KONFRONTASI - Harga bahan pangan yang merangkak naik tentu dampaknya turut dirasakan oleh pemilik rumah makan. Mereka harus pandai-pandai menyiasati agar tidak ‘buntung’ ketika harga bahan pangan tengah naik seperti sekarang.

Nur, pemilik Warteg Munggang, mengaku tidak hanya harga telur dan ayam saja yang naik, tetapi juga sayuran seperti kacang panjang . Karena tidak mungkin untuk menaikkan harga, ia pun menyiasati dengan cara lain.

“Kalau dinaikkin nanti pembeli protes, jadi ya mau ga mau kita ambil untungnya tipis aja. Paling ya kayak telur gini, kalau ini (perkedel) kan harus pakai telur, ya makainya dikit saja,” ujar Nur pada Sabtu (21/7/2018) di Jalan Munggang, Balekambang, Condet, Jakarta Timur.

Lebih lanjut kata Nur, karena porsi juga tidak mungkin dikurangi, sehingga ia pun mengambil keuntungan dari menu masakannya selain telur dan ayam yang memang sedang tinggi harganya. Ia mengaku heran harga bahan pangan yang justru lebih tinggi dari bulan puasa kemarin.

“Heran saya juga, padahal kemarin aja tuh puasa telur paling mahal cuma Rp. 25.000, itu masih mending ya. Ini sekarang telur Rp. 30.000 sekilo, kan pusing juga ya,” serunya.

Sebagai pengusaha kecil, ia pun berharap agar harga bahan pangan bisa menurun. Sebab jika harga bahan pangan justru makin naik, bukan tidak mungkin jika dirinya tidak mendapatkan untung atau jika terpaksa harga dinaikkan, maka akan sepi pembeli.

“Makanya ini tolong dong Pak Jokowi harganya bisa diturunin. Kalau begini terus kan pusing juga,” tandasnya.(Jft/Poskota)

http://www.konfrontasi.com/content/tokoh/jeritan-pemilik-warung-pak-jokowi-harga-harga-bisa-diturunin-engga

ga kreatip...jual onlen donk