Weltscmerzadalah rasa muak dan pesimis terhadap keadaan dunia sekarang. Istilah weltscmerz berasal dari bahasa Jerman yaitu "welt" yang berarti dunia dan "scmerz" yang berarti sakit. Kata weltscmerz dicetuskan di Jerman oleh penulis Jean Paul (pseudonim dari Johann Paul Friedrich Richter) pada novel Selina yang diterbitkan tahun 1827. Istilah ini diciptakan untuk melukiskan keadaan dunia yang memprihatinkan pada saat itu dan tetap poppuler hingga sekarang.

Istilah ini semakin sering muncul di teks berbahasa inggris setelah perang dunia kedua. Pada tahun 1980, ekstrimis sayap kanan melakukan mengeboman yang menewaskan 13 orang di Munich, Jerman. Selain itu, pada dekade tersebut sedang terjadi banyak permasalahan kesehatan, keamanan, dan lingkungan yang semakin menimbulkan kekhawatiran masyarakat. Terus munculnya becana alam dan sosial inilah yang membuat kata weltscmerz tetap relevan seiring berjalannya waktu.



Banyak alasan yang membuat orang merasa putus asa dengan kondisi dunia sekarang. Bencana alam yang tidak berkesudahan. Perang yang terus menimbulkan korban dan kepedihan. Banyaknya tindakan kriminal dimana-mana. Dan masih banyak lagi fenomena yang membuat kita merasa weltscmerz.

Alasan orang merasa weltscmerzbiasanya berbeda-beda tergantung apa yang ada disekitarnya. Bagi orang Amerika, mungkin mereka merasa weltscmerz karena presiden mereka adalah manusia yang rasis. 



Bagi orang Jepang, mungkin mereka merasa muak karena rutinitas pekerjaan mereka yang menjenuhkan. 


Bagi orang-orang di negara-negara Afrika, mungkin mereka merasa weltscmerzkarena bencana kelaparan yang tak berkesudahan. 



Bagi kita di Indonesia, mungkin kita merasa weltscmerzkarena melihat banyaknya penjabat korup di negara kita. Dan masih banyak alasan lain untuk merasa weltscmerz.



Mungkin dari agan ada yang sedang atau pernah merasakan kondisi batin seperti ini. Memang dunia ini masih jauh dari sempurna dan perlu dilakukan banyak pembenahan. Namun, kita semua tidak boleh terus terjebak dalam pesimisme. Mari bersama-sama bergerak menumbukan optimisme di masyarakat. Caranya kita mulai dengan memilih pemimpin daerah yang baik. Jadi, bertepatan dengan pilkada serentak hari ini, pilihlah pemimpin yang mau dan mampu menyejahterakan rakyatnya di daerah agan masing-masing.