Sepanjang tahun 2016/2017, prosesor Qualcomm Snapdragon 625 bisa dikatakan menjadi prosesor favorit yang digunakan oleh banyak brand.
Alasannya mudah saja, prosesor ini banyak digunakan oleh smartphone yang penjualannya laris atau smartphone yang banyak dibicarakan, seperti ASUS Zenfone 3, ASUS Zenfone Zoom S, ASUS Zenfone 4 Selfie dan Selfie Pro, Xiaomi Redmi Note 4, Xiaomi Redmi 5 Plus, Xiaomi Mi A1, Vivo X9, Vivo V5 Plus, Moto G5s Plus, Moto Z Play, dan masih banyak lagi.

Nah, naga-naganya, calon pengganti prosesor Qualcomm Snapdragon 625 adalah Qualcomm Snapdragon 636.
Sebenarnya, setelah Snapdragon 625, Qualcomm sudah mempersiapkan Snapdragon 626, Snapdragon 630, Snapdragon 660, dan tentunya Snapdragon 636 itu sendiri.
Snapdragon 626 hanyalah perbaikan minor dari Snapdragon 625, sedangkan Snapdragon 630 dan 660 seharusnya menjadi pengganti 625 di tahun 2017.

Namun faktanya, tetap lebih banyak smartphone sukses yang menggunakan Snapdragon 625.
Tak pelak lagi, Snapdragon 636 inilah yang bakal menjadi tumpuan harapan Qualcomm untuk menjadi penerus Snapdragon 625.

Snapdragon 636, seperti halnya Snapdragon 625, menggunakan manufacturing process 14 nm dan arsitektur 64 bit.
Clock speed maksimal Snapdragon 636 malahan memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan Snapdragon 625, yaitu 1.8 GHz berbanding 2.0 GHz.
Meskipun begitu, Snapdragon 636 menggunakan arsitektur Kryo 260 yang memiliki performa 40% lebih baik dibandingkan Cortex-A53 yang digunakan oleh Snapdragon 625.

Ilustrasinya begini: ada dua orang yang diberi tugas membersihkan meja, yang satu cepat namun relatif kurang cekatan, sedangkan yang satu lagi sedikit kurang cepat, namun sangat cekatan. Jika mereka diberi tugas membersihkan meja selama kurun waktu tertentu, kemungkinan besar yang akan berhasil membersihkan meja lebih banyak adalah yang sedikit kurang cepat namun lebih cekatan.

Ya, meskipun ilustrasi di atas mungkin tidak tepat benar, namun setidaknya bisa memberikan gambaran mengapa Snapdragon 636 yang justru memiliki clock speed lebih rendah, secara total performanya malah mengalahkan Snapdragon 625.

Satu yang jelas merupakan peningkatan signifikan dari Snapdragon 636 adalah kemampuannya untuk memberikan output tampilan pada resolusi 2160 x 1080, sehingga cocok dengan trend smartphone kekinian yang memiliki layar lebar dengan rasio 18:9.

Keunggulan lain Snapdragon 636 adalah dukungan terhadap USB 3.1, Bluetooth versi 5, Dual Channel LPDDR4, serta teknologi Quick Charge 4.0.

Pada sektor video, Snapdragon mendukung perekaman dan pemutaran video 4K Ultra HD pada frame rate 30fps dan 1080p pada frame rate 120fps.

Bagi para maniak benchmark, berikut adalah hasil benchmark AnTuTu untuk keluarga prosesor Snapdragon seri 6:
 
·        Snapdragon 625: 63000
·        Snapdragon 626: 67000
·        Snapdragon 630: 70000
·        Snapdragon 636: 110000
·        Snapdragon 660: 118000
 
Terlihat bahwa Snapdragon 636 unggul jauh dibandingkan Snapdragon 630, apalagi Snapdragon 625, serta hanya kalah tipis saja dibandingkan dengan Snapdragon 660.

Nah, dari pemaparan di atas, wajar bukan bila Snapdragon 636 bakal menjadi favorit pengganti Snapdragon 625 di tahun ini dan kemungkinan sampai tahun depan.

Di Indonesia, smartphone yang menggunakan Snapdragon 636 ini juga bakal marak. ASUS hadir duluan dengan menuntaskan proses sertifikasi TKDN dan SDPPI atas perangkat yang memiliki kode ASUS_X00TD.

Namun Xiaomi menikung dengan meluncurkan terlebih dahulu Xiaomi Redmi Note 5 pada pertengahan April ini.

Manakah yang bakal unggul? Yang jelas, kitalah sebagai konsumen yang diuntungkan dengan adanya berbagai macam pilihan smartphone dengan calon prosesor favorit.