Penggalan quote di atas begitu menggema ke dalam pikiran saya belakangan ini.
Ada sesuatu yang salah dengan cara pandang bangsa ini, terhadap sesuatu yg viral.
bodoh sedikit= viral, bodoh banyak= lebih viral lagi. Cantik dikit= viral, cantik banget= viral, cantik jadi-jadian= viral banget.
Tak jarang bahkan portal berita sekaliber nasional menyuguhkan informasi nirfaedah macam:
 "Tukang getuk ini, cantik luar biasa sekali!" atau "Abang Gojek ini bule lho~"
Mereka pikir rakyat Indonesia sudah macam tong sampah saja. Yang banyak diasupkan konten berita sampah!
Sungguh berbanding terbalik, jika melihat pola viral di luar negeri. Thailand misalnya, 
di sana sedang viral sekali bagaimana upaya penyelamatan remaja yg terjebak berhari-hari di gua sana.
Para penyelamatnya disanjung begitu heboh karena sangat viralnya. 




Pola viral nirfaedah di Indonesia ini juga tidak hanya berlaku dalam konteks 'hiburan' semata. Contohnya yang paling terbaru adalah pelari dari Indonesia, Zohri. 
Yang berhasil menyabet medali emas nomor jarak 100 meter yang berlangsung di Finland. Diviralnya untuk sesuatu yang nirfaedah:
"karena dia mengibarkan bendera Polandia yg terbalik". Ya, saya juga sedikit merasa ada unsur politisnya mengapa ini diviralkan begitu hebat, memang. Mengapa bukan prestasinya yg diviralkan? well, tanpa merendahkan pencapaian dari Zohri. Mungkin karena prestasinya tidak begitu "silau" di mata orang Indonesia.
Karena toh, juara-juara dunia lainnya, bernasib kurang baik (jika tidak dikatakan sial). Mereka masih saja kesulitan dalam hal ekonomi. Contohnya Fauzan, juara dunia asal Banjarmasin yg berhasil jadi juara dunia karate di Ceko. Anak dari seorang tukang pijit ini begitu bergumul dengan kesulitan pasca ditolak sebagai anggota kepolisian. 
Sekarang dia sedang melamar untuk menjadi Satpol PP. (semoga berhasil diterima ya Bung!)



Lalu bukan hanya rakyat Indonesia saja yg terjangkit virus "viral" ini. Pemerintahannya pun juga sama latahnya. Dengan muka badak, pemerintah menjanjikan seabrek hadiah untuk Zohri. Mulai dari Umroh, pekerjaan tetap, dll. Lalu ke mana pemerintah pada saat Zohri sedang berjuang? Apa jadinya jika bukan Bob Hasan yg turun tangan dalam kelangsungan perjuangan Zohri hingga menjadi juara dunia? 

Ah sudah lah... 

Kalau kalian mau hidup nikmat di Indonesia. Cukup menjadi tenar karena viral saja. Monyong-monyong di depan kamera smartphone, sambil merendahkan diri sendiri
sepertinya cukup manjur untuk berduit daripada "makan" buku 12 tahun + 4 tahun di bangku kuliah.

Hmmm... Sepertinya Indonesia juga butuh viral di mata dunia... Seperti Korea dengan 'Gangnam Style-nya'
"by the way, Indonesia itu sebelah mananya Bali ya?" -kata orang Swedia yg saya temui