thatwasfunAvatar border
TS
thatwasfun
Cek Deh, Apa Agan Masuk Golongan Sandwich Generation?

Foto: ALTRES Medical

Sandwich? Enak sih buat sarapan. Tapi kalauSandwich Generation, Agan tau nggak?

Banyak anak, banyak rezeki, katanya. Begitulah kata orang tua kita zaman dulu, masih berlaku nggak ya kayak gini di zaman sekarang. Ibaratnya, anak itu "tabungan" atau "investasi" orang tua di masa depan. Loh, emang nggak ada "tabungan" selain dari anak ya? Alias perencanaan finansial untuk masa tua.

Di usia produktif, emang wajar banget untuk ngasih porsi rezeki yang kita dapatkan buat orang tua, turut membahagiakan dan membantu mereka. Tapi kalau ane udah tua nanti, ane nggak mau "bergantung" ke anak, alias menjadikan anak ane sandwich generation.

Beban ganda usia produktif



Sandwich generation adalah sebutan buat generasi produktif yang udah menikah, punya anak dan istri/suami, tapi bersamaan mereka harus membiayai orang tua yang udah nggak punya penghasilan lagi. Kenapa disebut sandwich? Karena mereka seolah punya beban ganda Gan, menanggung biaya anaknya dan juga orang tua/adiknya.

Kenapa bisa muncul sandwich generation?


Foto: LivHOME

Mungkin Agan ngerasa familiar ya dengan kondisi di atas, tapi baru tau kalau sebutannya itu ya sandwich generation. Awalnya ane mikir "Kan memberi nafkah orang tua itu mulia, pahalanya berlipat, plus surga itu ada di telapak kaki ibu, kenapa harus itung-itungan sih sama orang tua sendiri? Mereka juga udah ngebesarin kita sampe udah bisa jadi sekarang."

Setelah ane baca lagi, ternyata kalo hal kayak gini dibiarkan terus, justru kita lah yang menciptakan sandwich generation selanjutnya. Memang nggak salah untuk memberi rezeki yang kita dapat ke orang tua, sama sekali nggak salah, asalkan memang kita punya rezeki lebih juga untuk menafkahi rumah tangga dan anak(-anak) kita. Tapi gimana kalau kita yang masih keluarga muda ini hidup masih pas-pasan? Justru hal ini yang malah jadi "beban" buat kita.

Gimana caranya nggak menciptakan sandwich generation?


Foto: Mommies Daily

Ane pernah baca, salah satu kunci untuk memutus Sandwich Generation adalah dengan perencanaan keuangan yang matang. Ane kutip dari mommiesdaily.com, faktanya usia produktif di Indonesia saat ini lebih dari 70%. Namun dari 120 juta penduduk yang bekerja ini, yang punya program pensiun hanya 3,3% aja. Jadi hanya 3,3% yang sudah sadar pensiun dan menginginkan masa pensiunnya nggak akan merepotkan keluarga termasuk anak-anaknya.

Mungkin banyak orang tua yang mikir, sekolahin anak tinggi-tinggi supaya bisa sukses di masa depan dan bisa membantu orang tua saat tua nanti. Tapi sepertinya kita sebagai generasi muda yang bakalan jadi tua (insya Allah) kita harus mengurus financial planning dengan bener-bener serius, masa mau sih ngerepotin anak kita nantinya?

Kuncinya: dahulukan kebutuhan daripada keinginan.

Misalnya, setau kita kan investasi yang menguntungkan adalah rumah dan tanah. Tapi 2 produk ini nggak bisa dicairkan dalam waktu cepat, salah satu produk yang menghasilkan tanpa perlu "banyak usaha" adalah usaha kontrakan/kos-kosan. Sangat cocok juga untuk orang tua karena nggak perlu banyak beraktivitas. Atau yang dropship gitu, misalnya tas batik atau apa aja yang nggak perlu melibatkan banyak aktivitas fisik.

Jadi kita harus mulai dari mana?


Foto: iYojana Financials

1. Mulai investasi dari sekarang

"Yaudahlah masih muda ini masih mau seneng-seneng, foya-foya"

Pikiran kayak gini yang bikin orang jadi ketar ketir waktu tua karena ngga ada investasi sama sekali. Bisa jadi emang hidupnya pas-pasan atau emang hidupnya terlalu boros.

2. Jangan stuck di satu pekerjaan

Udah tua tapi tabungan pas-pasan, mungkin karena waktu masih muda penghasilannya hanya pas-pasan untuk kebutuhan hidup, jadi sulit buat investasi. Akhirnya malah cuma ngeluh dan nggak nyoba nyari tambahan sana sini. Percaya deh, Tuhan nggak akan mengubah nasib kita kalau kita nggak berusaha untuk menjadi lebih baik.

3. Terus kembangkan skill

Bukan hanya karir yang stagnan karena nggak ada usaha untuk mendapat lebih, tapi karena nggak rajin mengasah skill yang udah kita miliki plus terlalu nyaman di comfort zone. Tiap hari cuma "buang waktu" dengan hal-hal yang nggak produktif. Akhirnya pas hari tua bingung, kok nggak bisa apa-apa, malah ngerepotin anak yang lagi membangun kehidupannya juga.

Mulai sekarang, mumpung masih muda, jangan menunda untuk berinvestasi. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.


Foto: Rootworks Grow TM

Sebagai penutup, bertanggung jawab untuk orang tua dan anak bisa dibilang tantangan dalam kehidupan kita. Ane insya Allah sangat siap untuk membantu orang tua dan juga menafkahi anak karena emang kewajiban. Ane juga nggak bakalan mau nuker hal itu dengan jadi orang tanpa orang tua atau tanpa anak. Mereka lah yang selalu bikin ane semangat untuk bekerja dan menjalani hari-hari, sebegitu berharganya mereka buat ane sampe ane bisa jadi kayak sekarang.

Apalagi ane juga menyadari kalo orang tua ane nggak bakalan ada selamanya. Begitu juga anak ane di masa depan bakalan punya kehidupannya masing-masing. Akhir kata, mungkin dengan ane sebagai Sandwich Generation, bisa jadi salah satu cara ane bersyukur atas rezeki yang diberikan Tuhan sehingga ane bisa membahagiakan orang tua dan anak-anak ane.

Ref: 1 - 2 - 3 - 4
0
15.7K
105
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan