Hari-Hari Menegangkan, Malam-Malam yang Panjang
Tiga Tahun Letusan Gunung Merapi

"Merapi mulai mengeluarkan luncuran awan panas. Terjadi peningkatan intensitas jumlah gempa dengan durasi lama. Live dari BPPTK Yogyakarta"
October 26, 2010 at 5:27pm via mobile

"Seluruh pos pemantauan Merapi sudah diminta turun. Evakuasi paksa. Sirene sudah dibunyikan. Seismograf yang ekstrim masih belum selesai. Di ruang pemantauan BPPTK ini hanya ada doa dan takbir.."
October 26, 2010 at 6:23pm via mobile

--------------

Adzan Maghrib baru saja berlalu. Suara seismograf terus berdenging tanpa henti. Jarum seismograf juga terus bergerak liar. Berkali-kali telepon yang terletak di meja berdering. Pada saat yang bersamaan suara orang bersahut-sahutan dari handy talky semakin menjadikan situasi begitu bising, mencekam. Tepat pukul 18.00 WIB, suara sirine menyalak kencang dari atas menara pandang pos pengamatan tersebut. "Allahu Akbar..." Orang-orang yang berada di ruangan itu pun berhamburan keluar ruangan. Kepanikan mencapai titik puncak. "Lari... tinggalkan pos. Selamatkan diri masing-masing."

Surono tak bisa menutupi kekhawatirannya. "Saya harus bicara blak-blakan, kemungkinan akan terjadi letusan eksplosif yang luar biasa. Sekarang ini saja sudah lebih dari 24 jam erupsi besar tidak berhenti." Tidak berselang jam perkataan Surono menjadi kenyataan, menjadi catatan malapetaka. Merapi meletus dahsyat, yang terdengar hingga 40 km. Bagaimana sebuah gunung hanya setinggi 3 km bisa menyemburkan asap hingga 9 km atau tiga kali panjang tubuhnya. Gunung Merapi mengeluarkan beberapa kali dentuman yang sangat keras, sesuatu yang bukan karakter Merapi.

Awan panas meluncur dahsyat dengan jarak mencapai 14-15 km. Hujan pasir melanda hingga radius 30-an km. Bau belerang menyesakkan napas. Pekat. Jalan Kaliurang dipenuhi ratusan ribu manusia yang bergerak turun. Zona Awas Merapi yang pada awalnya hanya radius 5 km, diperluas menjadi radius 20 km. Aktivitas benar-benar lumpuh. Kegiatan belajar-mengajar di Kota Pelajar ini sampai diliburkan sepekan lebih. Tidak hanya di Sleman, tetapi juga di Jogja, sebagian Bantul, Kulonprogo, dan Gunungkidul. Sementara di Magelang Muntilan tak bisa ditembus karena tebalnya abu dan material Merapi. Gunung Merapi pun mencatat sejarah, melampaui batas maksimum yang pernah tercatat...

(Buku Letusan Merapi 2010, Sebuah Catatan Jurnalistik: Hari-Hari Menegangkan)

--------------

Doa kami untuk para korban dan keluarga yang ditinggalkan. Teriring salam untuk rekan-rekan Jalin Merapi (JM2 khususnya), serta seluruh petugas, relawan, semua rekan-rekan yang baik ada di garis depan maupun mendukung darimana saja. Terimakasih telah memberikan pelajaran yang berharga tentang bagaimana menghargai kehidupan.

"There's nothing stronger than the heart of a volunteer." (Lt. Col. Doolittle)

Sumber : link