan menagih kekurangan pembayaran hutang pada suamiku. Aku masih bisa bertahan dengan omelan, caci makian mereka yang menagih hutang itu, tapi tidak dengan mertuaku

Beliau marah, murka
" Mulai sekarang kamu bukan anak ibu, dari kecil sampai besar hanya bisa nyusahin orang tua "

Kata mertuaku saat itu yang membuat suamiku menangis. Ya, suamiku menangis gan, padahal dia adalah orang yang kuat. Dan ini kali pertama aku melihatnya menangis. Aku pun sakit melihatnya. Aku masih ingat, saat suamiku dulu bisa dengan mudah mencari uang, mertuaku pun sering dikasih sama suamiku. Tiap minggu malah diajak piknik juga. Hubungan kami baik sekali saat itu.

Akhirnya suamiku, aku dan juga anakku keluar dari kontrakan mertuaku. Saat itu kami hanya memegang uang 30rb, dan kami bingung harus tinggal dimana. Motorpun kami tidak punya karena sudah kami jual untuk mencicil hutangnya. 

Saat itu akhir bulan juni, ba'da asar, aku harus mengambil keputusan yang sulit. Aku membawa anakku ke rumah ibuku. Aku bisa saja tinggal di rumah ibuku, tapi itu tidak mungkin. Ibu pasti bertanya ada apa, dan aku tidak mau melukainya. Ibuku adalah perempuan tua sederhana yang usianya hampir 80 tahun. Tidak mungkin aku menceritakan apa yang sedang terjadi pada kami. Beliau pasti akan sangat sedih. 

" Mak....denok pengen sekolah disini "

Alasan itu yang aku pakai pada ibuku. Ibuku bahagia, karena selama ini dia memang hidup sendiri. Kakak kakakku juga tinggal tak jauh dari rumah ibu. Disamping rumah ibu malahan. Dan itu juga jadi salah satu alasan kenapa aku gak mau tinggal di rumah ibu. Mereka tidak suka padaku dan suamiku ( Akan aku ceritakan alasannya nanti kenapa mereka membenciku ). Dengan adanya anakku, ibuku terlihat lebih sehat dan lebih muda. Dia jadi temen ngobrol. Dan alhamdulillah....anakkupun juga bahagia bersama ibuku. Seenggaknya aku tenang, karena anakku tidak akan mengalami kesulitan. 

Sepulang dari mengantar anakku, aku menangis. sakit sekali rasanya. Tapi aku tidak punya pilihan lain. Karena aku dan suamikupun tidak tau akan bermalam dimana nanti.

Kira kira semingguan aku dan suamiku tidur di pinggiran malioboro. Kami gak ada uang untuk menyewa kamar kos. Uang simpanan kami pun sudah habis pada hari ke 3 , beberapa hari kami gak makan, hanya mengandalkan air keran di masjid agung barat altar. Sedang suamiku, berangkat dan pulang kerja hanya berjalan kaki. HP hanya 1 dan dibawa suamiku. Terbesit untuk menjualnya saat itu, karena perut kami sudah sangat lapar, tapi niat itu kami urungkan. Kalau aku jual HP itu, bagaimana kalau mereka menagih uang sisanya? tentu mereka gak akan bisa menghubungi kami. Lalu mereka akan mengira kami kabur. Aku dan suamiku tidak mau itu terjadi. Meski bukan kesalahan kami sepenuhnya, tapi kami janji pada diri kami sendiri untuk bertanggung jawab sepenuhnya. Entah kapan kami bisa melunasinya, yang kami tau, Allah akan menolong kami suatu saat.

Karena HP yang hanya 1, kami tidak bisa saling memberi kabar. Yang suami dan aku tau, selepas isya kami bertemu di 0KM, disisi barat seberang BNI. Aku selalu terbayang keadaan kami yang dulu. Dulu kami akan dengan mudah tidur dimanapun yang kami mau. Bahkan aku pernah menyewa hotel dengan tarif 1jt per malam saat ulang tahun pernikahan kami ke 5. Aku pun pernah menghabiskan uang 2jt hanya untuk mengisi saldo timezone. Atau 1 jt hanya untuk makan siang bertiga. Aku pernah melakukan itu. Tidak setiap gari, hanya tanggal tanggal tertentu untuk mengenang hubungan kami. Dan saat ini, jangankan makan seharga 5rb, kami harus menahan lapar ini, berhari hari. 

Rahasia Allah memang tiidak ada yang tau, aku, yang dulu hidup serba berkecukupan, kini tidur di pinggiran malioboro.




Bersambung.......




anasabila
anasabila memberi reputasi
1
2.6K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan