BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Penyebab melambungnya harga telur usai Lebaran

Pedagang menata telur ayam untuk dijual pada salah satu toko penjualan telur ayam di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (11/6/2018).
Kenaikan harga telur ayam ras setelah Lebaran menimbulkan keresahan bagi masyarakat, baik penjual maupun pembeli.

Dari sisi penjual, mereka cemas akan daya beli masyarakat selama beberapa hari dan pekan ke depan apabila harga tidak kembali stabil.

Mengutip Liputan6, harga telur ayam dalam negeri di Pasar Tradisional Kebayoran Lama, Jakarta terus melambung usai Lebaran 2018. Harga telur naik Rp1.000 dalam hitungan pekan.

Seorang pedagang telur Erman (28) mengungkapkan, harga telur terus naik sejak malam takbiran hingga menyentuh Rp29 ribu per kilogram (kg).

"Telur ayam sudah naik sejak malam takbir kemarin. Awalnya Rp23.000 (per kg), terus naik, sekarang jadi Rp 29.000 (per kg). Kenaikannya Rp 1.000 tiap minggunya," ujar dia, Senin (9/7/2018).

Erman menyatakan, permintaan telur yang terus meningkat menjadi faktor harga jualnya menjadi naik.

"Penyetor lebih mengutamakan yang di daerah daripada di Jakarta," jelas dia.

Sementara, harga telur ayam ras di pasaran di Kabupaten Aceh Timur, Aceh, melonjak hingga 50 persen, yakni dari Rp1.000 menjadi Rp1.500 per butir, karena permintaan meningkat, sementara pasokan terbatas.

Mustafa, pedagang di Kota Idi, Ibu kota Aceh Timur, Selasa (10/7) menyatakan, harga jual telur tersebut sebelum Idul Fitri Rp1.000 per butir, tapi sekarang naik menjadi Rp1.500 per butir.

Ia mengatakan, meskipun harga telur ayam selama Ramadan 1438 Hijriah sempat mengalami kenaikan harga mencapai 30 persen atau Rp1.300 per butir, tetapi menjelang Idulfitri harga telur ayam turun Rp1.000 per butir atau setara Rp30.000 per papan (isi 30 butir).

"Tapi setelah Idulfitri hingga saat kenaikan telur ayam terus melonjak hingga mencapai Rp1.500 per butir atau setara Rp45.000 per papan," terang Mustafa dikutip Antaranews (10/7).

Namun isu kenaikan harga telur tersebut sempat dibantah oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Harga komoditas pangan itu dinilainya justru sudah menurun.

"Telur nggak (naik harganya), telur sudah turun," katanya seperti dikutip dari Republika.

Pernyataan Mendag tersebut berbeda dengan catatan laman Info Pangan Jakarta yang menyatakan harga rata-rata telur ayam di Jakarta pada Senin (9/7) mencapai Rp 27.060 per kg dari sebelumnya Rp 26.000 per kg.

Menilik data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, dua pekan menjelang Idulfitri harga telur ayam ras secara nasional mencapai Rp22.800 per kg. Harga paling tinggi dialami oleh kota Jayapura yang mencapai Rp29.100 per kg.

Namun per 18 Juni 2018, atau dua hari usai Idulfitri harga telur ayam secara nasional mengalami kenaikan menjadi Rp23.000. Harga tersebut terus merangkak naik hingga Rp23.500 per 9 Juli 2018.

Menurut Mahpudin (55), kenaikan harga telur yang signifikan disebabkan oleh produksi yang turun sedangkan permintaan tetap tinggi, sehingga berpengaruh kepada stabilitas harga pasar seperti saat ini.

"Informasinya produksi telur turun sehingga distributor menaikkan harga," jelasnya.

Pengusaha jasa boga, Esther Haryani (50) mengungkapkan permintaan telur yang meningkat akibat peralihan preferensi konsumsi masyarakat dari daging menjadi telur usai hari raya.

Esther mengakui, permintaan pelanggan terhadap makanan berbahan dasar daging turun signifikan usai Lebaran.

"Selama Lebaran orang banyak mengonsumsi daging, mungkin jenuh dan ingin berganti, tapi ingin tetap kebutuhan proteinnya terpenuhi makanya banyak yang memilih telur," ujar Esther kepada Beritagar.id, Selasa (10/7).

Lili, salah seorang pedagang pasar Argosari Wonosari, Yogyakarta, mengatakan sejak program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) diberlakukan sebagai pengganti beras miskin (raskin) pasokan telur dari peternak sedikit tersendat. Karena telur menjadi salah satu komoditas yang harus dibeli dalam program BPNT.

Akibatnya, persediaan telur dari peternak lebih banyak terserap untuk memenuhi kebutuhan BPNT tersebut. Karena pasokan di pasaran berkurang maka secara otomatis harga telur juga terkerek naik. Bahkan saat ini harga telur menyamai level tertinggi menjelang Lebaran lalu.

"Tidak tahu sampai kapan harga naik," katanya dilansir dari Kumparan.

Seorang pedagang di Pasar Wonosari, Haryanti mengakui kenaikan harga telur dan cabai rawit. Dia mengatakan kenaikan ini karena setelah Lebaran banyak hajatan dan acara budaya seperti bersih desa.

"Memang sejak habis lebaran ada beberapa yang naik. Saat ini banyak hajatan dan bersih desa," ucapnya seperti dikutip dari Antaranews.

Dia mengatakan, selain cabai rawit merah, cabai rawit hijau yang sebelumnya Rp23.000 per kg mengalami kenaikan menjadi Rp25.000 per kg. Harga cabai merah keriting Rp23.000 per kg, cabai merah biasa Rp24.000 per kg.

"Kemungkinan harga telur dan cabai akan meningkat, seiring tingginya permintaan dan stok yang stabil," katanya.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...r-usai-lebaran

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- 4 anak lagi diselamatkan, misi ke-3 disiapkan di gua Thailand

- Gerakan solidaritas bersama untuk Najib Razak

- Lima mantan terpidana korupsi gugat larangan nyaleg

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
8.2K
71
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan