[PERANG KUNO] 5 Siasat Pengepungan Tak Lazim Ini Berhasil Menaklukkan Lawannya
TS
ranggaputera
[PERANG KUNO] 5 Siasat Pengepungan Tak Lazim Ini Berhasil Menaklukkan Lawannya
DALAM sejarah peperangan, teknologi pertahanan sama berkembangnya dengan senjata penyerangan. Misalnya saja, dibangunnya benteng besar dengan dinding yang kokoh demi menahan sebagian besar tentara musuh di luar benteng.
Kalau Agan pernah bermain game Stronghold, Agan bisa merasakan betapa sulitnya mengalahkan lawan dengan benteng plus dinding yang besar. Oleh sebab itu, perang zaman dahulu penuh dengan strategi pengepungan yang acap kali memakan waktu yang sangat lama.
Untuk masuk ke suatu kota atau benteng, manusia telah menuangkan semua kecerdikan mereka untuk menciptakan berbagai macam senjata. Sama halnya ketika dikepung, manusia juga mengerahkan seluruh daya upayanya untuk bisa selamat.
Nah, berikut daftar lima taktik paling tak lazim dalam dunia peperangan namun menuai sukses besar. Cekidot Gan.
Quote:
5. Gerombolan babi
Quote:
Quote:
Raja Johnumumnya dianggap sebagai raja terburuk dalam sejarah Inggris. Pasalnya, ia mengalami beberapa pemberontakkan dari para bangsawan (baron) dan rakyat yang tidak puas. Hingga akhirnya, pada tahun 1215 muncul piagam Magna Carta yang membatasi kekuasan raja yang absolut itu. Piagam tersebut juga menjadi landasan awal pengakuan terhadap hak-hak sipil.
Pada awalnya, Raja John menyetujui. Tak berapa lama kemudian dirinya berubah keputusan. Para baron dan rakyat pun bangkit memberontak kembali. Raja pun mencoba banyak cara untuk mempertahankan kekuasaan absolutnya dengan diplomasi, pemboman dan penyuapan.
Raja John memang berhasil menguasai halaman di luar benteng para baron. Namun para baron dan pemberontak sipil tak kunjung menyerah di dalam benteng.
Dirinya pun menyuruh para insyinyurnya untuk menggali terowongan di bawah benteng. Ketika terowongan sudah siap, Raja John memerintahkan para insyinyurnya untuk melepas 40 ekor babi paling kencang dan gemuk yang dibakar supaya berlari kesetanan di dalam terowongan.
Api begitu kencang sehingga terowongan itu runtuh dan hanya meninggalkan menara di atasnya. Para pemberontak hanya bisa mengulur waktu lebih lama namun akhirnya mereka menyerah karena kelaparan.
Franz Helmadalah seorang master artileri di Jerman abad ke-17. Dia pernah menulis buku tentang senjata pengepungan. Dalam satu teks, Helm menjelaskan bagaimana Agan bisa menggunakan kucing untuk menghancurkan musuh:
"Buat karung kecil seperti panah api. Jika Anda ingin pergi ke kota atau kastil, carilah kucing dari tempat itu. Dan ikatlah tas itu ke bagian punggung kucing, menyalakannya, membiarkannya tetap menyala dengan baik dan kemudian lepaskan kucing itu pergi. Dan karena takut, ia (kucing) berpikir untuk menyembunyikan dirinya di tempat seperti gudang jerami dan jerami itu akan terbakar," tulis Franz Helm.
Sebelumnya, ketika kotaMegara di Yunani dikepung tentara Peloponnesia yang dipimpin oleh Raja Spartan Archidamus III, orang-orang di dalamnya mengolesi gajah dengan minyak babi. Kemudian, mereka mengusir gajah ke luar tembok benteng dengan kondisi tubuh terbakar. Gajah yang terbakar itu pun lari tak tentu arah hingga pasukan Peloponnesia pun kocar-kacir dibuatnya.
Quote:
Spoiler for Sumber::
http://time.com/14212/rocket-cats-rocket-cats/
Quote:
3. Toilet
Quote:
Quote:
Kita saat ini hidup di zaman modern dengan sistem saluran perpipaan yang mutakhir. Namun pada Abad Pertengahan, sebuah toilet di istana bisa terbuat dari papan dengan lubang di permukaannya. Hal ini memungkinkan limbah Agan turun ke bawah.
Agan-agan sekalian mungkin berpikir bahwa toilet akan menjadi sebuah senjata yang melempar atau menjatuhkan kotoran. Bukan! Bukan begitu cara kerjanya. Justru sebaliknya, toilet bisa menjadi jalan masuk bagi pasukan lawan.
Kastil Gaillarddibangun oleh Raja Richard the Lionheart. Benteng itu dibangun dengan tujuan tak dapat ditembus. Namun, kurang dari 10 tahun sejak berdiri, Kastil Gaillard pun jatuh.
Raja Philip II dari Perancis bisa merebut bagian luar Kastil Gaillard tapi tidak bisa merebut kastil itu sendiri. Salah seorang anak buahnya kemudian melihat, toilet kastil bisa menjadi solusi yang mereka cari. Seorang tentara dikirim ke celah sempit dan kotor yang mengarah ke toilet. Dia kemudian merangkak diam-diam ke sebuah kapel dan membuka jendelanya, sehingga pasukan Prancis bisa masuk ke dalam kastil.
Tentara Prancis pun merebut benteng yang tak tertembus berkat toilet.
Manfaat dari tembok benteng adalah kamu bisa bersembunyi di baliknya jika musuh melemparkan sesuatu. Kamu juga bisa menggunakan ketinggiannya untuk melemparkan sesuatu balik ke arah musuh. Namun, tentara musuh tidak bodoh. Bagaimanapun, musuh tidak akan memberimu kesempatan untuk memukul balik mereka.
Ketika orang-orang Vikingmenyerang Chester pada abad ke-10, mereka menggunakan papan yang disebut "rintangan" untuk mencegah senjata yang dilemparkan oleh pasukan lawan. Ketika para Viking hendak menghancurkan tembok, penduduk Chester pun menjadi kreatif.
Pertama, mereka mengambil semua bir yang ada di kota dan mendidihkannya sebelum menuangkannya ke papan "rintangan" Viking. Mereka pun berhasil membuat kulit penyerbu terkelupas kesakitan. Pasukan Viking pun melapisi papan "rintangan" mereka dengan kulit binatang, sehingga cairan bir yang mendidih bisa mengalir ke sisi-sisinya.
Walaupun begitu, penduduk Chester masih mempunyai satu muslihat yang luar biasa. Mereka mengambil sarang lebah di kota dan melemparkan mereka ke papan "rintangan" Viking. Marah dengan perlakuan ini, lebah mulai menyengat pasukan Viking. Orang-orang Viking pun menghentikan usaha mereka dan meninggalkan pengepungan tersebut.
Pada abad ke-12, bukan hal yang biasa bagi kerajaan-kerajaan di Jerman untuk saling berperang satu sama lain. Pada tahun 1140, Conrad IIIpergi berperang melawan Duke of Welf. Pasukan Conrad III berhasil mengepung Kota Weinsberg.
Conrad III mengatakan kepada penduduk, dia akan membakar kota dan meratakannya dengan tanah. Siapapun yang selamat akan dibunuh. Ketika ultimatumnya tak dihiraukan, Conrad bertekad untuk mewujudkan ancamannya. Akhirnya, warga Kota Weinsberg pun menyerah. Conrad memerintahkan semua orang untuk berkumpul di satu tempat untuk tunduk dan menghadapi kematian.
Meski begitu, para penduduk pria di Kota Weinsberg itu malah bersedia mati. Tetapi, mereka memohon permintaan terakhir agar para wanita diizinkan bebas pergi meninggalkan kota. Sebagai seorang pria yang mulia, Conrad memberi izin kepada wanita tersebut untuk meninggalkan kota dengan apa pun yang bisa mereka bawa.
Ketika tiba waktunya bagi wanita untuk pergi, tentara yang mengepung terkejut melihat mereka berjalan terbungkuk-bungkuk dengan laki-laki di punggung mereka. Beberapa tentara raja menganggap ini adalah sebuah tipuan yang memalukan. Namun raja malah tertawa dan membiarkan para wanita dengan apapun yang bisa mereka bawa, pergi dari medan peperangan.
"A king" Conrad III said, "should always stand by his word." "Seorang raja," tutur Conrad III, "harus menepati janjinya."